Kisah Jenderal Hoegeng Ledek Bung Karno soal Nama
loading...
A
A
A
Akan tetapi, Soekarno akhirnya tertawa. Hoegeng juga tertawa. Kala itu, Soekarno tidak marah walaupun diledek di hadapan para perwira tinggi polisi. Bung Karno justru terkesan dengan keterus-terangan Hoegeng.
Hoegeng juga menyukai Bung Karno yang dinilai objektif dan ramah. "Bapak memang dengan Bung Karno. Saat Bung Karno berpulang, Bapak yang diminta keluarga Bung Karno sebagai wakil keluarga sampai menghadiri pemakaman di Blitar," kata putra kedua Hoegeng, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono.
"Hubungan kami dekat karena kebetulan juga, kakak saya, Reny Soerjanti Hoegeng itu teman bermainnya Mba Adis (Megawati Soekarnoputri, red) sejak SMA. Mereka sama-sama sekolah di Perguruan Cikini. Jadi, Mbak Reny sering diajak ke Istana bermain dengan Mbak Adis. Saya sendiri kenal dengan Guntur Soekarno," ujar Didit Hoegeng.
Hoegeng dan Meri berfoto bersama sejumlah artis pengisi acara The Hawaiian Seniors di TVRI. Foto: Dok. Keluarga Hoegeng
Adapun komunikasi antara keluarga Hoegeng dengan keluarga Soekarno berjalan melalui Reny atau Didit dengan Guntur. "Pak Hoegeng itu memang nama yang akrab buat keluarga kami. Putri Pak Hoegeng, Reny adalah teman sekolah adik saya, Megawati," kata putra sulung Soekarno, Guntur Soekarnoputra.
"Jadi, waktu di Istana, saya sempat tanya ke Mbak Reny, 'Siapa sih ayahmu?', ternyata, ayahnya adalah Pak Hoegeng. Bapak (Soekarno, red) memang sudah lama kenal Pak Hoegeng karena memang pernah mengawal Bapak di masa perjuangan revolusi, dan bolak-balik sering dipanggil Bapak ke Istana," ungkap Guntur atau akrab disapa Mas Tok ini.
Berdasarkan informasi dari laman kepustakaan presiden perpusnas, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu 14 Juli 2004 pukul 00.30 WIB. Sejak 13 Mei 2004, Hoegeng telah dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati, Jakarta akibat mengalami stroke, penyumbatan saluran pembuluh jantung, dan pendarahan bagian lambung.
Jenazah Hoegeng dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Giritama, Desa Tonjo, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat pada Rabu 14 Juli 2004 siang. Banyak penghargaan kepada Hoegeng, yakni Bintang Gerilya, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, Bintang Kartika Eka Paksi Tingkat I, Bintang Jasasena, Swa Buawa.
Hoegeng juga menyukai Bung Karno yang dinilai objektif dan ramah. "Bapak memang dengan Bung Karno. Saat Bung Karno berpulang, Bapak yang diminta keluarga Bung Karno sebagai wakil keluarga sampai menghadiri pemakaman di Blitar," kata putra kedua Hoegeng, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit dikutip dari buku Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono.
"Hubungan kami dekat karena kebetulan juga, kakak saya, Reny Soerjanti Hoegeng itu teman bermainnya Mba Adis (Megawati Soekarnoputri, red) sejak SMA. Mereka sama-sama sekolah di Perguruan Cikini. Jadi, Mbak Reny sering diajak ke Istana bermain dengan Mbak Adis. Saya sendiri kenal dengan Guntur Soekarno," ujar Didit Hoegeng.
Hoegeng dan Meri berfoto bersama sejumlah artis pengisi acara The Hawaiian Seniors di TVRI. Foto: Dok. Keluarga Hoegeng
Adapun komunikasi antara keluarga Hoegeng dengan keluarga Soekarno berjalan melalui Reny atau Didit dengan Guntur. "Pak Hoegeng itu memang nama yang akrab buat keluarga kami. Putri Pak Hoegeng, Reny adalah teman sekolah adik saya, Megawati," kata putra sulung Soekarno, Guntur Soekarnoputra.
"Jadi, waktu di Istana, saya sempat tanya ke Mbak Reny, 'Siapa sih ayahmu?', ternyata, ayahnya adalah Pak Hoegeng. Bapak (Soekarno, red) memang sudah lama kenal Pak Hoegeng karena memang pernah mengawal Bapak di masa perjuangan revolusi, dan bolak-balik sering dipanggil Bapak ke Istana," ungkap Guntur atau akrab disapa Mas Tok ini.
Berdasarkan informasi dari laman kepustakaan presiden perpusnas, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu 14 Juli 2004 pukul 00.30 WIB. Sejak 13 Mei 2004, Hoegeng telah dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati, Jakarta akibat mengalami stroke, penyumbatan saluran pembuluh jantung, dan pendarahan bagian lambung.
Jenazah Hoegeng dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Giritama, Desa Tonjo, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat pada Rabu 14 Juli 2004 siang. Banyak penghargaan kepada Hoegeng, yakni Bintang Gerilya, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, Bintang Kartika Eka Paksi Tingkat I, Bintang Jasasena, Swa Buawa.