TNI AU HUT ke-76, Berikut Sejarah Terbentuknya Penjaga Wilayah Udara Indonesia Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari ini TNI Angkatan Udara (AU) memperingati hari ulang tahun ( HUT ) ke-76. Tema HUT ke-76 TNI AU adalah “Dengan Dilandasi Semangat Swa Bhuwana Paksa TNI Angkatan Udara, Siap Menjaga Keamanan Wilayah Udara dan Mendukung Program Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Sosial".
Sejarah berdirinya TNI AU berawal dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 23 Agustus 1945. Dilansir dari laman resmi tni-au.mil.id, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) saat itu membentuk tiga wadah perjuangan, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
BKR disebutkan sebagai badan yang bertugas untuk menjamin ketentraman umum dan merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Setelah BKR terbentuk, Presiden Soekarno mengamanatkan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tetap tenang, memegang teguh disiplin, dan siap sedia berjuang untuk Indonesia merdeka.
Semua pejuang mantan prajurit PETA, HEIHO, Pelaut, dan pemuda-pemuda saat itu diperintahkan untuk sementara waktu bergabung dan bekerja dalam BKR. Kemudian, BKR Udara berdiri di daerah-daerah yang punya pangkalan udara atau pemusatan unsur-unsur penerbangan.
Selanjutnya, BKR pada 5 Oktober 1945 ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sehingga, otomatis BKR Udara pun menjadi TKR Udara yang dikenal dengan TKR Djawatan Penerbangan.
Lalu, pada 12 November 1945 di Yogjakarta dilaksanakan Konferensi TKR dan peserta konferensi bersepakat untuk secepatnya dapat mengembangkan kekuatan udara Indonesia. Pada 12 Desember 1945 sebagai realisasinya, Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman yang ditandatangani Kepala Staf Umum Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo yang menyatakan Pembentukan Bagian Penerbangan pada MT TKR. Kemudian, terhitung mulai 10 Desember 1945, semua kekuatan bagian penerbangan di Indonesia, termasuk prajurit, pegawai pangkalan, dan alat-alatnya ditempatkan di bawah Kepala Bagian Penerbangan.
Lalu, Kepala Bagian Penerbangan berkedudukan di Markas Besar Umum dan ditetapkan Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala TKR Bagian Penerbangan dan Sukarnen Martokusumo sebagai Wakilnya. TKR pada 25 Januari 1946 berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Sejarah berdirinya TNI AU berawal dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 23 Agustus 1945. Dilansir dari laman resmi tni-au.mil.id, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) saat itu membentuk tiga wadah perjuangan, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
BKR disebutkan sebagai badan yang bertugas untuk menjamin ketentraman umum dan merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Setelah BKR terbentuk, Presiden Soekarno mengamanatkan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tetap tenang, memegang teguh disiplin, dan siap sedia berjuang untuk Indonesia merdeka.
Semua pejuang mantan prajurit PETA, HEIHO, Pelaut, dan pemuda-pemuda saat itu diperintahkan untuk sementara waktu bergabung dan bekerja dalam BKR. Kemudian, BKR Udara berdiri di daerah-daerah yang punya pangkalan udara atau pemusatan unsur-unsur penerbangan.
Selanjutnya, BKR pada 5 Oktober 1945 ditingkatkan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sehingga, otomatis BKR Udara pun menjadi TKR Udara yang dikenal dengan TKR Djawatan Penerbangan.
Lalu, pada 12 November 1945 di Yogjakarta dilaksanakan Konferensi TKR dan peserta konferensi bersepakat untuk secepatnya dapat mengembangkan kekuatan udara Indonesia. Pada 12 Desember 1945 sebagai realisasinya, Markas Tertinggi TKR mengeluarkan pengumuman yang ditandatangani Kepala Staf Umum Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo yang menyatakan Pembentukan Bagian Penerbangan pada MT TKR. Kemudian, terhitung mulai 10 Desember 1945, semua kekuatan bagian penerbangan di Indonesia, termasuk prajurit, pegawai pangkalan, dan alat-alatnya ditempatkan di bawah Kepala Bagian Penerbangan.
Lalu, Kepala Bagian Penerbangan berkedudukan di Markas Besar Umum dan ditetapkan Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala TKR Bagian Penerbangan dan Sukarnen Martokusumo sebagai Wakilnya. TKR pada 25 Januari 1946 berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).