C20 Dorong G20 Jadi Forum Inklusif
loading...
A
A
A
Dia mengatakan bahwa Presidensi G20 Indonesia sudah mengeluarkan pernyataan yang jelas bahwa akan tetap mengundang Rusia sebagai penghormatan terhadap mekanisme konsensus G20. C20 menghargai langkah ini.
Dia melanjutkan, C20 sebagai platform masyarakat sipil memiliki tanggung jawab untuk memastikan penyampaian aspirasi dari civil society dan proses pembuatan kebijakan di G20 berjalan dengan inklusif. "Setidaknya dalam keanggotaan dan kegiatan-kegiatan kami, kami tidak menutup pintu bagi negara manapun untuk bergabung. Namun, bukan berarti kami tidak mengkritisi dan menutup mata atas krisis kemanusiaan di Rusia-Ukraina saat ini," pungkasnya.
Sementara itu, Manajer Kampanye Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Wahyu Perdana mengungkapkan bahwa C20 akan menyoroti sejumlah isu dalam agenda G20 yang langsung bersinggungan dengan rakyat. Misalnya Walhi yang masuk dalam Pokja C20 soal sustainable finance atau taksonomi hijau.
"Saat ini Indonesia pada Januari mengeluarkan taksonomi hijau yang belum banyak dikeluarkan negara lain termasuk Tiongkok. Taksonomi hijau mengklasifikasi jenis usaha yang mana berisiko ramah dan tidak terhadap lingkungan," katanya secara terpisah.
Dia menjelaskan kebijakan itu harus menjadi isu dunia sekalipun untuk lingkup Indonesia masih membutuhkan penyempurnaan. Seperti sektor tambang batu bara masuk taksonomi hijau meskipun klasifikasi tertingginya masuk kuning atau tidak sampai hijau.
"Tapi penting kemudian taksonomi hijau harusnya menjadi klausul atau mandat yang direalisasikan secara sempurna. Harapan kita kerangka keuangan tidak berhenti dalam konteks klasifikasi, tapi juga memberikan dukungan seperti tidak memberikan pendanaan terhadap sektor usaha yang merusak lingkungan," pungkasnya.
Dia melanjutkan, C20 sebagai platform masyarakat sipil memiliki tanggung jawab untuk memastikan penyampaian aspirasi dari civil society dan proses pembuatan kebijakan di G20 berjalan dengan inklusif. "Setidaknya dalam keanggotaan dan kegiatan-kegiatan kami, kami tidak menutup pintu bagi negara manapun untuk bergabung. Namun, bukan berarti kami tidak mengkritisi dan menutup mata atas krisis kemanusiaan di Rusia-Ukraina saat ini," pungkasnya.
Sementara itu, Manajer Kampanye Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Wahyu Perdana mengungkapkan bahwa C20 akan menyoroti sejumlah isu dalam agenda G20 yang langsung bersinggungan dengan rakyat. Misalnya Walhi yang masuk dalam Pokja C20 soal sustainable finance atau taksonomi hijau.
"Saat ini Indonesia pada Januari mengeluarkan taksonomi hijau yang belum banyak dikeluarkan negara lain termasuk Tiongkok. Taksonomi hijau mengklasifikasi jenis usaha yang mana berisiko ramah dan tidak terhadap lingkungan," katanya secara terpisah.
Dia menjelaskan kebijakan itu harus menjadi isu dunia sekalipun untuk lingkup Indonesia masih membutuhkan penyempurnaan. Seperti sektor tambang batu bara masuk taksonomi hijau meskipun klasifikasi tertingginya masuk kuning atau tidak sampai hijau.
"Tapi penting kemudian taksonomi hijau harusnya menjadi klausul atau mandat yang direalisasikan secara sempurna. Harapan kita kerangka keuangan tidak berhenti dalam konteks klasifikasi, tapi juga memberikan dukungan seperti tidak memberikan pendanaan terhadap sektor usaha yang merusak lingkungan," pungkasnya.
(rca)