Eks Menteri BUMN Laksamana Sukardi Luncurkan Buku Pancasalah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri BUMN padaKabinet Gotong Royong era Presiden Megawati Soekarnoputri, Laksamana Sukardi meluncurkan buku berjudul Pancasalah. Peluncuran buku ini dihadiri mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, politisi senior pendiri Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Eros Djarot, dan akademisi Yudi Latif.
Laksamana Sukardi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kaya akansumber daya alam, tanah yang subur, potensi ekonomilautnya besar dan cuaca sangat menunjang. Sebagai negara, Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun.
Tetapi apa yang terjadi, lanjut dia, ternyata Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam, seperti Korea, Jepang, Taiwan, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Dulu kita lebih maju dari Tiongkok. Sekarang jarak kemajuannya antara langit dan sumur," katanya pada Selasa (30/8/2022). Menurut dia, hingga saat ini Indonesia belum mampu meningkatkan status ekonomi kesejahteraan rakyat menjadi negara berpenghasilan tinggi (sejahtera).
Perekonomiannya terjebak dalam pendapatankelas menengah (middle income trap). Laksamana Sukardi menutrkan, ada salah satu sebab yang mendasar yakni, Indonesia memiliki produktivitas sumber manusia yang jauh lebih rendah dari negara-negara tetangga tersebut.
Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut pada umumnya terbelenggu oleh lima kesalahan atau Pancasalah. Yaitu salah kaprah, salah lihat, salah asuh, salah tafsir, dan salah tata kelola.
Lima kesalahan itu dijabarkan oleh Laksamana Sukardi dalam bukunya yang berjudul "Pancasalah". Laksamana mencontohkan salah kesalahan dalam negara ini, yakni tata kelola.
Tata kelola sebuah negara harus baik. Sehingga kalau ada penyelewengan dalam pengelolaannya bisa dikembalikan ke tata kelola yang baik. Kalau negara ini belum bisa maju harus dilihat tata kelolanya.
Misalnya dalam hal demokrasi. Bagaimana bisa peraturan yang menyangkut partai, diputuskan oleh DPR yang dikendalikan oleh partai.
"Buku ini merupakan hasil pemikiran saya yang dirangkum dari studi literatur dan berbagai diskusi formal serta diskusi tidak formal. Pengalaman saya menekuni bidang ekonomi sebagaibankir profesional dan keterlibatan saya dalam gerakanreformasi 1998 di Indonesia serta tugas sebagai MenteriKabinet Gotong Royong Republik Indonesia (1999-2004) yang bertanggung jawab dalam restrukturisasi ekonomidan dunia usaha di Indonesia sangat memberikan kontribusi pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini," ujarnya.
Politisi senior Eros Djarot mengingatkan pentingnya membaca kembali preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu diungkapkan Djarot saat menjawab pertanyaan, terkait solusi sederhana dari sisi kebudayaan untuk memperbaiki kondisi negara yang sedang tidak baik-baik.
Sementara eks Menteri BUMN Dahlan Iskan menyoroti kenaikan harga BBM di dalam negeri yang berulangkali naik. Melihat fenomena kenaikan harga BBM yang selalu berulang, Dahlan Iskan mengatakan, sebaiknya negara mulai menggunakan energi non-BBM.
"Kita sudah harus manfaatkan energi untuk mengganti pemakaian BBM. Salah satunya mulai memakai kendaraan listrik," ucap Dahlan Iskan.
Lihat Juga: LPPM UBK Luncurkan Buku Bunga Rampai Bulan Bung Karno Refleksi Membangun Karakter Bangsa
Laksamana Sukardi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kaya akansumber daya alam, tanah yang subur, potensi ekonomilautnya besar dan cuaca sangat menunjang. Sebagai negara, Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun.
Tetapi apa yang terjadi, lanjut dia, ternyata Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam, seperti Korea, Jepang, Taiwan, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Dulu kita lebih maju dari Tiongkok. Sekarang jarak kemajuannya antara langit dan sumur," katanya pada Selasa (30/8/2022). Menurut dia, hingga saat ini Indonesia belum mampu meningkatkan status ekonomi kesejahteraan rakyat menjadi negara berpenghasilan tinggi (sejahtera).
Perekonomiannya terjebak dalam pendapatankelas menengah (middle income trap). Laksamana Sukardi menutrkan, ada salah satu sebab yang mendasar yakni, Indonesia memiliki produktivitas sumber manusia yang jauh lebih rendah dari negara-negara tetangga tersebut.
Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut pada umumnya terbelenggu oleh lima kesalahan atau Pancasalah. Yaitu salah kaprah, salah lihat, salah asuh, salah tafsir, dan salah tata kelola.
Lima kesalahan itu dijabarkan oleh Laksamana Sukardi dalam bukunya yang berjudul "Pancasalah". Laksamana mencontohkan salah kesalahan dalam negara ini, yakni tata kelola.
Tata kelola sebuah negara harus baik. Sehingga kalau ada penyelewengan dalam pengelolaannya bisa dikembalikan ke tata kelola yang baik. Kalau negara ini belum bisa maju harus dilihat tata kelolanya.
Misalnya dalam hal demokrasi. Bagaimana bisa peraturan yang menyangkut partai, diputuskan oleh DPR yang dikendalikan oleh partai.
"Buku ini merupakan hasil pemikiran saya yang dirangkum dari studi literatur dan berbagai diskusi formal serta diskusi tidak formal. Pengalaman saya menekuni bidang ekonomi sebagaibankir profesional dan keterlibatan saya dalam gerakanreformasi 1998 di Indonesia serta tugas sebagai MenteriKabinet Gotong Royong Republik Indonesia (1999-2004) yang bertanggung jawab dalam restrukturisasi ekonomidan dunia usaha di Indonesia sangat memberikan kontribusi pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini," ujarnya.
Politisi senior Eros Djarot mengingatkan pentingnya membaca kembali preambule (pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu diungkapkan Djarot saat menjawab pertanyaan, terkait solusi sederhana dari sisi kebudayaan untuk memperbaiki kondisi negara yang sedang tidak baik-baik.
Sementara eks Menteri BUMN Dahlan Iskan menyoroti kenaikan harga BBM di dalam negeri yang berulangkali naik. Melihat fenomena kenaikan harga BBM yang selalu berulang, Dahlan Iskan mengatakan, sebaiknya negara mulai menggunakan energi non-BBM.
"Kita sudah harus manfaatkan energi untuk mengganti pemakaian BBM. Salah satunya mulai memakai kendaraan listrik," ucap Dahlan Iskan.
Lihat Juga: LPPM UBK Luncurkan Buku Bunga Rampai Bulan Bung Karno Refleksi Membangun Karakter Bangsa
(hab)