Bangun Kawasan KITB, Jokowi Dinilai Lakukan Terobosan Besar Hilirisasi Mineral
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) untuk memproduksi berbagai produk seperti kaca, pipa, hingga baterai listrik. Kawasan ini ditujukan untuk mengolah berbagai hasil kekayaan mineral dan sebagai upaya hilirisasi mineral yang ditargetkan pemerintah.
Nantinya, Indonesia tidak lagi mengekspor raw material, tetapi telah dalam bentuk nilai tambah. Pasalnya raw material memiliki berbagai nilai yang masih bisa diolah.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Syahruddin Alrif menyebut, kawasan industri tersebut merupakan investasi besar untuk ekonomi nasional. Menurut dia, hal itu bentuk kejelian Jokowi dalam menangkap peluang dan memaksimalkan potensi yang ada. “Investasi yang dilakukan seperti pabrik yang sekarang dibangun di Jawa itu 450 hektare, sebuah terobosan yang cukup besar,” ucapnya.
Syahruddin mengatakan, kebijakan makro ekonomi Jokowi sudah tepat terkait hilirisasi mineral. Menurut dia hilirisasi mineral yang membuat Indonesia bisa memaksimalkan semua potensi sumber daya alamnya.
“Kebijakan pemerintah pusat secara makro sudah sangat tepat, dengan selama ini kita hanya mengeksplorasi kemudian mengirim dalam bentuk bahan mentah, raw material, sekarang pemerintah tak lagi menjual dalam bentuk raw material tetapi mengolah hasilnya. Tentu nilainya lebih tinggi, sama dengan nikel diubah jadi elitium untuk bahan mobil listrik,” tutupnya.
Sebelumnya, Jokowi meresmikan KITB di Jawa Tengah untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan mineral yang ada terutama nikel yang menjadi bahan utama baterai. Dengan adanya KITB tersebut diharapkan berdampak ada ekonomi dan menjadikan Indonesia sebagai produsen utama baterai dunia.
Nantinya, Indonesia tidak lagi mengekspor raw material, tetapi telah dalam bentuk nilai tambah. Pasalnya raw material memiliki berbagai nilai yang masih bisa diolah.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Syahruddin Alrif menyebut, kawasan industri tersebut merupakan investasi besar untuk ekonomi nasional. Menurut dia, hal itu bentuk kejelian Jokowi dalam menangkap peluang dan memaksimalkan potensi yang ada. “Investasi yang dilakukan seperti pabrik yang sekarang dibangun di Jawa itu 450 hektare, sebuah terobosan yang cukup besar,” ucapnya.
Syahruddin mengatakan, kebijakan makro ekonomi Jokowi sudah tepat terkait hilirisasi mineral. Menurut dia hilirisasi mineral yang membuat Indonesia bisa memaksimalkan semua potensi sumber daya alamnya.
“Kebijakan pemerintah pusat secara makro sudah sangat tepat, dengan selama ini kita hanya mengeksplorasi kemudian mengirim dalam bentuk bahan mentah, raw material, sekarang pemerintah tak lagi menjual dalam bentuk raw material tetapi mengolah hasilnya. Tentu nilainya lebih tinggi, sama dengan nikel diubah jadi elitium untuk bahan mobil listrik,” tutupnya.
Sebelumnya, Jokowi meresmikan KITB di Jawa Tengah untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan mineral yang ada terutama nikel yang menjadi bahan utama baterai. Dengan adanya KITB tersebut diharapkan berdampak ada ekonomi dan menjadikan Indonesia sebagai produsen utama baterai dunia.
(cip)