Internasionalisasi Perguruan Tinggi dan Local Wisdom
loading...
A
A
A
Saat ini, persoalan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan tinggi bukan sekadar menitikberatkan pada persoalan mutu saja, tetapi juga masalah relevansi antaracontentyang diberikan kepada peserta didik dengan kebutuhan dunia kerja agar lulusannya siap memasuki dunia kerja.
Perguruan tinggi berpacu dengan dinamika industri yang pesat. Perkembangan teknologi yang terus melaju kencang kian mengancam lapangan pekerjaan yang tersedia. Penelitian menunjukkan, pekerjaan yang bersifat pengulangan dan menghafal telah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi otomatisasi, robot, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Akan tetapi, masih terdapat beberapa keterampilan manusia yang tidak mudah digantikan mesin di antaranya adalah empati, kreativitas, dan keahlian analitis atas masalah yang bersifat kompleks. Sehingga, agar menjadi sumber daya manusia unggul di era teknologi, individu perlu mengasah kemampuan tersebut dengan terus memanfaatkan perkembangan teknologi. Pada titik ini, perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan perlu mempersiapkan SDM yang bukan hanya memiliki keunggulan bidang keilmuan semata namun juga keahlian dalam tata nilai atau norma.
Pendidikan untuk mahasiswa merupakan fundamental penting jika kita ingin mewujudkan menjadi bangsa yang mampu bersaing dalam percaturan dunia secara global. Unggulan kompetitif baru dapat diciptakan melalui insan-insan yang kreatif, tahan banting, terus mau belajar (pembelajar) dan adaptif, sehingga mereka ini mampu menciptakan sesuatu yang sama sekali baru secara monumental. Kemampuan inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan pasar kerja di masa depan.
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi dalam negeri adalah dengan melakukan transformasi diri untuk bisa melihat international value tanpa harus melepaskan nilai-nilai lokal. Langkah adopsi terhadap international value tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan universitas-universitas terbaik dunia, baik di bidang kurikulum, pengajaran, penelitian, pertukaran dosen, penulisan artikel bersama, maupun pertukaran mahasiswa untuk mempercepat proses belajar dan transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari mereka.
Menghadirkan internasionalisasi universitas di Indonesia tersebut sejatinya senada dengan semangat Nawacita dan Visi Indonesia Presiden Jokowi yaitu fokus pada peningkatan SDM. Terlebih kini Indonesia tengah memasuki revolusi industri 4.0, era society 5.0, serta ledakan usia produktif. Internasionalisasi universitas bisa menjadi embrio bangkitnya pendidikan di Indonesia dalam melahirkan SDM yang berdaya saing tinggi, tahan banting, pembelajar, berpikir kritis dengan tetap memiliki nilai kearifan lokal dan berwawasan global.
Kolaborasi dan Kerja Sama adalah Kunci
Kolaborasi dan kerja sama perguruan tinggi dengan mitra nasional dan internasional merupakan sebuah keniscayaan. Kemampuan daya saing para lulusan dalam pengusaan iptek dapat dicapai dengan menjalin kerja sama dengan banyak mitra tersebut.
Kolaborasi dan kerja sama antara perguruan tinggi nasional dengan perguruan tinggi internasional memang tidak semudah yang dibayangkan, mengingat kolaborasi tersebut bisa jadi tidak menguntungkan dari berbagai aspek atau bahkan bisa jadi menguntungkan seperti yang kita harapkan.
Untuk itu, penting bagi perguruan tinggi untuk memiliki standar mutu yang jelas, baik di managemen maupun kurikulum sehingga kita tidak asal “luar negeri” tetapi hanya pada perguruan tinggi dengan standar tertentu. Selain itu, kerja sama dengan masyarakat seperti pemerintahan desa, yang saat ini diharapkan mandiri, termasuk dalam pengelolaan keuangan, masih memerlukan sentuhan dan pendampingan perguruan tinggi. Kita semua berharap, perguruan tinggi tidak lagi menjadi Menara gading, tetapi betul menjadi pencerah (enlightening) bagi masyarakat di sekitarnya, Semoga.
Perguruan tinggi berpacu dengan dinamika industri yang pesat. Perkembangan teknologi yang terus melaju kencang kian mengancam lapangan pekerjaan yang tersedia. Penelitian menunjukkan, pekerjaan yang bersifat pengulangan dan menghafal telah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi otomatisasi, robot, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Akan tetapi, masih terdapat beberapa keterampilan manusia yang tidak mudah digantikan mesin di antaranya adalah empati, kreativitas, dan keahlian analitis atas masalah yang bersifat kompleks. Sehingga, agar menjadi sumber daya manusia unggul di era teknologi, individu perlu mengasah kemampuan tersebut dengan terus memanfaatkan perkembangan teknologi. Pada titik ini, perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan perlu mempersiapkan SDM yang bukan hanya memiliki keunggulan bidang keilmuan semata namun juga keahlian dalam tata nilai atau norma.
Pendidikan untuk mahasiswa merupakan fundamental penting jika kita ingin mewujudkan menjadi bangsa yang mampu bersaing dalam percaturan dunia secara global. Unggulan kompetitif baru dapat diciptakan melalui insan-insan yang kreatif, tahan banting, terus mau belajar (pembelajar) dan adaptif, sehingga mereka ini mampu menciptakan sesuatu yang sama sekali baru secara monumental. Kemampuan inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan pasar kerja di masa depan.
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi dalam negeri adalah dengan melakukan transformasi diri untuk bisa melihat international value tanpa harus melepaskan nilai-nilai lokal. Langkah adopsi terhadap international value tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan universitas-universitas terbaik dunia, baik di bidang kurikulum, pengajaran, penelitian, pertukaran dosen, penulisan artikel bersama, maupun pertukaran mahasiswa untuk mempercepat proses belajar dan transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari mereka.
Menghadirkan internasionalisasi universitas di Indonesia tersebut sejatinya senada dengan semangat Nawacita dan Visi Indonesia Presiden Jokowi yaitu fokus pada peningkatan SDM. Terlebih kini Indonesia tengah memasuki revolusi industri 4.0, era society 5.0, serta ledakan usia produktif. Internasionalisasi universitas bisa menjadi embrio bangkitnya pendidikan di Indonesia dalam melahirkan SDM yang berdaya saing tinggi, tahan banting, pembelajar, berpikir kritis dengan tetap memiliki nilai kearifan lokal dan berwawasan global.
Kolaborasi dan Kerja Sama adalah Kunci
Kolaborasi dan kerja sama perguruan tinggi dengan mitra nasional dan internasional merupakan sebuah keniscayaan. Kemampuan daya saing para lulusan dalam pengusaan iptek dapat dicapai dengan menjalin kerja sama dengan banyak mitra tersebut.
Kolaborasi dan kerja sama antara perguruan tinggi nasional dengan perguruan tinggi internasional memang tidak semudah yang dibayangkan, mengingat kolaborasi tersebut bisa jadi tidak menguntungkan dari berbagai aspek atau bahkan bisa jadi menguntungkan seperti yang kita harapkan.
Untuk itu, penting bagi perguruan tinggi untuk memiliki standar mutu yang jelas, baik di managemen maupun kurikulum sehingga kita tidak asal “luar negeri” tetapi hanya pada perguruan tinggi dengan standar tertentu. Selain itu, kerja sama dengan masyarakat seperti pemerintahan desa, yang saat ini diharapkan mandiri, termasuk dalam pengelolaan keuangan, masih memerlukan sentuhan dan pendampingan perguruan tinggi. Kita semua berharap, perguruan tinggi tidak lagi menjadi Menara gading, tetapi betul menjadi pencerah (enlightening) bagi masyarakat di sekitarnya, Semoga.
(ynt)