Ibadah Tak Hanya Ritual di Masjid
loading...
A
A
A
"Yang harus diingat, adanya pandemi Covid-19 ini bukan halangan untuk melaksanakan ibadah, malah menghindari kerumunan yang sangat berpotensi menularkan virus. Jadi, lebih baik untuk beribadah di rumah," tandasnya.
Asrorun juga mengingatkan agar masyarakat mengoptimalkan kesehatan dan kebersihan dengan rajin mencuci tangan, membersihkan tempat ibadah, meminimalisasi kontak fisik, dan membawa sajadah sendiri saat ke masjid.
"Ini adalah bentuk dari ikhtiar. Ketika ini sudah dilaksanakan, kita kuatkan dengan doa, munajat, dan qunut nazilah dalam setiap ibadah. Ini ikhtiar lahir dan batin yang harus ditempuh umat beragama," ujarnya.
Meskipun Ramadan kali ini harus dijalankan di rumah masing-masing, diharapkan umat Islam bisa menjalankannya secara khusyuk. Anggota Komisi I DPR Jazuli Juwaini mengungkapkan, banyak perbedaan yang dirasakan pada Ramadan ini, yakni masyarakat harus tetap melaksanakan social dan physical distancing seperti beribadah dari rumah, menjaga jarak, tidak ikut berkumpul, termasuk aktivitas berjamaah.
"Sebab itulah, kegiatan buka puasa bersama dan sahur on the road, tarawih, tadarus, dan tausiyah Ramadan terpaksa dilaksanakan di tempat masing-masing," kata Jazuli.
Dia juga berharap Ramadan kali ini bisa menjadi momentum untuk semakin menumbuhkan kepedulian dan solidaritas kepada sesama warga bangsa dan negara. "Hari-hari ini harus kita jadikan semangat dan memperkuat rasa solidaritas nasional yang tinggi," tandasnya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut berpesan agar masyarakat tetap melaksanakan ibadah puasa di tengah pandemi dan beribadah bersama keluarga. Dia juga mengajak agar masyarakat senantiasa berdoa dan berbagi hikmah atas kondisi yang terjadi dengan sesama keluarga.
"Jangan kendur, justru waktu di rumah yang kita punya lebih banyak waktu. Hidupkan siang malam Ramadan dengan ibadah berjamaah bersama keluarga," tuturnya.
Meskipun ibadah puasa tahun ini dijalankan dengan penuh keterbatasan, yakni melakukan semua kegiatan dari dalam rumah, tentunya tidak mudah menyesuaikan diri untuk bisa semangat melakukan ibadah.
Sosiolog Sigit Rohadi menegaskan, tidak mudah untuk mengubah rutinitas yang sudah menjadi tradisi setiap tahun, semua aktivitas keramaian dan salat tarawih di masjid seakan-akan hilang. Namun, hal ini sudah tepat dilakukan sebagai jalan memutus rantai penyebaran Covid-19.
Asrorun juga mengingatkan agar masyarakat mengoptimalkan kesehatan dan kebersihan dengan rajin mencuci tangan, membersihkan tempat ibadah, meminimalisasi kontak fisik, dan membawa sajadah sendiri saat ke masjid.
"Ini adalah bentuk dari ikhtiar. Ketika ini sudah dilaksanakan, kita kuatkan dengan doa, munajat, dan qunut nazilah dalam setiap ibadah. Ini ikhtiar lahir dan batin yang harus ditempuh umat beragama," ujarnya.
Meskipun Ramadan kali ini harus dijalankan di rumah masing-masing, diharapkan umat Islam bisa menjalankannya secara khusyuk. Anggota Komisi I DPR Jazuli Juwaini mengungkapkan, banyak perbedaan yang dirasakan pada Ramadan ini, yakni masyarakat harus tetap melaksanakan social dan physical distancing seperti beribadah dari rumah, menjaga jarak, tidak ikut berkumpul, termasuk aktivitas berjamaah.
"Sebab itulah, kegiatan buka puasa bersama dan sahur on the road, tarawih, tadarus, dan tausiyah Ramadan terpaksa dilaksanakan di tempat masing-masing," kata Jazuli.
Dia juga berharap Ramadan kali ini bisa menjadi momentum untuk semakin menumbuhkan kepedulian dan solidaritas kepada sesama warga bangsa dan negara. "Hari-hari ini harus kita jadikan semangat dan memperkuat rasa solidaritas nasional yang tinggi," tandasnya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut berpesan agar masyarakat tetap melaksanakan ibadah puasa di tengah pandemi dan beribadah bersama keluarga. Dia juga mengajak agar masyarakat senantiasa berdoa dan berbagi hikmah atas kondisi yang terjadi dengan sesama keluarga.
"Jangan kendur, justru waktu di rumah yang kita punya lebih banyak waktu. Hidupkan siang malam Ramadan dengan ibadah berjamaah bersama keluarga," tuturnya.
Meskipun ibadah puasa tahun ini dijalankan dengan penuh keterbatasan, yakni melakukan semua kegiatan dari dalam rumah, tentunya tidak mudah menyesuaikan diri untuk bisa semangat melakukan ibadah.
Sosiolog Sigit Rohadi menegaskan, tidak mudah untuk mengubah rutinitas yang sudah menjadi tradisi setiap tahun, semua aktivitas keramaian dan salat tarawih di masjid seakan-akan hilang. Namun, hal ini sudah tepat dilakukan sebagai jalan memutus rantai penyebaran Covid-19.