Umumkan Hilangnya Anak Ridwan Kamil, KBRI Bern Minta Masyarakat Lapor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya menemukan keberadaan anak Ridwan Kamil Emmeril Mumtadz terus dilakukan. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, Swiss, juga memasang pengumuman di koran lokal. Dalam situs koran 20 minuten, terpasang foto Emmeril dan meminta masyarakat yang mengetahui keberadaannya agar mengontak nomor KBRI Bern yang tertera
Sampai saat ini, Emmeril yang diduga hilang terseret arus Sungai Aare belum ditemukan. Menurut informasi, umumnya korban yang terseret arus Sungai Aare ditemukan seminggu kemudian.
”Sampai saat ini belum ketemu,” tutur Patrick Jean, Humas Poltabes Bern lewat sambungan telepon dengan SINDOnews, Jumat (27/5/2022).
Menurut Patrick, bersama dengan informasi hilangnya Emmeril juga ada laporan dua orang lain yang kesulitan di Sungai Aare.”Dua perempuan bisa diselamatkan, satu laki laki terseret arus,” kata Patrick Jean.
Begitu mendapatkan laporan, Poltabes Bern langsung melakukan pencarian. ”Ada penyusuran sepanjang tepian sungai. Ada juga dengan boat,“ katanya.
Ketika ditanyakan pencarian melalui helikopter, Patrick menjelaskan belum dilakukan. „Airnya keruh dan tepian sungai juga banyak pepohonan,“ katanya.
Lokasi hilangnya korban, imbuh Patrick, berada di Schonausteg, jantung kota Bern. Dia tidak bisa memastikan kapan pencarian dihentikan. ”Tidak ada batas waktu tertentu. Lebih banyak tergantung alam. Kuatnya aliran sungai atau gelap tidaknya keadaan alam,” katanya.
Catatan Sindo, sebagian besar korban yang tenggelam adalah turis atau warga asing. Umumnya mereja kurang mengenal bahaya aliran sungai Aare.
Pemda Bern bersama Poltabes Bern pernah mengkampanyekan aksi preventif mencegah jatuhnya lebih banyak korban tenggelam di Sungai Aare. Brosur bertuliskan ”Aare You Save? It Is Not A Game” dalam 10 bahasa disebarluaskan.
Sungai Aare yang mengalir melalui jantung kota Bern terbilang deras arusnya. Selain itu, bulan Mei juga bukan bulan yang idel untuk mandi di sungai ini. Debit airnya tinggi karena lelehan salju dari Berner Oberland, dan temperaturnya juga masih dingin.
Sampai saat ini, Emmeril yang diduga hilang terseret arus Sungai Aare belum ditemukan. Menurut informasi, umumnya korban yang terseret arus Sungai Aare ditemukan seminggu kemudian.
”Sampai saat ini belum ketemu,” tutur Patrick Jean, Humas Poltabes Bern lewat sambungan telepon dengan SINDOnews, Jumat (27/5/2022).
Menurut Patrick, bersama dengan informasi hilangnya Emmeril juga ada laporan dua orang lain yang kesulitan di Sungai Aare.”Dua perempuan bisa diselamatkan, satu laki laki terseret arus,” kata Patrick Jean.
Begitu mendapatkan laporan, Poltabes Bern langsung melakukan pencarian. ”Ada penyusuran sepanjang tepian sungai. Ada juga dengan boat,“ katanya.
Ketika ditanyakan pencarian melalui helikopter, Patrick menjelaskan belum dilakukan. „Airnya keruh dan tepian sungai juga banyak pepohonan,“ katanya.
Lokasi hilangnya korban, imbuh Patrick, berada di Schonausteg, jantung kota Bern. Dia tidak bisa memastikan kapan pencarian dihentikan. ”Tidak ada batas waktu tertentu. Lebih banyak tergantung alam. Kuatnya aliran sungai atau gelap tidaknya keadaan alam,” katanya.
Catatan Sindo, sebagian besar korban yang tenggelam adalah turis atau warga asing. Umumnya mereja kurang mengenal bahaya aliran sungai Aare.
Pemda Bern bersama Poltabes Bern pernah mengkampanyekan aksi preventif mencegah jatuhnya lebih banyak korban tenggelam di Sungai Aare. Brosur bertuliskan ”Aare You Save? It Is Not A Game” dalam 10 bahasa disebarluaskan.
Sungai Aare yang mengalir melalui jantung kota Bern terbilang deras arusnya. Selain itu, bulan Mei juga bukan bulan yang idel untuk mandi di sungai ini. Debit airnya tinggi karena lelehan salju dari Berner Oberland, dan temperaturnya juga masih dingin.
(muh)