4 Jenderal Kopassus Ini Nyaris Tewas di Medan Operasi, Nomor 1 Legenda Intelijen
loading...
A
A
A
Sebelum menggelar Operasi Seroja berskala besar di Timor-Timor (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, TNI terlebih dahulu mengirimkan unit kecil pasukan khusus ke belakang garis musuh. Tujuannya, selain untuk memetakan kekuatan Fretilin, juga mencari titik aman pendaratan bagi pasukan pendukung. Kapten Inf. Sutiyoso merupakan orang pertama yang dikirim Kepala G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk mengumpulkan informasi.
Dalam Operasi Flamboyan tersebut, mantan Gubernu DKI Jakarta ini tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh. Tidak hanya itu, mantan Wadanjen Kopassus ini juga harus menghindar dari kejaran musuh yang terus memburunya. Sambil bertempur, Sutiyoso membopong temannya satu persatu ke tempat yang lebih aman.
Sutiyoso saat operasi di Timor-Timur. Foto/istimewa
Dalam perang dahsyat seperti itu, keempat orang yang tertembak “mestinya” ditembak mati supaya tidak menjadi beban. Bahkan para senior yang dihubunginya melalui radio telah menyarankan supaya ditinggal saja. Tapi Sutiyoso tidak tega.
Salah satu anggota yang dipapah Sutiyoso meminta suapaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut. “Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!” kata Sutiyoso.
Upaya penyelamatan empat anggotanya tertembak akhirnya berhasil. Di bawah desingan peluru Fretilin, Sutiyoso membopong anggotanya yang terluka naik ke helikopter. Setelah berjuang keras, keempat anggota yang tertembak berhasil dievakuasi menggunakan helikopter. Sedangkan, Sutiyoso melanjutkan perjalanannya ke perbatasan NTT dengan menyusuri jalur pantai.
Dalam Operasi Flamboyan tersebut, mantan Gubernu DKI Jakarta ini tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh. Tidak hanya itu, mantan Wadanjen Kopassus ini juga harus menghindar dari kejaran musuh yang terus memburunya. Sambil bertempur, Sutiyoso membopong temannya satu persatu ke tempat yang lebih aman.
Sutiyoso saat operasi di Timor-Timur. Foto/istimewa
Dalam perang dahsyat seperti itu, keempat orang yang tertembak “mestinya” ditembak mati supaya tidak menjadi beban. Bahkan para senior yang dihubunginya melalui radio telah menyarankan supaya ditinggal saja. Tapi Sutiyoso tidak tega.
Salah satu anggota yang dipapah Sutiyoso meminta suapaya dia ditinggal dan dibekali granat. Jika sewaktu-waktu tertangkap, mereka akan meledakkan diri dengan granat tersebut. “Tidak! Kamu bisa saya selamatkan. Kuatkan saja dirimu!” kata Sutiyoso.
Upaya penyelamatan empat anggotanya tertembak akhirnya berhasil. Di bawah desingan peluru Fretilin, Sutiyoso membopong anggotanya yang terluka naik ke helikopter. Setelah berjuang keras, keempat anggota yang tertembak berhasil dievakuasi menggunakan helikopter. Sedangkan, Sutiyoso melanjutkan perjalanannya ke perbatasan NTT dengan menyusuri jalur pantai.
(cip)