Kuatkan Kerja Sama Indonesia-Swedia, Dirjen Amerop Kemlu Kunjungi Stockholm
loading...
A
A
A
Syntronic meyakini Indonesia akan menjadi salah satu pusat global supply chain terbesar di dunia di masa mendatang. "Ini merupakan kesempatan baik baik bagi Syntronic untuk terus kembangkan usahanya di Indonesia, mulai dari layanan logistik hingga mendirikan pusat riset dan pengembangan kelas dunia," kata Björn Östlund kepada delegasi RI.
Sejumlah perusahaan Swedia yang juga ditemui oleh Dirjen Swajaya, antara lain SKF dan Brighter. Pada pertemuan dengan SKF, dibahas ekonomi sirkular pada sektor manufaktur, kaitan erat pendidikan vokasi dan industri serta ekspansi SKF di Indonesia.
Pada pertemuan dengan CEO Brighter, dipresentasikan inovasi alat kesehatan dan kiprah perusahaan tersebut di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya penggunaan telemedicine di tengah pendemi di Indonesia, inovasi teknologi kesehatan semakin dibutuhkan. Namun demikian, hal tersebut juga harus dibarengi dengan perubahan mindset masyarakat dan tenaga kesehatan. Ruang terobosan itulah yang berusaha dipenuhi oleh Brighter di Indonesia.
Rangkaian kunjungan kerja tersebut ditutup dengan working dinner Delegasi RI dengan sejumlah komunitas bisnis Swedia yang telah dan berencana berekspansi ke Indonesia.
Indonesia dan Swedia telah menjalin hubungan bilateral sejak 1950. Sebagaimana diketahui, Swedia adalah mitra-dagang Indonesia terbesar di wilayah Nordik dan wisatawan dari Swedia menempati urutan ke-4 terbesar dari Uni Eropa sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari BPS, total perdagangan kedua negara mengalami peningkatan sebesar 32% pada tahun 2021 diikuti dengan kenaikan ekspor Indonesia ke Swedia sebesar 40%. Pada tahun 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan pada saat yang bersamaan Swedia akan menjabat presidensi Uni Eropa.
Sejumlah perusahaan Swedia yang juga ditemui oleh Dirjen Swajaya, antara lain SKF dan Brighter. Pada pertemuan dengan SKF, dibahas ekonomi sirkular pada sektor manufaktur, kaitan erat pendidikan vokasi dan industri serta ekspansi SKF di Indonesia.
Pada pertemuan dengan CEO Brighter, dipresentasikan inovasi alat kesehatan dan kiprah perusahaan tersebut di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya penggunaan telemedicine di tengah pendemi di Indonesia, inovasi teknologi kesehatan semakin dibutuhkan. Namun demikian, hal tersebut juga harus dibarengi dengan perubahan mindset masyarakat dan tenaga kesehatan. Ruang terobosan itulah yang berusaha dipenuhi oleh Brighter di Indonesia.
Rangkaian kunjungan kerja tersebut ditutup dengan working dinner Delegasi RI dengan sejumlah komunitas bisnis Swedia yang telah dan berencana berekspansi ke Indonesia.
Indonesia dan Swedia telah menjalin hubungan bilateral sejak 1950. Sebagaimana diketahui, Swedia adalah mitra-dagang Indonesia terbesar di wilayah Nordik dan wisatawan dari Swedia menempati urutan ke-4 terbesar dari Uni Eropa sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari BPS, total perdagangan kedua negara mengalami peningkatan sebesar 32% pada tahun 2021 diikuti dengan kenaikan ekspor Indonesia ke Swedia sebesar 40%. Pada tahun 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan pada saat yang bersamaan Swedia akan menjabat presidensi Uni Eropa.
(abd)