Pandemi Corona, Program 10 Rumah Libatkan Masyarakat Produksi APD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program pembuatan alat pelindung diri (APD) digalakkan pemerintah dengan melihatkan elemen masyarakat. Salah satunya melalui sinergi The Jakmania bersama program 10 Rumah Aman, pendukung Persija Jakarta tersebut menghasilkan Alat Pelindung Diri (APD).
Fokusnya adalah Hazmat (Hazardous Material) Suit. Home industri ini pun jadi oase di tengah beratnya tekanan ekonomi sebagai impact negatif pandemi Covid-19.
APD menjadi kebutuhan utama dalam penanganan pandemi Covid-19. Secara umum, APD terdiri dari varian. Selain Hazmat, ada Masker, Sarung Tangan, Penutup Kepala, Pengaman Muka, hingga Sepatu Boot Antislip.
Untuk coverall, rata-rata dibuat dengan bahan baku nonwoven. Serat sintetis ini memiliki pori super kecil, yaitu 0,2 hingga 0,54 mikron. Harapannya virus tidak bisa menembusnya.
"Kami tergerak untuk ikut membuat APD secara mandiri. Bahan bakunya ada dan sesuai standard. Apa yang kami lakukan semoga bisa membantu upaya penanganan Covid-19. Terkait dengan APD, kami ini fokus kepada Hazmat Suit," jelas Mantan Kabid Litbang (Penelitian dan Pengembangan) The Jakmania Fahru Rahman, Sabtu (25/4).
Hazmat Suit kerap digunakan dalam penanganan wabah menular besar. Selain Covid-19, Hazmat Suit juga digunakan dalam penanganan wabah Ebola, SARS, MERS, hingga Flu Burung. Desainnya memang dirancang khusus agar terhadap zat berbahaya, termasuk bahan kimia, biologi, dan virus. Bahan utama Hazmat Suit di antaranya Spunbond, Polietilena, hingga Meltblown.
"Untuk produk kami dikembangkan dari Spunbond. Produksinya cukup besar dalam beberapa pekan terakhir. Proses pembuatannya relatif rumit karena butuh ketelitian tinggi. Ada beberapa varian yang kami tawarkan. Selain Hazmat Suit, kami juga siap memproduksi masker kalau dibutuhkan," katanya.
Dikerjakan secara bergotong royong, industri rumahan ini sudah memproduksi sekitar 2.000 Hazmat Suit. Durasinya hanya 3 pekan. Untuk kapasitas produksinya bisa mencapai 3.000 hingga 4.000 Hamzat Suit per pekannya. Ada beberapa varian yang ditawarkan, seperti grid 75 Gram.
Harga per pax yang ditawarkan sekitar Rp75 Ribu. Selain 75 Gram, ada juga varian 65 Gram. Karena alasan teknis, mereka tidak memproduksi Hazmat Suit varian 50 Gram.
"Kami roduksi Hazmat Suit yang standard, yaitu 65 Gram hingga 75 Gram. Sebenarnya standardnya itu ada direntang 75 Gram sampai 100 Gram. Kalau 100 Gram bahan bakunya sulit, apalagi di tengah isu Covid-19 seperti ini. Adapun kalau 50 Gram itu terlalu tipis sehingga takutnya mudah sobek," papar Fahru lagi.
Saat ini, distribusi Hazmat Suit mereka mengalir ke relawan dan Puskesmas. Jumlah pesanannya cukup kompetitif dengan angka minimal 50 pax. Meski demikian, konsumen tetap dihadapkan pada regulasi ketat. Transaksi Hazmat Suit hanya terjadi untuk tujuan sosial kemanusiaan.
Fokusnya adalah Hazmat (Hazardous Material) Suit. Home industri ini pun jadi oase di tengah beratnya tekanan ekonomi sebagai impact negatif pandemi Covid-19.
APD menjadi kebutuhan utama dalam penanganan pandemi Covid-19. Secara umum, APD terdiri dari varian. Selain Hazmat, ada Masker, Sarung Tangan, Penutup Kepala, Pengaman Muka, hingga Sepatu Boot Antislip.
Untuk coverall, rata-rata dibuat dengan bahan baku nonwoven. Serat sintetis ini memiliki pori super kecil, yaitu 0,2 hingga 0,54 mikron. Harapannya virus tidak bisa menembusnya.
"Kami tergerak untuk ikut membuat APD secara mandiri. Bahan bakunya ada dan sesuai standard. Apa yang kami lakukan semoga bisa membantu upaya penanganan Covid-19. Terkait dengan APD, kami ini fokus kepada Hazmat Suit," jelas Mantan Kabid Litbang (Penelitian dan Pengembangan) The Jakmania Fahru Rahman, Sabtu (25/4).
Hazmat Suit kerap digunakan dalam penanganan wabah menular besar. Selain Covid-19, Hazmat Suit juga digunakan dalam penanganan wabah Ebola, SARS, MERS, hingga Flu Burung. Desainnya memang dirancang khusus agar terhadap zat berbahaya, termasuk bahan kimia, biologi, dan virus. Bahan utama Hazmat Suit di antaranya Spunbond, Polietilena, hingga Meltblown.
"Untuk produk kami dikembangkan dari Spunbond. Produksinya cukup besar dalam beberapa pekan terakhir. Proses pembuatannya relatif rumit karena butuh ketelitian tinggi. Ada beberapa varian yang kami tawarkan. Selain Hazmat Suit, kami juga siap memproduksi masker kalau dibutuhkan," katanya.
Dikerjakan secara bergotong royong, industri rumahan ini sudah memproduksi sekitar 2.000 Hazmat Suit. Durasinya hanya 3 pekan. Untuk kapasitas produksinya bisa mencapai 3.000 hingga 4.000 Hamzat Suit per pekannya. Ada beberapa varian yang ditawarkan, seperti grid 75 Gram.
Harga per pax yang ditawarkan sekitar Rp75 Ribu. Selain 75 Gram, ada juga varian 65 Gram. Karena alasan teknis, mereka tidak memproduksi Hazmat Suit varian 50 Gram.
"Kami roduksi Hazmat Suit yang standard, yaitu 65 Gram hingga 75 Gram. Sebenarnya standardnya itu ada direntang 75 Gram sampai 100 Gram. Kalau 100 Gram bahan bakunya sulit, apalagi di tengah isu Covid-19 seperti ini. Adapun kalau 50 Gram itu terlalu tipis sehingga takutnya mudah sobek," papar Fahru lagi.
Saat ini, distribusi Hazmat Suit mereka mengalir ke relawan dan Puskesmas. Jumlah pesanannya cukup kompetitif dengan angka minimal 50 pax. Meski demikian, konsumen tetap dihadapkan pada regulasi ketat. Transaksi Hazmat Suit hanya terjadi untuk tujuan sosial kemanusiaan.