Antara Konflik Rusia-Ukraina dengan Israel-Palestina, PKS: Dunia Jangan Standar Ganda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara dunia diminta jangan memiliki standar ganda terkait konflik antara Israel-Palestina dengan Rusia-Ukraina . Hal ini dikatakan oleh Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta.
"Dukungan besar kepada Ukraina namun tidak ada dukungan berarti bagi negara Palestina. Hal ini menunjukan bahwa kemanusiaan dan kedaulatan negara berada di bawah kepentingan politik, ekonomi negara-negara di dunia," tambahnya.
Ia menyebutkan, kondisi dunia internasional yang terus bergejolak menjadi ujian kemampuan Indonesia dalam memimpin dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.
Posisi Indonesia sebagai Presidensi G-20 kata Sukamta tentu memiliki posisi strategis. "Indonesia harus menunjukan kapasitas kepemimpinan di level dunia dalam memimpin negara berkembang dan negara maju dalam menyelesaikan masalah Palestina," jelas Sukamta.
"Kemampuan diplomasi harus diperkuat, jangan sampai kepemimpinan di G-20 disia-siakan dan membuat negara-negara di dunia kehilangan kepercayaan kepada Indonesia," tambahnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Israel telah merampas Masjid Al-Aqsa. Pada Jumat pekan lalu polisi Israel menyerang 2.000 umat Islam yang baru saja menunaikan ibadah salat subuh diusir dari Masjid Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa diakui internasional sebagai tempat beribadah umat Islam di bawah pengawasan Yordania. Namun, Israel mengabaikan keputusan internasional dengan menguasai kawasan tersebut kemudian melarang umat muslim Palestina beribadah dan membebaskan rakyat Israel mengunjungi Masjid Al-Aqsa.
"Dukungan besar kepada Ukraina namun tidak ada dukungan berarti bagi negara Palestina. Hal ini menunjukan bahwa kemanusiaan dan kedaulatan negara berada di bawah kepentingan politik, ekonomi negara-negara di dunia," tambahnya.
Ia menyebutkan, kondisi dunia internasional yang terus bergejolak menjadi ujian kemampuan Indonesia dalam memimpin dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.
Posisi Indonesia sebagai Presidensi G-20 kata Sukamta tentu memiliki posisi strategis. "Indonesia harus menunjukan kapasitas kepemimpinan di level dunia dalam memimpin negara berkembang dan negara maju dalam menyelesaikan masalah Palestina," jelas Sukamta.
"Kemampuan diplomasi harus diperkuat, jangan sampai kepemimpinan di G-20 disia-siakan dan membuat negara-negara di dunia kehilangan kepercayaan kepada Indonesia," tambahnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Israel telah merampas Masjid Al-Aqsa. Pada Jumat pekan lalu polisi Israel menyerang 2.000 umat Islam yang baru saja menunaikan ibadah salat subuh diusir dari Masjid Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa diakui internasional sebagai tempat beribadah umat Islam di bawah pengawasan Yordania. Namun, Israel mengabaikan keputusan internasional dengan menguasai kawasan tersebut kemudian melarang umat muslim Palestina beribadah dan membebaskan rakyat Israel mengunjungi Masjid Al-Aqsa.
(maf)