Dukung Penundaan Pemilu, Elektabilitas 3 Partai Ini Turun Drastis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih memimpin partai-partai lainnya 21,2% dalam survei nasional Indikator Publik Nasional (IPN) yang bertajuk “Sosok Pemimpin di Mata Publik Jelang Pemilu 2024”. Disusul oleh Partai Gerindra 19,8% dan juga Partai Demokrat yang menyalip Partai Golkar dan Partai Nasdem di urutan ketiga dengan perolehan 10,3%.
Peneliti Senior IPN Ike Sihotang memaparkan, ada temuan menurunnya elektabilitas Partai Golkar, PKB dan juga PAN, itu semua karena ketua umum (Ketum) ketiga parpol tersebut mendukung wacana penundaan Pemilu 2024. Sehingga posisi Golkar yang berada di 3 besar tergeser Demokrat, dengan perolehan Golkar 9,2%.
“Kecenderungan lain juga terlihat di mana elektabilitas parpol pro pendukung penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden bergeser peringkatnya dan menurun elektabilitasnya. Golkar yang selalu berada di posisi ke-3 telah digeser Demokrat. Demikian juga PKB (4,2%) dan PAN (1,6%) terpental cukup jauh perolehannya dibawah Nasdem (8%), PKS (7,9%) dan PPP (4%),” papar Ike secara daring, Rabu (27/4/2022).
Sementara itu, menurut Ike, meskipun PDIP masih teratas dan terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan perolehan hasil Pemilu 2019, tapi Gerindra yang selisihnya hanya di bawah 2% berpotensi kuat menyusul PDIP. Sebagai partai pemenang pemilu 2 kali, PDIP masih mampu mempertahankan tahtanya untuk sementara waktu. “Namun bisa saja posisinya direbut Gerindra menyusul selisih elektabilitas yang semakin kecil dengan PDIP,” ujarnya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 17-27 Maret 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Survei mengambil sampel sebesar 1.200 responden dengan teknik pengambilan sampel multistage random sampling. Sementara margin of error +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
Peneliti Senior IPN Ike Sihotang memaparkan, ada temuan menurunnya elektabilitas Partai Golkar, PKB dan juga PAN, itu semua karena ketua umum (Ketum) ketiga parpol tersebut mendukung wacana penundaan Pemilu 2024. Sehingga posisi Golkar yang berada di 3 besar tergeser Demokrat, dengan perolehan Golkar 9,2%.
“Kecenderungan lain juga terlihat di mana elektabilitas parpol pro pendukung penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden bergeser peringkatnya dan menurun elektabilitasnya. Golkar yang selalu berada di posisi ke-3 telah digeser Demokrat. Demikian juga PKB (4,2%) dan PAN (1,6%) terpental cukup jauh perolehannya dibawah Nasdem (8%), PKS (7,9%) dan PPP (4%),” papar Ike secara daring, Rabu (27/4/2022).
Sementara itu, menurut Ike, meskipun PDIP masih teratas dan terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan perolehan hasil Pemilu 2019, tapi Gerindra yang selisihnya hanya di bawah 2% berpotensi kuat menyusul PDIP. Sebagai partai pemenang pemilu 2 kali, PDIP masih mampu mempertahankan tahtanya untuk sementara waktu. “Namun bisa saja posisinya direbut Gerindra menyusul selisih elektabilitas yang semakin kecil dengan PDIP,” ujarnya.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 17-27 Maret 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Survei mengambil sampel sebesar 1.200 responden dengan teknik pengambilan sampel multistage random sampling. Sementara margin of error +/- 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
(cip)