Fahri Hamzah: Setelah Dimarahi, Kok Nggak Kayak Dimarahi

Selasa, 30 Juni 2020 - 07:50 WIB
loading...
Fahri Hamzah: Setelah Dimarahi, Kok Nggak Kayak Dimarahi
Politikus Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Fahri Hamzah mempertanyakan siapa pihak yang dimarahi Presiden Jokowi. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Video kemarahan Presiden Joko Widodo terhadap para menteri dalam penanganan COVID-19 mengundang banyak pertanyaan. Banyak pihak yang meragukan keseriusan presiden yang mengancam akan membubarkan lembaga hingga me- reshuffle kabinet atas lemahnya kinerja para menteri.

Seperti dilontarkan politus Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Fahri Hamzah melalui cuitan di Twitter, Selasa (30/6/2020) pagi. "Siapa yang menyiapkan bahan untuk marah ..siapa yang dimarahi...apakah yang marah dan yang dimarahi ada dalam satu gelombang? Karena Setelah dimarahi kok gak kayak dimarahi," cuit Fahri Hamzah melalui akun pribadinya, @Fahrihamzah.

Sebelumnya, Fahri juga mempertanyakan siapa yang harus menanggapi kemarahan Presiden Jokowi di depan para pejabat negara. Sebab, Jokowi yang terlihat cukup serius saat marah saat pembukaan sidang kabinet pada 18 Juni 2020, hingga saat ini tidak ada tindak lanjutnya sama sekali.( )

"Marah besar presiden @jokowi 11 hari lalu di istana negara di depan para pejabat negara siapa yang harus menanggapi ya? Kan marahnya serius masak gak ada follow up?," cuitnya.

Untuk diketahui, dalam sebuah video yang dirilis Biro Pres Setpres, Minggu (28/6/2020), Presiden Jokowi tampak jengkel dengan kinerja para menteri dalam penanganan krisis pandemi COVID-19. Bahkan dia menyebut bisa saja membubarkan lembaga ataupun melakukan reshuffle jika memang diperlukan untuk penanganan COVID-19.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ujarnya dalam video pembukaan Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juni.

Dia mengatakan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi bisa mencapai -7,5%. Hal ini merupakan kondisi serius yang tidak bisa hanya ditangani secara biasa-biasa saja. Dimana setiap pejabat seharusnya memiliki rasa untuk segera mengatasi krisis.( )

Jokowi melihat masih banyak jajarannya yang menganggap kondisi sekarang normal. Hal ini terlihat dari kinerja yang biasa-biasa saja. "Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini Apa engga punya perasaan suasana ini krisis," tuturnya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4944 seconds (0.1#10.140)