Legenda Sang Hantu Putih Kopassus yang Menyerbu Ribuan Pemberontak Kongo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kopassus merupakan salah satu pasukan elit TNI AD yang berisikan prajurit-prajurit hebat dan tangguh. Tak jarang, Korps Baret Merah ini memperlihatkan aksi heroik saat menjalankan tugasnya.
Dikutip dari situs Kopassus Mil, cikal bakal pembentukan pasukan ini bermula pada 16 April 1952. Saat itu, melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 dibentuk Kesatuan Komando Teritorium III.
Baca juga : Kisah Soeharto Muda Ditampar Pendiri Kopassus
Komandan pertamanya dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah menjadi bagian Korps Speciale Troopen. Dalam perjalanannya, pasukan ini beberapa kali berganti nama. Sampai pada akhirnya, sekitar tahun tahun 1985, satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pada riwayatnya, Kopassus sering diterjunkan pada berbagai misi berbahaya. Tak hanya dalam negeri, pasukan elit ini juga pernah terlibat sebagai Pasukan Perdamaian PBB.
Salah satu misi heroik yang sulit dilupakan adalah ketika menjadi Pasukan Perdamaian di Negara Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, sekitar tahun 1962, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memerintahkan Indonesia untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo. Setelah itu, ditugaskan pasukan bernama Kontingen Garuda III (Konga III).
Anggota Konga III berisikan prajurit dari Batalyon 531 Raiders, Batalyon Kavaleri 7, Satuan Kodam II Bukit Barisan, hingga Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Pemimpin Konga III adalah Brigjen TNI Kemal Idris. Dia membawahi sekitar 3.457 tentara untuk ditugaskan di Albertville, Kongo. Pasukan tersebut dibawah naungan United Nations Operation in the Congo (UNOC).
Pada wilayah tersebut terdapat pasukan pemberontak pimpinan Moises Tsombee. Suatu hari, markas Konga III diserbu sekitar 2.000 milisi pemberontak. Beruntung pasukan Indonesia berhasil bertahan dan memukul mundur mereka.
Dikutip dari situs Kopassus Mil, cikal bakal pembentukan pasukan ini bermula pada 16 April 1952. Saat itu, melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Instr/PDS/52 dibentuk Kesatuan Komando Teritorium III.
Baca juga : Kisah Soeharto Muda Ditampar Pendiri Kopassus
Komandan pertamanya dipercayakan kepada Mayor Moch. Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL yang pernah menjadi bagian Korps Speciale Troopen. Dalam perjalanannya, pasukan ini beberapa kali berganti nama. Sampai pada akhirnya, sekitar tahun tahun 1985, satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pada riwayatnya, Kopassus sering diterjunkan pada berbagai misi berbahaya. Tak hanya dalam negeri, pasukan elit ini juga pernah terlibat sebagai Pasukan Perdamaian PBB.
Salah satu misi heroik yang sulit dilupakan adalah ketika menjadi Pasukan Perdamaian di Negara Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, sekitar tahun 1962, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memerintahkan Indonesia untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo. Setelah itu, ditugaskan pasukan bernama Kontingen Garuda III (Konga III).
Anggota Konga III berisikan prajurit dari Batalyon 531 Raiders, Batalyon Kavaleri 7, Satuan Kodam II Bukit Barisan, hingga Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Pemimpin Konga III adalah Brigjen TNI Kemal Idris. Dia membawahi sekitar 3.457 tentara untuk ditugaskan di Albertville, Kongo. Pasukan tersebut dibawah naungan United Nations Operation in the Congo (UNOC).
Pada wilayah tersebut terdapat pasukan pemberontak pimpinan Moises Tsombee. Suatu hari, markas Konga III diserbu sekitar 2.000 milisi pemberontak. Beruntung pasukan Indonesia berhasil bertahan dan memukul mundur mereka.