Kemenkominfo Tekankan Pentingnya Literasi Digital untuk Hadapi Gangguan Informasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan teknologi yang begitu cepat, terkadang membuat beredarnya konten atau informasi hoaks cepat menyebar. Bahkan, hoaks kian meningkat di masa pandemi Covid-19.
Bermacam kalimat dan konten serta cuplikan berita kerap diputarbalikkan dari fakta ataupun berupa gambar-gambar yang telah didesain ulang dari gambar aslinya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, massifnya pengguna internet di Indonesia harus menjadi perhatian karena membawa berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyber bully dan konten negatif lainnya.
“Karena itu, peningkatan teknologi digital perlu diimbangi kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna,” jelas Semuel.
Sementara itu, Relawan Mafindo Yogyakarta Violita Siska Mutiara menyadari hoaks soal Covid-19 semakin merajarela belakangan ini. Dari penyebab, cara pengobatan hingga yang terbaru mengenai vaksin.
"Pandemi ini banyak sekali hoaks yang beredar, ada tentang vaksin, meninggal karena vaksin. Bahkan misalnya ada di WhatsApp, sosial media lain itu banyak sekali beredar," kata Violita dalam webinar Kelas Kebal Hoaks, Jakarta, Senin (25/7/2022).
Masyarakat terkadang dihadapkan informasi yang salah dan menyesatkan bercampur baur dengan fakta atau benar, menyebabkan terjadinya problem dikenal sebagai polusi atau gangguan informasi.
Violita mengemukakan, gangguan informasi memiliki berbagai dimensi yang tidak dapat digeneralisir secara sederhana. Terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Bermacam kalimat dan konten serta cuplikan berita kerap diputarbalikkan dari fakta ataupun berupa gambar-gambar yang telah didesain ulang dari gambar aslinya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, massifnya pengguna internet di Indonesia harus menjadi perhatian karena membawa berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyber bully dan konten negatif lainnya.
“Karena itu, peningkatan teknologi digital perlu diimbangi kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna,” jelas Semuel.
Sementara itu, Relawan Mafindo Yogyakarta Violita Siska Mutiara menyadari hoaks soal Covid-19 semakin merajarela belakangan ini. Dari penyebab, cara pengobatan hingga yang terbaru mengenai vaksin.
"Pandemi ini banyak sekali hoaks yang beredar, ada tentang vaksin, meninggal karena vaksin. Bahkan misalnya ada di WhatsApp, sosial media lain itu banyak sekali beredar," kata Violita dalam webinar Kelas Kebal Hoaks, Jakarta, Senin (25/7/2022).
Masyarakat terkadang dihadapkan informasi yang salah dan menyesatkan bercampur baur dengan fakta atau benar, menyebabkan terjadinya problem dikenal sebagai polusi atau gangguan informasi.
Violita mengemukakan, gangguan informasi memiliki berbagai dimensi yang tidak dapat digeneralisir secara sederhana. Terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya misinformasi, disinformasi dan malinformasi.