Kemendes PDTT Buktikan Masyarakat Daerah Timur Bisa Jualan Online
loading...
A
A
A
Dirjen PDT Kemendes PDTT, Samsul Widodo menceritakan, pihaknya sempat ditertawakan lantaran mengajarkan kepada masyarakat khususnya di daerah Timur Indonesia untuk berjualan hasil panennya melalui market place.
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
Samsul pun membuktikan bahwa masyarakat di daerah Timur Indonesia berhasil dan mau belajar bagaimana cara menjual hasil panennya melalui market place. (Baca juga: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk Covid-19)
"Awal-awal banyak yang mentertawakan karena ini pasti kita ngajarin orang di pedalaman NTT untuk jual ikan teri secara online dan itu ternyata bisa dan semua orang menjadi terkejut karena ternyata di market place sendiri ada program-program bebas ongkir," ujar Samsul dalam bincang seru SINDOnews bertajuk Peluang dan Tantangan membangun desa digital, Selasa (23/6/2020).
Dia mencontohkan masyarakat di Kabupaten Lembata, Flores menjual hasil panennya yakni ikan teri tanpa pengawet. Dan melalui market place keuntungan yang didapat cukup besar apalagi dengan potongan bebas ongkir.
Samsul juga mengungkapkan pihaknya juga turut bekerja sama dengan market place untuk dapat membantu masyarakat daerah agar bisa dan mampu memanfaatkan teknologi untuk mengolah hasil panennya.
"Ini yang coba kita ajarkan akhirnya lama-lama terus berkembang kami terus berkembang kami membantu mereka kabupaten-kabupaten untuk membuat yang namanya toko online kabupaten itu kerjasama dengan shope, kami juga membuat tokopedia center itu di desa-desa dibantu dengan tokopedia dan sebagainya," ungkapnya.
Dirinya pun yakin, masyarakat di daerah Barat Indonesia dapat memanfaatkan digitalisasi untuk dapat mengolah hasil panennya untuk mendapatkan keuntungan lebih baik.
"Karena kami cukup berhasil di Indonesia Timur jadi kalau kami cukup berhasil di Indonesia Timur di Indonesia Barat pasti mudah hanya soal kita mau atau tidak karena infrastrukturnya sudah siap," pungkasnya.
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
Samsul pun membuktikan bahwa masyarakat di daerah Timur Indonesia berhasil dan mau belajar bagaimana cara menjual hasil panennya melalui market place. (Baca juga: Pemerintah Harus Transparan soal Dana Ratusan Triliun untuk Covid-19)
"Awal-awal banyak yang mentertawakan karena ini pasti kita ngajarin orang di pedalaman NTT untuk jual ikan teri secara online dan itu ternyata bisa dan semua orang menjadi terkejut karena ternyata di market place sendiri ada program-program bebas ongkir," ujar Samsul dalam bincang seru SINDOnews bertajuk Peluang dan Tantangan membangun desa digital, Selasa (23/6/2020).
Dia mencontohkan masyarakat di Kabupaten Lembata, Flores menjual hasil panennya yakni ikan teri tanpa pengawet. Dan melalui market place keuntungan yang didapat cukup besar apalagi dengan potongan bebas ongkir.
Samsul juga mengungkapkan pihaknya juga turut bekerja sama dengan market place untuk dapat membantu masyarakat daerah agar bisa dan mampu memanfaatkan teknologi untuk mengolah hasil panennya.
"Ini yang coba kita ajarkan akhirnya lama-lama terus berkembang kami terus berkembang kami membantu mereka kabupaten-kabupaten untuk membuat yang namanya toko online kabupaten itu kerjasama dengan shope, kami juga membuat tokopedia center itu di desa-desa dibantu dengan tokopedia dan sebagainya," ungkapnya.
Dirinya pun yakin, masyarakat di daerah Barat Indonesia dapat memanfaatkan digitalisasi untuk dapat mengolah hasil panennya untuk mendapatkan keuntungan lebih baik.
"Karena kami cukup berhasil di Indonesia Timur jadi kalau kami cukup berhasil di Indonesia Timur di Indonesia Barat pasti mudah hanya soal kita mau atau tidak karena infrastrukturnya sudah siap," pungkasnya.
(maf)