M. Qodari Sebut 3 Nama Ini Berpeluang Besar Muncul di Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi ada tiga capres yang bakal muncul pada Pilpres 2024 . Ketiga nama tersebut antara lain, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Hasil survei capres nama-nama paling populer, ada 3 nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan," ujarnya, Sabtu (25/6/2022).
Menurut dia, soal berapa pasang yang bakal muncul pada Pilpres 2024 mendatang itu harus dilihat dari kursi parpol dan hasil survei capres. Pertama, kursi parpol dari 9 di DPR itu 3 partai saja yang bisa dikatakan lolos, yakni PDIP 128 kursi, Golkar 85 kursi, dan Gerindra 78 kursi lantaran mereka leadernya koalisi. "Ini 3 partai yang kalau mereka mau berkoalisi dengan satu saja partai menengah maka sudah bisa maju, bahkan PDIP solo karier pun bisa maju tanpa harus berkoalisi," tuturnya.
Menurut dia, partai politik ingin menang dan suaranya naik sehingga mereka akan mengajukan capres yang popularitasnya tinggi atau papan atas. Itu sebabnya DPW Partai Nasdem paling banyak mengajukan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo karena kedua nama itu paling populer dari survei-survei. "Dan relatif Anies tak punya partai, Ganjar masih bisa lepas, nah Prabowo udah enggak bisa karena dia punya partai makanya tak disebut Partai Nasdem," jelasnya.
Penasihat Jokpro 2024 itu menerangkan, dari kemungkinan kombinasi itu bisa melahirkan kemungkinan 4 atau 3 pasang capres-cawapres pula pada Pilpres 2024 mendatang. Simulasi 4 pasang A yakni, pertama Anies Baswedan-AHY yang diusung Nasdem, PKS, dan Demokrat, yang mana Nasdem dan PKS memang konstituen dari hasil survei mendukung Anies.
"Keduanya ini kalau bergabung masih belum cukup lalu AHY-SBY juga datang, saya tak pernah menbayangkan seorang SBY, presiden 2 kali bisa datang ke Nasdem Tower kalau tak ada sesuatu yang sangat penting, misalnya menyodorkan nama AHY menjadi cawapres begitu, jadi koalisi 3 partai ini (Nasdem-PKS-Demokrat) sudah memenuhi syarat dan kemungkinan pasangan calonnya Anies-AHY," jelasnya.
Kedua, pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar yang diusung Gerinda dan PKB. Gerinda merupakan partai nasionalis saat berkoalisi dengan PKB partai Islam tradisionalis kebetulan juga Muhaimin juga NU kuat di Jawa Timur, bisa berkoalisi cukup satu tiket pasangan Prabowo-Muhaimin.
"Ketiga, kabarnya yah koalisi Indonesia baru yang isinya Golkar, PAN, dan PPP katanya disiapkan buat Ganjar yah dengan katakanlah Mr. X kita tak tahu siapa namanya, bisa maju. Lalu keempat, kalau misalnya Ganjar tak jadi lewat PDIP, Mbak Puan Maharani maju sendiri, PDIP bisa maju sendiri jadilah 4 pasangan," terangnya.
"Hasil survei capres nama-nama paling populer, ada 3 nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan," ujarnya, Sabtu (25/6/2022).
Menurut dia, soal berapa pasang yang bakal muncul pada Pilpres 2024 mendatang itu harus dilihat dari kursi parpol dan hasil survei capres. Pertama, kursi parpol dari 9 di DPR itu 3 partai saja yang bisa dikatakan lolos, yakni PDIP 128 kursi, Golkar 85 kursi, dan Gerindra 78 kursi lantaran mereka leadernya koalisi. "Ini 3 partai yang kalau mereka mau berkoalisi dengan satu saja partai menengah maka sudah bisa maju, bahkan PDIP solo karier pun bisa maju tanpa harus berkoalisi," tuturnya.
Menurut dia, partai politik ingin menang dan suaranya naik sehingga mereka akan mengajukan capres yang popularitasnya tinggi atau papan atas. Itu sebabnya DPW Partai Nasdem paling banyak mengajukan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo karena kedua nama itu paling populer dari survei-survei. "Dan relatif Anies tak punya partai, Ganjar masih bisa lepas, nah Prabowo udah enggak bisa karena dia punya partai makanya tak disebut Partai Nasdem," jelasnya.
Penasihat Jokpro 2024 itu menerangkan, dari kemungkinan kombinasi itu bisa melahirkan kemungkinan 4 atau 3 pasang capres-cawapres pula pada Pilpres 2024 mendatang. Simulasi 4 pasang A yakni, pertama Anies Baswedan-AHY yang diusung Nasdem, PKS, dan Demokrat, yang mana Nasdem dan PKS memang konstituen dari hasil survei mendukung Anies.
"Keduanya ini kalau bergabung masih belum cukup lalu AHY-SBY juga datang, saya tak pernah menbayangkan seorang SBY, presiden 2 kali bisa datang ke Nasdem Tower kalau tak ada sesuatu yang sangat penting, misalnya menyodorkan nama AHY menjadi cawapres begitu, jadi koalisi 3 partai ini (Nasdem-PKS-Demokrat) sudah memenuhi syarat dan kemungkinan pasangan calonnya Anies-AHY," jelasnya.
Kedua, pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar yang diusung Gerinda dan PKB. Gerinda merupakan partai nasionalis saat berkoalisi dengan PKB partai Islam tradisionalis kebetulan juga Muhaimin juga NU kuat di Jawa Timur, bisa berkoalisi cukup satu tiket pasangan Prabowo-Muhaimin.
"Ketiga, kabarnya yah koalisi Indonesia baru yang isinya Golkar, PAN, dan PPP katanya disiapkan buat Ganjar yah dengan katakanlah Mr. X kita tak tahu siapa namanya, bisa maju. Lalu keempat, kalau misalnya Ganjar tak jadi lewat PDIP, Mbak Puan Maharani maju sendiri, PDIP bisa maju sendiri jadilah 4 pasangan," terangnya.