Erick Thohir: Kebudayaan Jangan Hanya Dilestarikan, tapi juga Dikembangkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi Padepokan Pitulung, Sadulur Congkok di Jalan Belakang Kelurahan Nomor 48, RT 03 RW 03, Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (12/5/2022). Berbagai atraksi kesenian budaya Betawi seperti silat, palang pintu, lenong, serta tarian khas Betawi disuguhkan saat Erick tiba di lokasi.
Erick Thohir melakukan dialog dan menyerap aspirasi dari pegiat kesenian Betawi dalam kunjungannya itu. Dalam kesempatan itu, Pimpinan Padepokan Pitulung Congkok Bahtiar atau biasa disapa Abah Meong menyampaikan aspirasi teman-teman di pegiat budaya bahwa mereka memiliki tekad yang sama dalam mengembangkan budaya.
"Jadi teman-teman di budaya, wabil khusus yang tergabung di Asabri ini, mereka tidak hanya ingin melestarikan budaya. Karena menurut kami melestarikan budaya kita, museum kan saja sudah cukup, selesai. Tapi kita bertekad mengembangkan budaya, dikembangkan budayanya," ujarnya.
"Kalau kita tidak kembangkan, satu contoh belajar silat Betawi dua tahun, selesai. Kalau enggak dikembangkan, anak kita selesai nongkrong di pasar jadi jawara. Kita enggak mau seperti itu, kita mau anak kita dari tradisi menuju prestasi, kita mau seperti itu," sambungnya.
Abah Meong mengungkapkan dirinya ingin menciptakan anak-anak bangsa yang kuat dari budaya. "Kita lebih fokus pembinaan, karena silat menjadikan anak-anak kita, anak-anak bangsa kita menjadi anak-anak yang kuat. Alhamdulillah anak-anak yang ikut silat, anak-anak saya, tidak ada yang kena narkoba," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Erick Thohir menegaskan dirinya sepakat bahwa dibutuhkan pengembang dalam melestarikan kebudayaan. "Insya Allah silaturahmi ini bukan yang pertama dan terakhir, dan Insya Allah kita coba jaga bagaimana kebudayaan kita. Insya Allah kita bekerja sama bagaimana kita membuat kegiatan tahunan, supaya tadi, saya setuju bahwa mengembangkan budaya atau pencak silat tidak hanya dibutuhkan kejuaraan, tapi juga pengembangan," kata Erick.
Lebih lanjut Erick menuturkan bahwa pertandingan dan pengembangan harus berjalan beriringan dalam menjaga budaya. "Bahwa kebudayaan ada yang namanya pengembangan, ada yang namanya pertandingan, dua-duanya harus berjalan seiringan. Demikian juga dengan budaya Betawi lainnya. Inilah yang harus kita jaga, kalau kita bicara lenong. Kalau enggak kita jaga, ya hilang. Insya Allah pokoknya bukan yang pertama dan terakhir. Yang penting kita tadi silahturahmi merajut saling ngejaga, saling menghormati," pungkasnya.
Erick Thohir melakukan dialog dan menyerap aspirasi dari pegiat kesenian Betawi dalam kunjungannya itu. Dalam kesempatan itu, Pimpinan Padepokan Pitulung Congkok Bahtiar atau biasa disapa Abah Meong menyampaikan aspirasi teman-teman di pegiat budaya bahwa mereka memiliki tekad yang sama dalam mengembangkan budaya.
"Jadi teman-teman di budaya, wabil khusus yang tergabung di Asabri ini, mereka tidak hanya ingin melestarikan budaya. Karena menurut kami melestarikan budaya kita, museum kan saja sudah cukup, selesai. Tapi kita bertekad mengembangkan budaya, dikembangkan budayanya," ujarnya.
"Kalau kita tidak kembangkan, satu contoh belajar silat Betawi dua tahun, selesai. Kalau enggak dikembangkan, anak kita selesai nongkrong di pasar jadi jawara. Kita enggak mau seperti itu, kita mau anak kita dari tradisi menuju prestasi, kita mau seperti itu," sambungnya.
Abah Meong mengungkapkan dirinya ingin menciptakan anak-anak bangsa yang kuat dari budaya. "Kita lebih fokus pembinaan, karena silat menjadikan anak-anak kita, anak-anak bangsa kita menjadi anak-anak yang kuat. Alhamdulillah anak-anak yang ikut silat, anak-anak saya, tidak ada yang kena narkoba," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Erick Thohir menegaskan dirinya sepakat bahwa dibutuhkan pengembang dalam melestarikan kebudayaan. "Insya Allah silaturahmi ini bukan yang pertama dan terakhir, dan Insya Allah kita coba jaga bagaimana kebudayaan kita. Insya Allah kita bekerja sama bagaimana kita membuat kegiatan tahunan, supaya tadi, saya setuju bahwa mengembangkan budaya atau pencak silat tidak hanya dibutuhkan kejuaraan, tapi juga pengembangan," kata Erick.
Lebih lanjut Erick menuturkan bahwa pertandingan dan pengembangan harus berjalan beriringan dalam menjaga budaya. "Bahwa kebudayaan ada yang namanya pengembangan, ada yang namanya pertandingan, dua-duanya harus berjalan seiringan. Demikian juga dengan budaya Betawi lainnya. Inilah yang harus kita jaga, kalau kita bicara lenong. Kalau enggak kita jaga, ya hilang. Insya Allah pokoknya bukan yang pertama dan terakhir. Yang penting kita tadi silahturahmi merajut saling ngejaga, saling menghormati," pungkasnya.
(rca)