Ketua DPP Perindo soal Dinamika Pencapresan: Masih Elitis, Harus Diubah untuk Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Organisasi dan Kaderisasi Yusuf Lakaseng mengatakan rakyat Indonesia yang notabene adalah pemegang hak suara dalam setiap pemilu sampai hari ini masih menjadi penonton. Dia menilai dinamika politik dalam pencapresan untuk Pemilu 2024 di Indonesia masih bersifat elitis.
"Saya melihat yang kurang dari dinamika pencapresan kita ini adalah ini masih dari elite, oleh elite untuk elite, rakyat masih penonton penuh," kata Yusuf dalam Diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (3/9/2022).
Alasannya, tokoh-tokoh politik yang muncul menjadi kandidat capres dirasa tidak memiliki gagasan konkret dalam membangun Indonesia. Oleh karenanya, dia menilai dinamika pencapresan ini masih untuk sesama para elite politik.
"Kita nyaris gapernah dengar mereka apa programnya, apa visinya, gapernah kita dengar itu. Makanya kemudian itu yang saya bilang ini masih terlalu elitis. Soal gimik pencapresan ini belum untuk raykat, tetapi masih untuk sesama elite yang saling bermain," jelas Yusuf.
Dia berharap dinamika pencapresan untuk Pemilu 2024 dapat berubah ke depannya. Menurutnya, pencapresan seharusnya bermain dalam pusaran ekspektasi dan kebutuhan masyarakat.
"Situasi ini harus diubah agar kedepan soal pencapresan ini betul-betul untuk masyarakat, untuk kebutuhan, untuk memenuhi ekspektasi mereka (rakyat)," pungkasnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
"Saya melihat yang kurang dari dinamika pencapresan kita ini adalah ini masih dari elite, oleh elite untuk elite, rakyat masih penonton penuh," kata Yusuf dalam Diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (3/9/2022).
Baca Juga
Alasannya, tokoh-tokoh politik yang muncul menjadi kandidat capres dirasa tidak memiliki gagasan konkret dalam membangun Indonesia. Oleh karenanya, dia menilai dinamika pencapresan ini masih untuk sesama para elite politik.
"Kita nyaris gapernah dengar mereka apa programnya, apa visinya, gapernah kita dengar itu. Makanya kemudian itu yang saya bilang ini masih terlalu elitis. Soal gimik pencapresan ini belum untuk raykat, tetapi masih untuk sesama elite yang saling bermain," jelas Yusuf.
Dia berharap dinamika pencapresan untuk Pemilu 2024 dapat berubah ke depannya. Menurutnya, pencapresan seharusnya bermain dalam pusaran ekspektasi dan kebutuhan masyarakat.
"Situasi ini harus diubah agar kedepan soal pencapresan ini betul-betul untuk masyarakat, untuk kebutuhan, untuk memenuhi ekspektasi mereka (rakyat)," pungkasnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(muh)