PKB Tutup Kajian Kitab Risalah dengan Haul dan Manaqib Mbah Hasyim
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) menggelar penutupan kajian Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). Penutupan ini dirangkai dengan haul dan Manaqib Mbah Hasyim dan digelar secara hybrid.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kiai dan nyai yang secara bergantian dan istikamah memandu kajian kitab tersebut.
“Terima kasih kepada para kiai dan nyai moga-moga berkah menyertai para kiai dan nyai yang membaca kitab ini sekaligus penghargaan setinggi-tingginya yang dengan istikamah dari tahun ke tahun termasuk tahun ini, moga manfaat dan menjadi keteladanan bagi pejuang-pejuang NU di berbagai level, baik pendidikan, sosial, ekonomi maupun politik,” kata Gus Muhaimin di kantor DPP PKB, Selasa (26/4/2022).
Wakil Ketua DPR RI ini menambahkan, kajian kitab Risalah adalah sarana untuk menggali sekaligus meneladani pemikiran Mbah Hasyim.
“Kita yang penting niatkan 24 karat mengabdi untuk NU, udah ikhlas di situ saja, mau apa mau gimana ikhlasnya di situ, saya kok lihatnya yang ikhlas-ikhlas itu insyaallah berkah maslahat dan manfaat,” tutur Gus Muhaimin.
Sementara itu, Ketua DPP PKB bidang Pendidikan dan Pesantren KH Yusuf Chudlori berharap, kajian kitab Risalah juga karya dan pemikiran Mbah Hasyim yang lain dapat digelar secara kontinyu oleh PKB.
“Semoga pengajian ini terus berlanjut, bisa terus kita pelajari bersama-sama tidak hanya Ramadhan, nanti semoga setelah lebaran kita bisa terus ngaji. Karena memang PKB ini kan lahir dari pesantren. Maka kalau salah satu agenda PKB ini pengajian, itu ya sangat wajar dan memang harus, agar kita tidak meninggalkan akar sejarah PKB sendiri yang lahir dari pesantren dan didirikan oleh para Kiai dan santri untuk kemaslahatan segala lapisan masyarakat,” terang Gus Yusuf.
Selain itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan, latar belakang Mbah Hasyim menulis kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jemaah. Menurutnya penulisan kitab tersebut dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai macam aliran baru ke Indonesia.
“Kitab Risalah ini penulisannya dilatarbelakangi adanya aliran baru yang masuk Indonesia, di pasal dua Mbah Hasyim menyebutkan 1912 masehi banyak aliran masuk, dan Islam Aswaja itu mulai bingung menghadapi situasi yang baru itu,” ujar Gus Kikin.
“Sebelum tahun itu ahli Jawa di sini hanya ada faham Aswaja dan hanya mengerti mazhab Imam Syafi’I, tapi sejak itu aliran masuk mazhab jadi macam-macam,” sambungnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh jajaran dewan syuro DPP PKB antara lain KH Manarul Hidayah, KH Syaifullah Maksum dan KH Syihabudin Ahmad. Nampak pula Wakil Ketua Umum DPP PKB Abdul Halim Iskandar, Waketum DPP PKB Ida Fauziyah, Wabendum DPP PKB Bambang Susanto, para narasumber yaitu KH Muhammad Nur Hayid, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Nyai Hj Hindun Anisah, serta sejumlah kader dan pengurus PKB se-Indonesia.
Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kiai dan nyai yang secara bergantian dan istikamah memandu kajian kitab tersebut.
Baca Juga
“Terima kasih kepada para kiai dan nyai moga-moga berkah menyertai para kiai dan nyai yang membaca kitab ini sekaligus penghargaan setinggi-tingginya yang dengan istikamah dari tahun ke tahun termasuk tahun ini, moga manfaat dan menjadi keteladanan bagi pejuang-pejuang NU di berbagai level, baik pendidikan, sosial, ekonomi maupun politik,” kata Gus Muhaimin di kantor DPP PKB, Selasa (26/4/2022).
Wakil Ketua DPR RI ini menambahkan, kajian kitab Risalah adalah sarana untuk menggali sekaligus meneladani pemikiran Mbah Hasyim.
“Kita yang penting niatkan 24 karat mengabdi untuk NU, udah ikhlas di situ saja, mau apa mau gimana ikhlasnya di situ, saya kok lihatnya yang ikhlas-ikhlas itu insyaallah berkah maslahat dan manfaat,” tutur Gus Muhaimin.
Sementara itu, Ketua DPP PKB bidang Pendidikan dan Pesantren KH Yusuf Chudlori berharap, kajian kitab Risalah juga karya dan pemikiran Mbah Hasyim yang lain dapat digelar secara kontinyu oleh PKB.
“Semoga pengajian ini terus berlanjut, bisa terus kita pelajari bersama-sama tidak hanya Ramadhan, nanti semoga setelah lebaran kita bisa terus ngaji. Karena memang PKB ini kan lahir dari pesantren. Maka kalau salah satu agenda PKB ini pengajian, itu ya sangat wajar dan memang harus, agar kita tidak meninggalkan akar sejarah PKB sendiri yang lahir dari pesantren dan didirikan oleh para Kiai dan santri untuk kemaslahatan segala lapisan masyarakat,” terang Gus Yusuf.
Selain itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz menjelaskan, latar belakang Mbah Hasyim menulis kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jemaah. Menurutnya penulisan kitab tersebut dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai macam aliran baru ke Indonesia.
“Kitab Risalah ini penulisannya dilatarbelakangi adanya aliran baru yang masuk Indonesia, di pasal dua Mbah Hasyim menyebutkan 1912 masehi banyak aliran masuk, dan Islam Aswaja itu mulai bingung menghadapi situasi yang baru itu,” ujar Gus Kikin.
“Sebelum tahun itu ahli Jawa di sini hanya ada faham Aswaja dan hanya mengerti mazhab Imam Syafi’I, tapi sejak itu aliran masuk mazhab jadi macam-macam,” sambungnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh jajaran dewan syuro DPP PKB antara lain KH Manarul Hidayah, KH Syaifullah Maksum dan KH Syihabudin Ahmad. Nampak pula Wakil Ketua Umum DPP PKB Abdul Halim Iskandar, Waketum DPP PKB Ida Fauziyah, Wabendum DPP PKB Bambang Susanto, para narasumber yaitu KH Muhammad Nur Hayid, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Nyai Hj Hindun Anisah, serta sejumlah kader dan pengurus PKB se-Indonesia.
(mhd)