Sosok KH Azhar Basyir, ‘Kiai Terakhir’ Muhammadiyah Putra Santri Pendiri NU
loading...
A
A
A
“Mengapa saya diinapkan di hotel? Apa sekarang sudah tidak ada warga Muhammadiyah yang rumahnya bersedia diinapi ketua PP,” tanya Azhar Basyir tersenyum.
Setelah dijawab bahwa niat panitia hanya menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan bebas, Azhar Basyir kembali tersenyum.
“Kalau Ranting harus mengeluarkan biaya besar tiap kali pengajian, bisa mati pengajian di Ranting. Padahal, itu penting sekali. Pengajian di Ranting itu salah satu nafas kehidupan Persyarikatan,” katanya.
28 Juni 1994, Kiai Azhar Basyir wafat pada usia 66 tahun setelah dirawat di RSUP dr. Sarjito, Yogyakarta karena mengalami radang usus, gula, komplikasi jantung. Dia Dimakamkan di pemakaman umum Karangkajen, Yogyakarta.
Setelah dijawab bahwa niat panitia hanya menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan bebas, Azhar Basyir kembali tersenyum.
“Kalau Ranting harus mengeluarkan biaya besar tiap kali pengajian, bisa mati pengajian di Ranting. Padahal, itu penting sekali. Pengajian di Ranting itu salah satu nafas kehidupan Persyarikatan,” katanya.
28 Juni 1994, Kiai Azhar Basyir wafat pada usia 66 tahun setelah dirawat di RSUP dr. Sarjito, Yogyakarta karena mengalami radang usus, gula, komplikasi jantung. Dia Dimakamkan di pemakaman umum Karangkajen, Yogyakarta.
(muh)