Indonesia Disarankan Tidak Pasif Terkait Invasi Rusia ke Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia disarankan tidak bersikap pasif dalam persoalan invasi Rusia ke Ukraina . Dengan politik bebas aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia menuju masyarakat berkeadilan sosial, Indonesia harus ikut mencari solusi dalam peperangan di Ukraina .
Mantan Wakil Menlu Dino Patti Djalal mengatakan, Indonesia tidak punya pilihan kecuali mengupayakan segera berakhirnya perang. Indonesia harus mendesak Rusia segera menarik pulang seluruh pasukannya kembali ke negaranya sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya perdamaian.
“Apa yang dilakukan Rusia itu jelas menjajah bangsa lain yang telah merdeka dan berdaulat, sehingga sikap Indonesia pun tak bisa berkompromi selain secara bebas dan aktif mengupayakan agar perang ini segera berakhir,” kata Dino yang merupakan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), lembaga swadaya hubungan internasional terbesar di Asia Tenggara dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (21/6/2022).
Ketegasan sikap Indonesia akan kemerdekaan itu, kata Dino, juga ditekankan dengan pemeo yang sangat dipegang erat sejak lama. “Yakni bahwa meski Indonesia mencintai perdamaian, negara kita sejatinya lebih mencintai kemerdekaan,” ujarnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti sangat mendukung perjuangan rakyat Ukraina untuk menegakkan kedaulatan yang memang menjadi hak mereka. “Kami sangat bersimpati pada penderitaan rakyat Ukraina di satu sisi, serta pejuangan mereka di sisi lain. Kami berharap perang yang menghancurkan kehidupan dan menimbulkan banyak korban itu segera berakhir,” ujarnya.
Mendesaknya upaya untuk mengakhiri perang juga dikemukakan pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Menurut pengajar Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung tersebut, perang di Ukraina kini telah berimbas ke banyak kawasan dan menghantam sisi ekonomi serta sosial. “Jadi, apapun yang bisa kita lakukan untuk segera mengakhiri perang tersebut, segeralah lakukan. Ini sudah sangat mendesak,” tuturnya.
Pekan lalu Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta menggelar malam peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia. Pada acara yang semarak tersebut hadir Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu, I Gede Ngurah Swajaya.
Juga sejumlah politisi antara lain Meutya Hafid, Maya Rumantir, dan Fadli Zon, tokoh agama hingga pebisnis. Dalam kegiatan peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia itu juga digelar pameran lukisan dan penggalangan dana bagi korban perang.
Mantan Wakil Menlu Dino Patti Djalal mengatakan, Indonesia tidak punya pilihan kecuali mengupayakan segera berakhirnya perang. Indonesia harus mendesak Rusia segera menarik pulang seluruh pasukannya kembali ke negaranya sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya perdamaian.
“Apa yang dilakukan Rusia itu jelas menjajah bangsa lain yang telah merdeka dan berdaulat, sehingga sikap Indonesia pun tak bisa berkompromi selain secara bebas dan aktif mengupayakan agar perang ini segera berakhir,” kata Dino yang merupakan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), lembaga swadaya hubungan internasional terbesar di Asia Tenggara dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (21/6/2022).
Ketegasan sikap Indonesia akan kemerdekaan itu, kata Dino, juga ditekankan dengan pemeo yang sangat dipegang erat sejak lama. “Yakni bahwa meski Indonesia mencintai perdamaian, negara kita sejatinya lebih mencintai kemerdekaan,” ujarnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti sangat mendukung perjuangan rakyat Ukraina untuk menegakkan kedaulatan yang memang menjadi hak mereka. “Kami sangat bersimpati pada penderitaan rakyat Ukraina di satu sisi, serta pejuangan mereka di sisi lain. Kami berharap perang yang menghancurkan kehidupan dan menimbulkan banyak korban itu segera berakhir,” ujarnya.
Mendesaknya upaya untuk mengakhiri perang juga dikemukakan pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie. Menurut pengajar Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung tersebut, perang di Ukraina kini telah berimbas ke banyak kawasan dan menghantam sisi ekonomi serta sosial. “Jadi, apapun yang bisa kita lakukan untuk segera mengakhiri perang tersebut, segeralah lakukan. Ini sudah sangat mendesak,” tuturnya.
Baca Juga
Pekan lalu Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta menggelar malam peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia. Pada acara yang semarak tersebut hadir Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu, I Gede Ngurah Swajaya.
Juga sejumlah politisi antara lain Meutya Hafid, Maya Rumantir, dan Fadli Zon, tokoh agama hingga pebisnis. Dalam kegiatan peringatan 30 tahun hubungan Ukraina-Indonesia itu juga digelar pameran lukisan dan penggalangan dana bagi korban perang.
(poe)