Berbahaya, Prabowo Bisa Disalip Ganjar dan Anies Jika Terus di Belakang Layar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih unggul di sejumlah simulasi nama calon presiden (capres) 2024 . Namun, tren elektabilitas Prabowo mengalami penurunan berdasarkan survei nasional Indikator Politik yang dirilis Minggu (3/4/2022).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan salah satu penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Prabowo. Lanjut dia, perolehan elektabilitas Prabowo ini bisa dilihat dari dua perspektif yang berbeda. Baca juga:
“(Elektabilitas Prabowo) Memang bisa dibaca dengan gelas setengah penuh, gelas setengah kosong. Gelas setengah penuhnya adalah Pak Prabowo tidak pernah pasang baliho, Pak Prabowo tidak pernah pencitraan di televisi tapi tapi masih dapet 27,4% dalam simulasi 7 nama,” ujar Burhan dikutip Senin (4/4/2022).
Kemudian, kata Burhan, dalam perspektif gelas setengah kosong, perlu diingat bahwa Prabowo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 lalu memperoleh 44,5% suara nasional. Sehingga elektabilitas Prabowo pada survei hari ini sudah turun hampir separuh dan ini membuktikan suara Prabowo pindah ke capres yang lain.
“Jadi tergantung cara pandanganya ya,” imbuhnya.
Menurut Burhan, kalau Prabowo terlalu jauh dari radar publik, terlalu berisiko buat Prabowo. Lain halnya jika memang Prabowo tidak lagi memiliki minat untuk maju di Pilpres 2024 mendatang. Tetapi faktanya, elite di Partai Gerindra telah memproyeksikan Prabowo sebagai capres.
“Beliau (Prabowo) menurut para elite Gerindra masih diproyeksikan sebagai capres, tapi perlu tampil ke publik juga,” jelas Burhan.
Oleh karena itu, dia berpandangan, kalau Prabowo tidak melakukan sosialisasi yang gencar maka tidak tertutup kemungkinan bahwa elektabilitas Prabowo pada survei hari ini bisa disalip oleh Ganjar Pranowo dan juga Anies Baswedan yang jauh lebih sering lakukan sosialisasi.
“Dua nama setidaknya yaitu Ganjar dan Anies yang punya potensi untuk menyalip Pak Prabowo, kalau misalnya Pak Prabowo terlalu di belakang layar. Karena bagaimanapun urusan publik itu memerlukan sosialisasi ke masyarakat,” tegasnya.
Apalagi, Burhan menambahkan tiga nama teratas ini yakni Prabowo, Ganjar dan Anies, selisih perolehan suaranya dalam survei Desember 2021 maupun Februari 2022 tidak ada yang dominan bahkan cenderung tipis.
“Kalau kita lihat di situ selisihnya betul-betul tipis dan tidak ada calon yang dominan. Jadi kalau pemilu diadakan hari ini udah pasti dua putaran. Karena syarat untuk menang satu putaran 50% plus 1,” tandasnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan salah satu penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Prabowo. Lanjut dia, perolehan elektabilitas Prabowo ini bisa dilihat dari dua perspektif yang berbeda. Baca juga:
“(Elektabilitas Prabowo) Memang bisa dibaca dengan gelas setengah penuh, gelas setengah kosong. Gelas setengah penuhnya adalah Pak Prabowo tidak pernah pasang baliho, Pak Prabowo tidak pernah pencitraan di televisi tapi tapi masih dapet 27,4% dalam simulasi 7 nama,” ujar Burhan dikutip Senin (4/4/2022).
Kemudian, kata Burhan, dalam perspektif gelas setengah kosong, perlu diingat bahwa Prabowo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 lalu memperoleh 44,5% suara nasional. Sehingga elektabilitas Prabowo pada survei hari ini sudah turun hampir separuh dan ini membuktikan suara Prabowo pindah ke capres yang lain.
“Jadi tergantung cara pandanganya ya,” imbuhnya.
Menurut Burhan, kalau Prabowo terlalu jauh dari radar publik, terlalu berisiko buat Prabowo. Lain halnya jika memang Prabowo tidak lagi memiliki minat untuk maju di Pilpres 2024 mendatang. Tetapi faktanya, elite di Partai Gerindra telah memproyeksikan Prabowo sebagai capres.
“Beliau (Prabowo) menurut para elite Gerindra masih diproyeksikan sebagai capres, tapi perlu tampil ke publik juga,” jelas Burhan.
Oleh karena itu, dia berpandangan, kalau Prabowo tidak melakukan sosialisasi yang gencar maka tidak tertutup kemungkinan bahwa elektabilitas Prabowo pada survei hari ini bisa disalip oleh Ganjar Pranowo dan juga Anies Baswedan yang jauh lebih sering lakukan sosialisasi.
“Dua nama setidaknya yaitu Ganjar dan Anies yang punya potensi untuk menyalip Pak Prabowo, kalau misalnya Pak Prabowo terlalu di belakang layar. Karena bagaimanapun urusan publik itu memerlukan sosialisasi ke masyarakat,” tegasnya.
Apalagi, Burhan menambahkan tiga nama teratas ini yakni Prabowo, Ganjar dan Anies, selisih perolehan suaranya dalam survei Desember 2021 maupun Februari 2022 tidak ada yang dominan bahkan cenderung tipis.
“Kalau kita lihat di situ selisihnya betul-betul tipis dan tidak ada calon yang dominan. Jadi kalau pemilu diadakan hari ini udah pasti dua putaran. Karena syarat untuk menang satu putaran 50% plus 1,” tandasnya.
(kri)