Pendekatan Jokowi ke Papua Harus Ditopang dengan Iklim Demokrasi

Senin, 29 Juni 2020 - 22:42 WIB
loading...
Pendekatan Jokowi ke...
Pemerintah diakui telah melakukan seluruh pendekatan terhadap Papua, baik dari sisi kebijakan nasional maupun daerah. Namun, pendekatan ini harus ditopang dengan iklim demokrasi yang lebih luas. FOTO/DOK.SINDOphoto/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Pemerintah diakui telah melakukan pendekatan terhadap Papua , baik dari sisi kebijakan nasional maupun daerah. Namun, pendekatan ini semestinya ditopang dengan iklim atau kran demokrasi yang lebih luas. Misalnya dengan menempatkan putra asli Papua di posisi strategis dan jabatan penting yang hingga kini masih kurang.

Analis politik dan kebijakan publik, Karyono Wibowo mengatakan, kasus di Papua bukan lagi merupakan persoalan rakyat di sana. Persoalan terbesar justru muncul dari kalangan elit, atau dengan kata lain konflik muncul antara elit dengan elit yang berkepentingan.

"Dugaan kuat, adanya konspirasi yang dimunculkan kalangan kelompok berkedok KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), propaganda untuk memecah belah rakyat Papua ," katanya dalam diskusi online bertema 'Indonesia Melihat Papua Nan Jauh di Sana' yang diselenggarakan Ikatan Jurnalis Universitas Islam Negeri (IJU) Jakarta, Senin (29/6/2020). Ikut hadir menjadi narasumber dalam diskusi tersebut Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Abdul Kadir Karding, Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta, dan Akademisi asal Papua, Siliwanus Tono.( )

Pada kesempatan itu, Stanislaus Riyanta menyoroti masalah keamanan dan ketertiban di Papua. Dia mencatat, setidaknya ada 23 kasus penembakan, dan sebagian besar dilakukan oleh KKB. Pada 2018 juga terjadi pembunuhan massal yang dilakukan kelompok tersebut.

Di sisi lain, medan atau geografis di Papua menjadi tantangan tersendiri bagi aparat keamanan yang bertugas di sana. Tak heran, kasus penangkapan atau pun penyerahan diri anggota KKB kerap diwarnai dengan barang bukti beberapa pucuk senjata.

Stanislaus melihat, sebenarnya isu rasialisme yang terjadi di Papua tidak benar terjadi. Isu ini hanya digunakan pihak-pihak tertentu untuk memperuncing keadaan. Apalagi kondisi itu masih ditambah dengan kemajuan teknologi atau pengaruh sosial media.( )

"Isu Papua ini mulai dinternasionalisasi oleh negara lain. Terkait masalah HAM di Papua, pemerintah masih tampak kewalahan mengatasi informasi-informasi yang berseliweran," ujarnya.

Maka itu, Stanislaus mendesak kepada DPR harus ada pembahasan UU Otonomi Khusus yang akan berakhir di tahun 2021. Dia meminta agar digulirkan kembali pembahasan UU tersebut. "Pendekatan sosial budaya sangat perlu dilakukan aparat TNI/Polri. Akan tetapi, perlu ada ketegasan dalam menangani persoalan ketertiban dan keamanan di Papua," katanya.

Siliwanus Tono, seroang akademisi asli Papua menyatakan bahwa nasionalisme masyarakat Papua terhadap NKRI tak perlu diragukan lagi. Dia pun melihat perhatian dan keberpihakan pemerintah kepada Papua, baik dalam sektor pemerataan pendidikan, fasilitas kesehatan, serta konektivitas pembangunan infrastruktur di Papua, misalnya Trans Papua dan lainnya sudah berjalan efektif. Namun, ia lebih menggarisbawahi tentang realisasi otonomi khusus yang belum sepenuhnya menyentuh masyarakat di sana.

"Persoalan serius yang harus menjadi perhatian Bersama, adalah UU Otonomi khusus. Harus dibahas kembali sehingga tidak menimbulkan polemik, tapi memberikan regulasi yang berpihak," kata Siliwanus.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
6 Guru Tewas Diserang...
6 Guru Tewas Diserang KKB Papua, Komisi X DPR Desak Pemerintah Lindungi Tenaga Pendidik
KPU Beberkan Anggaran...
KPU Beberkan Anggaran Pelaksanaan PSU Paling Banyak di Wilayah Papua
Ini 3 Cuitan Kritik...
Ini 3 Cuitan Kritik Fiersa Besari Sebelum Musibah Puncak Cartenz Papua
Banyak Penolakan Makan...
Banyak Penolakan Makan Bergizi Gratis di Papua, Kepala BGN: Mungkin Belum Tahu Manfaatnya
Natalius Pigai Tegaskan...
Natalius Pigai Tegaskan Amnesti Tapol Papua Bukan untuk yang Bersenjata
Disanksi DKPP karena...
Disanksi DKPP karena Loloskan Calon Tak Penuhi Syarat, KPU Papua Perlu Minta Maaf
10 Contoh Konflik Sosial...
10 Contoh Konflik Sosial di Indonesia, Ada yang Sebabkan Ribuan Korban Jiwa
Gugur Ditembak KKB,...
Gugur Ditembak KKB, Brigadir Iqbal Dikenal sebagai Sosok yang Pantang Menyerah
Ramai Dimunculkan Nama...
Ramai Dimunculkan Nama Caketum PPP, DPW se-Papua Raya Ikut Petunjuk Mardiono
Rekomendasi
10 Nama Negara Terpanjang...
10 Nama Negara Terpanjang di Dunia, Salah Satunya Mantan Penjajah
Pramono Anung Persilakan...
Pramono Anung Persilakan Perantau Cari Kerja di Jakarta
Lalu Lintas Padat, Tol...
Lalu Lintas Padat, Tol MBZ Berlakukan Buka Tutup Situasional
Berita Terkini
Didit Hadiri Halalbihalal...
Didit Hadiri Halalbihalal Megawati, PDIP: Silaturahmi dengan Prabowo Tinggal Tunggu Waktu
18 menit yang lalu
Usai Lebaran ke Rumah...
Usai Lebaran ke Rumah Jokowi, Luhut Pandjaitan Bicara Agak Keras Sedikit soal Pengamat-pengamat
40 menit yang lalu
Pramono Dapat Pesan...
Pramono Dapat Pesan dari Prabowo saat Bertemu Empat Mata di Masjid Istiqlal: Rahasia Negara
1 jam yang lalu
Menag Nasaruddin Umar...
Menag Nasaruddin Umar hingga Kepala Otorita IKN Lebaran ke Rumah Megawati
1 jam yang lalu
Intip Suvenir Open House...
Intip Suvenir Open House Prabowo: dari Payung, Handuk, hingga Putri Salju
1 jam yang lalu
Dapat Undangan Open...
Dapat Undangan Open House Prabowo, Driver Ojol Keramas sebelum Subuh
2 jam yang lalu
Infografis
Ini Alasan Mengapa Tanaman...
Ini Alasan Mengapa Tanaman Ganja Harus Ditanam di Ketinggian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved