Safari Politik Puan Maharani Bentuk Kepemimpinan yang Merakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Sekretariat Nasional (Seknas) Puan Maharani Presiden (PMP) Firman Tendry Masengi mengakui safari politik keliling Nusantara yang dilakukan Ketua DPR RI Puan Maharani merupakan bentuk kepemimpinan yang merakyat sekaligus meneguhkan karakter politik kerakyatan yang diwariskan Bung Karno.
“Apa yang dilakukan Mbak Puan Maharani saat ini adalah cerminan politik kerakyatan yang diwariskan Bung Karno sendiri. Dia meneruskan ajaran yang disampaikan Bung Karno untuk mendatangi jantung-jantung rakyat, menemui rakyat, karena ingat ajaran Bung Karno dengan mendatangi rakyat maka kamu mengerti penderitaan rakyatmu,” ungkap Firman saat gelar diskusi politik Indonesia Point bertajuk ‘Puan Maharani Gaspoll Safari Politik Keliling Nusantara’ di Jakarta, Jumat (22/7/2022).
Firman mengutip kata-kata Bung Karno yang mengatakan, “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, berjuang karena rakyat, dan aku penyambung lidah rakyat” merupakan ajaran yang diamini Puan untuk menjadi pemimpin. Dalam kerangka itu, kiprah Puan sebagai Ketua DPR RI selama ini memperlihatkan sosok kepemimpinan yang memahami aspirasi rakyat dan memastikan aspirasi rakyat itu didengar.
Firman mengambil contoh pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang selama 30 tahun mengendap di DPR RI dan di era kepemimpinan Puan berhasil disahkan. Bukan hanya itu saat ini sedang bergulir pembahasan RUU tentang Ibu dan Anak yang memperlihatkan keberpihakan Puan pada hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.
“Apa yang kita lihat adalah kepemimpinan beliau yang mendengarkan aspirasi rakyat. Beliau membela perempuan Indonesia. Ini adalah cerminan kepemimpinan merakyat yang ia wariskan dari kakeknya Bung Karno. Termasuk safari politik sekarang ini, jangan dilihat karena punya kepentingan politik tetapi memang fatsun politiknya sudah begitu, tidak mengada-ada atau sekadar untuk pencitraan,” tegas Firman.
Dikatakan Firman, Puan Maharani mendapatkan pendidikan politik paripurna dari tokoh-tokoh politik bangsa seperti Bung Karno, Megawati Soekarno Putri dan Taufiek Kiemas, yang membuat Puan memiliki banyak keunggulan untuk menjadi pemimpin nasional sebagai presiden.
“Jadi Mbak Puan itu punya banyak keunggulan. Dia dididik secara ideologis lewat ajaran-ajaran besar Bung Karno, oleh Ibu Megawati yang pernah menjadi Presiden RI, oleh Bapaknya yang menjadi Ketua MPR RI. Maka lengkap betul Mbak Puan sebagai presiden. Dalam Bahasa sehari-hari, Mbak Puan itu bibit, bebet dan bobotnya jelas,” papar Firman.
Safari politik keliling nusantara yang dilakukan Puan sambung Firman merupakan kegiatan politik yang pantas diapresiasi. “Mbak Puan sangat paham bahwa berada dekaat dengan rakyat, tidak berjarak dengan rakyat, merasakan bau dan keringat rakyat, itu adalah sejatinya pemimpin. Mbak Puan ingin memastikan bahwa dirinya mampu untuk sama-sama berada bersama rakyat yang dia cintai. Itu tidak perlu diragukan lagi,” ucapnya.
“Apa yang dilakukan Mbak Puan Maharani saat ini adalah cerminan politik kerakyatan yang diwariskan Bung Karno sendiri. Dia meneruskan ajaran yang disampaikan Bung Karno untuk mendatangi jantung-jantung rakyat, menemui rakyat, karena ingat ajaran Bung Karno dengan mendatangi rakyat maka kamu mengerti penderitaan rakyatmu,” ungkap Firman saat gelar diskusi politik Indonesia Point bertajuk ‘Puan Maharani Gaspoll Safari Politik Keliling Nusantara’ di Jakarta, Jumat (22/7/2022).
Firman mengutip kata-kata Bung Karno yang mengatakan, “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, berjuang karena rakyat, dan aku penyambung lidah rakyat” merupakan ajaran yang diamini Puan untuk menjadi pemimpin. Dalam kerangka itu, kiprah Puan sebagai Ketua DPR RI selama ini memperlihatkan sosok kepemimpinan yang memahami aspirasi rakyat dan memastikan aspirasi rakyat itu didengar.
Firman mengambil contoh pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang selama 30 tahun mengendap di DPR RI dan di era kepemimpinan Puan berhasil disahkan. Bukan hanya itu saat ini sedang bergulir pembahasan RUU tentang Ibu dan Anak yang memperlihatkan keberpihakan Puan pada hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.
“Apa yang kita lihat adalah kepemimpinan beliau yang mendengarkan aspirasi rakyat. Beliau membela perempuan Indonesia. Ini adalah cerminan kepemimpinan merakyat yang ia wariskan dari kakeknya Bung Karno. Termasuk safari politik sekarang ini, jangan dilihat karena punya kepentingan politik tetapi memang fatsun politiknya sudah begitu, tidak mengada-ada atau sekadar untuk pencitraan,” tegas Firman.
Dikatakan Firman, Puan Maharani mendapatkan pendidikan politik paripurna dari tokoh-tokoh politik bangsa seperti Bung Karno, Megawati Soekarno Putri dan Taufiek Kiemas, yang membuat Puan memiliki banyak keunggulan untuk menjadi pemimpin nasional sebagai presiden.
“Jadi Mbak Puan itu punya banyak keunggulan. Dia dididik secara ideologis lewat ajaran-ajaran besar Bung Karno, oleh Ibu Megawati yang pernah menjadi Presiden RI, oleh Bapaknya yang menjadi Ketua MPR RI. Maka lengkap betul Mbak Puan sebagai presiden. Dalam Bahasa sehari-hari, Mbak Puan itu bibit, bebet dan bobotnya jelas,” papar Firman.
Safari politik keliling nusantara yang dilakukan Puan sambung Firman merupakan kegiatan politik yang pantas diapresiasi. “Mbak Puan sangat paham bahwa berada dekaat dengan rakyat, tidak berjarak dengan rakyat, merasakan bau dan keringat rakyat, itu adalah sejatinya pemimpin. Mbak Puan ingin memastikan bahwa dirinya mampu untuk sama-sama berada bersama rakyat yang dia cintai. Itu tidak perlu diragukan lagi,” ucapnya.
(cip)