Capaian Booster Rendah, Mendagri Dorong Pemda Berinovasi Ajak Warga Vaksinasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta agar bupati dan wali kota berinovasi dengan memberikan hadiah bagi warga yang mengikuti vaksinasi dosis ketiga atau booster Covid-19 .
Hal ini tersebut disampaikan Tito untuk mendorong capaian vaksin booster yang cenderung stagnan dalam beberapa waktu terakhir.
"Ide-ide kreatif teman-teman kepala daerah seperti vaksinasi booster kemudian diberikan sembako, lucky draw-nya motor, atau lucky draw mesin speed di daerah nelayan. Itu kita sudah sampaikan saat meeting online," ujar Tito di Jakarta, Minggu (17/7/2022).
Mantan Kapolri menyebutkan rendahnya capaian vaksinasi booster salah satunya disebabkan karena kejenuhan warga di masa pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun.
Disebutkan Tito banyak warga yang menganggap gejala Covid-19 cenderung ringan seperti flu atau pilek sehingga tidak perlu khawatir. Selain itu, berbagai euforia di masyarakat karena kasus Covid-19 mengalami penurunan juga membuat kesadaran masyarakat untuk booster rendah.
"Sehingga perlu ada vaksinasi booster yang bersifat imperatif dengan regulasi seperti perjalanan," kata Tito.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, dari data Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan hingga 17 Juli 2022, masyarakat Indonesia yang mengikuti vaksinasi ketiga (booster) baru 53.056.762 (25,47 persen) dari total 208 juta penduduk Indonesia.
Pemerintah juga sudah mewajibkan syarat vaksinasi dosis ketiga Covid-19 sebagai syarat bepergian dan masuk ke tempat publik, umum, hingga perkantoran dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Hal ini tersebut disampaikan Tito untuk mendorong capaian vaksin booster yang cenderung stagnan dalam beberapa waktu terakhir.
"Ide-ide kreatif teman-teman kepala daerah seperti vaksinasi booster kemudian diberikan sembako, lucky draw-nya motor, atau lucky draw mesin speed di daerah nelayan. Itu kita sudah sampaikan saat meeting online," ujar Tito di Jakarta, Minggu (17/7/2022).
Mantan Kapolri menyebutkan rendahnya capaian vaksinasi booster salah satunya disebabkan karena kejenuhan warga di masa pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun.
Disebutkan Tito banyak warga yang menganggap gejala Covid-19 cenderung ringan seperti flu atau pilek sehingga tidak perlu khawatir. Selain itu, berbagai euforia di masyarakat karena kasus Covid-19 mengalami penurunan juga membuat kesadaran masyarakat untuk booster rendah.
"Sehingga perlu ada vaksinasi booster yang bersifat imperatif dengan regulasi seperti perjalanan," kata Tito.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, dari data Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan hingga 17 Juli 2022, masyarakat Indonesia yang mengikuti vaksinasi ketiga (booster) baru 53.056.762 (25,47 persen) dari total 208 juta penduduk Indonesia.
Pemerintah juga sudah mewajibkan syarat vaksinasi dosis ketiga Covid-19 sebagai syarat bepergian dan masuk ke tempat publik, umum, hingga perkantoran dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
(kri)