Waketum MUI: Kekerasan di Sejumlah Negara Mengakibatkan Hilangnya Rasa Kemanusiaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud menilai pentingnya memahami partisipasi manusia dalam hukum ketuhanan dan pengaruhnya terhadap pembangunan. Sebab menjaga keberlangsungan negara dan menjauhkan kekerasan serta peperangan bangsanya adalah suatu keharusan.
"Kekerasan yang terjadi di negara-negara perang mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan," kata Kiai Marsudi saat membuka dialog yang mengusung tema “Exploring Approaches To Humanitarian Action And Topics of Mutual Humanitarian Interest” di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/19/2022).
Dialog yang diselenggarakan oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan International Commite of Red Cross (ICRS) membahas berbagai hal terkait dengan kemanusiaan.
"Kaitan kerja sama antara MUI dan ICRC adalah kesamaan hal yang diurusi, yaitu kemanusiaan, menolong orang orang yang kena musibah baik musibah perang, bencana alam dan lain lainnya itulah intinya," ucapnya.
Karena, sebagian besar kekerasan yang disaksikan oleh banyak negara saat ini disebabkan oleh hilangnya atau lemahnya perasaan kemanusiaan, dan ketidakseimbangan sistem nilai yang membuat suatu kebutuhan mendesak untuk menekankan suatu kepentingan pada sistem dan tata nilai kemanusiaan, dan keragaman budaya serta peradaban. "Dimulai melalui kesamaan manusia antara semua manusia," ujarnya
Menurut Kiai Marsudi, Allah SWT telah memuliakan manusia atas sifat kemanusiaannya bukan membedakan antara manusia itu sendiri. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Isro ayat 80 bahwa sugguh Aku telah memuliakan keturunan Nabi Adam.
"Jadi manusia adalah bangunan Tuhan, barang siapa yang menghancurkannya maka ia menghancurkan bangunan Tuhan," kata Waketum MUI yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah.
Hukum agama samawi dengan bulat menyetujui sejumlah besar nilai dan prinsip kemanusiaan. Hal yang paling penting adalah menjaga jiwa manusia. "Urusan kemanusiaan adalah tidak bertanya dulu apa agamanya, namun berbuat melakukan pertolongan terlebih dulu baru lainnya," terangnya
"Kekerasan yang terjadi di negara-negara perang mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan," kata Kiai Marsudi saat membuka dialog yang mengusung tema “Exploring Approaches To Humanitarian Action And Topics of Mutual Humanitarian Interest” di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/19/2022).
Dialog yang diselenggarakan oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan International Commite of Red Cross (ICRS) membahas berbagai hal terkait dengan kemanusiaan.
"Kaitan kerja sama antara MUI dan ICRC adalah kesamaan hal yang diurusi, yaitu kemanusiaan, menolong orang orang yang kena musibah baik musibah perang, bencana alam dan lain lainnya itulah intinya," ucapnya.
Karena, sebagian besar kekerasan yang disaksikan oleh banyak negara saat ini disebabkan oleh hilangnya atau lemahnya perasaan kemanusiaan, dan ketidakseimbangan sistem nilai yang membuat suatu kebutuhan mendesak untuk menekankan suatu kepentingan pada sistem dan tata nilai kemanusiaan, dan keragaman budaya serta peradaban. "Dimulai melalui kesamaan manusia antara semua manusia," ujarnya
Menurut Kiai Marsudi, Allah SWT telah memuliakan manusia atas sifat kemanusiaannya bukan membedakan antara manusia itu sendiri. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Isro ayat 80 bahwa sugguh Aku telah memuliakan keturunan Nabi Adam.
"Jadi manusia adalah bangunan Tuhan, barang siapa yang menghancurkannya maka ia menghancurkan bangunan Tuhan," kata Waketum MUI yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah.
Hukum agama samawi dengan bulat menyetujui sejumlah besar nilai dan prinsip kemanusiaan. Hal yang paling penting adalah menjaga jiwa manusia. "Urusan kemanusiaan adalah tidak bertanya dulu apa agamanya, namun berbuat melakukan pertolongan terlebih dulu baru lainnya," terangnya
(cip)