Pernyataan Suharso Monoarfa Terkait Amplop Kiai Dinilai Keliru
loading...

Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa yang mengilustrasikan amplop kiai sebagai politik uang dinilai sangat keliru. Foto/Dok.MPI
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa yang mengilustrasikan amplop kiai sebagai politik uang dinilai sangat keliru. Maka itu, pernyataan Suharso Monoarfa tersebut dikritik oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi.
“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum partai politik khususnya yang berbasis Islam, itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, bagaimana kita, masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” ujar pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini, Jumat (26/8/2022).
Menurutnya, menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan. Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai hanyalah sekadar penghargaan.
Baca juga: PPP Sampaikan Permintaan Maaf Terkait Pernyataan Ketua Umum Suharso Monoarfa
“Itu (memberikan sesuatu) menjadi tradisi ya, menghormati guru, ya seperti kita bertamu bawa oleh-oleh ya, jadi tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan, justru para politisi yang datang itulah yang mestinya dia mengerti, memahami ya bagaimana dia ngerepotkan orang kemudian dia tidak melakukan apa-apa, tidak membantu apa-apa, kayak kita bertamu tidak membawa oleh-oleh, seperti itu saja sebetulnya,” katanya.
“Ilustrasi tersebut sangat tidak layak untuk seorang ketum partai politik khususnya yang berbasis Islam, itu berarti dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, bagaimana kita, masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” ujar pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini, Jumat (26/8/2022).
Menurutnya, menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan. Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai hanyalah sekadar penghargaan.
Baca juga: PPP Sampaikan Permintaan Maaf Terkait Pernyataan Ketua Umum Suharso Monoarfa
“Itu (memberikan sesuatu) menjadi tradisi ya, menghormati guru, ya seperti kita bertamu bawa oleh-oleh ya, jadi tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan, justru para politisi yang datang itulah yang mestinya dia mengerti, memahami ya bagaimana dia ngerepotkan orang kemudian dia tidak melakukan apa-apa, tidak membantu apa-apa, kayak kita bertamu tidak membawa oleh-oleh, seperti itu saja sebetulnya,” katanya.
Lihat Juga :