Sobary: Media Kurang All Out Awasi Penanganan Pagebluk Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sedang menghadapi tantangan berat menanggulangi pandemi Covid-19 dan segala dampaknya. Masyarakat harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai warga negara yang taat hukum dan aturan.
Budayawan Mohamad Sobary mengatakan kepatuhan dan segala tindakan masyarakat di tengah krisis ini akan menentukan masa depan. Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu menyelesaikan masalah multidimensi ini.
“Tindakan kita menentukan banyak hal; hidup kita sendiri, hidup orang lain, perbaikan kondisi ekonomi, dan harapa terhadap hari esok yang lebih baik,” ujarnya kepada SINDOnews, Senin (29/6/2020) sore.
(Baca: Fungsi Media dan Metode Komunikasi Krisis)
Segala kebijakan dan tindak tanduk pemerintah perlu diawasi dan dikritik dengan parameter yang jelas. Dia mengatakan orang boleh tak suka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Akan tetapi, perasaan tak suka itu tidak boleh mengorbankan nasib dan hari depan Negara ini. Sobary menilai ada orang yang terlalu berlebihan dalam membenci mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Menebar fitnah, caci maki, dan memasang jerat politik untuk menjebak presiden dan bisa mengorbankan banyak pihak. Ini politik busuk yang keluar dari jiwa-jiwa yang juga busuk,” tegasnya.
Di sisi lain, peran media massa sangat penting dalam mendukung, mengawasi, dan mengkritik kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Menurut Sobary, media kurang all out dalam melawan pagebluk Covid-19.
“Sering media begitu netral dan tidak memihak pada segenap kebijakan melawan pandemi ini. Media harus memihak pada politik besar melawan pandemi ini dengan kredo jurnalistik yang diciptakan khusus untuk situasi ini,” tutur Sobary.
(Baca: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk COVID-19)
Penanganan Covid-19, kata Sobary, menggunakan anggaran yang tak sedikit. Bahkan sekarang sudah mencapai Rp905 triliun. Untuk itu, semua pihak harus mengawasi pemanfaatan dana jumbo itu agar tidak terjadi penyelewengan.
“Jika terdapat unsur kongkalikong dan penyimpangan dalam penanganan pandemi ini, media harus menghajar tuntas para durjana itu sampai mereka diproses secara hukum. Langkah media ini akan menjadi teladan seluruh bangsa dan dikenang sepanjang masa,” pungkasnya.
Budayawan Mohamad Sobary mengatakan kepatuhan dan segala tindakan masyarakat di tengah krisis ini akan menentukan masa depan. Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu menyelesaikan masalah multidimensi ini.
“Tindakan kita menentukan banyak hal; hidup kita sendiri, hidup orang lain, perbaikan kondisi ekonomi, dan harapa terhadap hari esok yang lebih baik,” ujarnya kepada SINDOnews, Senin (29/6/2020) sore.
(Baca: Fungsi Media dan Metode Komunikasi Krisis)
Segala kebijakan dan tindak tanduk pemerintah perlu diawasi dan dikritik dengan parameter yang jelas. Dia mengatakan orang boleh tak suka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Akan tetapi, perasaan tak suka itu tidak boleh mengorbankan nasib dan hari depan Negara ini. Sobary menilai ada orang yang terlalu berlebihan dalam membenci mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Menebar fitnah, caci maki, dan memasang jerat politik untuk menjebak presiden dan bisa mengorbankan banyak pihak. Ini politik busuk yang keluar dari jiwa-jiwa yang juga busuk,” tegasnya.
Di sisi lain, peran media massa sangat penting dalam mendukung, mengawasi, dan mengkritik kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Menurut Sobary, media kurang all out dalam melawan pagebluk Covid-19.
“Sering media begitu netral dan tidak memihak pada segenap kebijakan melawan pandemi ini. Media harus memihak pada politik besar melawan pandemi ini dengan kredo jurnalistik yang diciptakan khusus untuk situasi ini,” tutur Sobary.
(Baca: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk COVID-19)
Penanganan Covid-19, kata Sobary, menggunakan anggaran yang tak sedikit. Bahkan sekarang sudah mencapai Rp905 triliun. Untuk itu, semua pihak harus mengawasi pemanfaatan dana jumbo itu agar tidak terjadi penyelewengan.
“Jika terdapat unsur kongkalikong dan penyimpangan dalam penanganan pandemi ini, media harus menghajar tuntas para durjana itu sampai mereka diproses secara hukum. Langkah media ini akan menjadi teladan seluruh bangsa dan dikenang sepanjang masa,” pungkasnya.
(muh)