MPR Dorong Implementasi Nilai Keindonesiaan dalam Keseharian
loading...
A
A
A
"Pemberdayaan perempuan kunci dalam keberhasilan pembangunan di masa datang. Dunia digital bisa mendorong percepatan pemahaman nilai-nilai yang kita miliki," ujarnya.
Direktur Operasional Pertamina Foundation, Yulio S Bulo tertarik dengan pendapat Barret yang mengungkapkan pembangunan kesejahteraan sosial satu negara harus dimulai dari keluarga. Menurut Yulio, jika proses penanaman nilai-nilai dimulai dari rumah, orang tua harus memiliki tingkat intelektual yang baik atau dari kalangan terpelajar.
Yulio menilai era digital berpotensi membuat generasi muda terkungkung dengan nilai-nilai yang disukainya saja akibat pengaturan algoritma sosial media yang dimiliki. "Karena itu, perlu upaya yang lebih intens untuk menanamkan nilai-nilai baru kepada generasi muda lewat cara-cara yang lebih terukur," ujarnya.
Pendiri Sekolah Cikal, Najeela Shihab menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita, sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama terhadap tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan bersama. Najeela berpendapat penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif, sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu saja.
"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.
Pendiri Ganara Art, Tita Djumaryo berpendapat melalui pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda. Dengan begitu, terjadi penanaman nilai-nilai lewat budaya kepada para pemuda.
Para pemuda memiliki kesempatan juga untuk menyebarkan nilai-nilai yang dimiliki seperti keberagaman dan berpikir kritis. Diharapkan seni bisa menjadi media untuk penanaman nilai-nilai keindonesiaan di kalangan generasi muda.
Direktur SPAK, Maria Kresentia mengungkapkan bahwa korupsi dekat sekali dengan keseharian. Karena itu, nilai-nilai antikorupsi harus ditanamkan sejak dini lewat permainan yang menyenangkan. Dengan permainan itu, ujar Maria, komunitasnya menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada keluarga dan masyarakat.
"Karena tindak korupsi merupakan awal dari pelanggaran terhadap nilai-nilai. Sehingga penting untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada kelompok usia dini hingga orang dewasa," katanya.
Direktur SDM Food ID, Endang Suraningsih menilai keberagaman merupakan nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurut Endang, pelangi itu indah karena berwarna-warni. Perbedaan itu bukan untuk diperbandingkan, tapi untuk disandingkan agar memperlihatkan keindahan.
Direktur Operasional Pertamina Foundation, Yulio S Bulo tertarik dengan pendapat Barret yang mengungkapkan pembangunan kesejahteraan sosial satu negara harus dimulai dari keluarga. Menurut Yulio, jika proses penanaman nilai-nilai dimulai dari rumah, orang tua harus memiliki tingkat intelektual yang baik atau dari kalangan terpelajar.
Yulio menilai era digital berpotensi membuat generasi muda terkungkung dengan nilai-nilai yang disukainya saja akibat pengaturan algoritma sosial media yang dimiliki. "Karena itu, perlu upaya yang lebih intens untuk menanamkan nilai-nilai baru kepada generasi muda lewat cara-cara yang lebih terukur," ujarnya.
Pendiri Sekolah Cikal, Najeela Shihab menilai ada miskonsepsi dalam menetapkan satu cita-cita, sehingga perlu sikap kritis dalam prosesnya agar mendapatkan pemahaman yang sama terhadap tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan bersama. Najeela berpendapat penting untuk menetapkan kesuksesan kolektif, sehingga penetapan nilai-nilai tidak untuk anak tertentu saja.
"Transfer pengetahuan tentang nilai-nilai dalam konteks yang lebih luas menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan," ujar Najeela.
Pendiri Ganara Art, Tita Djumaryo berpendapat melalui pendidikan seni bisa memberikan kemampuan kritis dan inklusi sosial kepada generasi muda. Dengan begitu, terjadi penanaman nilai-nilai lewat budaya kepada para pemuda.
Para pemuda memiliki kesempatan juga untuk menyebarkan nilai-nilai yang dimiliki seperti keberagaman dan berpikir kritis. Diharapkan seni bisa menjadi media untuk penanaman nilai-nilai keindonesiaan di kalangan generasi muda.
Direktur SPAK, Maria Kresentia mengungkapkan bahwa korupsi dekat sekali dengan keseharian. Karena itu, nilai-nilai antikorupsi harus ditanamkan sejak dini lewat permainan yang menyenangkan. Dengan permainan itu, ujar Maria, komunitasnya menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada keluarga dan masyarakat.
"Karena tindak korupsi merupakan awal dari pelanggaran terhadap nilai-nilai. Sehingga penting untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada kelompok usia dini hingga orang dewasa," katanya.
Direktur SDM Food ID, Endang Suraningsih menilai keberagaman merupakan nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurut Endang, pelangi itu indah karena berwarna-warni. Perbedaan itu bukan untuk diperbandingkan, tapi untuk disandingkan agar memperlihatkan keindahan.