Usai Diperiksa KPK, Eks Wali Kota Yogyakarta Kenakan Rompi Oranye
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti (HS) terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah terjaring operasi senyap tersebut, HS dan lainnya diperiksa di Gedung Merah Putih KPK.
Mereka turun dengan mengenakan rompi ciri khas tahanan KPK berwarna oranye. Dengan didampingi beberapa petugas, mereka digiring ke ruang konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri mengatakan, terdapat 9 orang yang ditangkap saat OTT yang dilakukan di dua kota berbeda.
"Sejauh ini, KPK telah mengamankan setidaknya 9 orang di Yogyakarta dan juga di Jakarta," kata Ali kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).
Setelah dilakukan penangkapan, Ali menyatakan, semuanya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. Penggalian informasi lebih dalam itu dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Namun, Ali enggan merincikan siapa saja nama yang terciduk dalam operasi senyap tersebut. Ali hanya membocorkan satu nama dengan jabatan yang cukup menjadi sorotan.
"Terdiri dari unsur swasta dan beberapa pejabat Pemkot Yogyakarta, termasuk wali kota periode 2017-2022," ucapnya.
Mereka turun dengan mengenakan rompi ciri khas tahanan KPK berwarna oranye. Dengan didampingi beberapa petugas, mereka digiring ke ruang konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri mengatakan, terdapat 9 orang yang ditangkap saat OTT yang dilakukan di dua kota berbeda.
"Sejauh ini, KPK telah mengamankan setidaknya 9 orang di Yogyakarta dan juga di Jakarta," kata Ali kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).
Setelah dilakukan penangkapan, Ali menyatakan, semuanya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. Penggalian informasi lebih dalam itu dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Namun, Ali enggan merincikan siapa saja nama yang terciduk dalam operasi senyap tersebut. Ali hanya membocorkan satu nama dengan jabatan yang cukup menjadi sorotan.
"Terdiri dari unsur swasta dan beberapa pejabat Pemkot Yogyakarta, termasuk wali kota periode 2017-2022," ucapnya.
(maf)