Soal Konflik Israel-Palestina, Gus Yahya: Persoalan Rumit dan Kompleks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konflik yang saat ini terjadi di seluruh Jalur Gaza, Palestina, dan Israel dipicu oleh perselisihan di Yerusalem di mana pemukim Yahudi telah mengeklaim tanah yang dihuni oleh orang Arab adalah milik Israel. Percikan itu, menyala lebih dari 70 tahun lamanya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengaku Nadhlatul Ulama (NU) memiliki sikap terhadap huru-hara yang terjadi di Palestina. Menurutnya, persoalan yang terjadi di Al-Quds adalah hal yang rumit.
"Persoalan yang sangat rumit, kompleks, dan saling tumpah tindih antara satu masalah dengan yang lain ada masalah politik, masalah keagamaan, dan lain sebagainya," ujar Gus Yahya kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Minggu (27/3/2022).
Oleh karena itu, Gus Yahya optimistis terhadap hadirnya NU yang selalu menyuarakan penindasan yang terus terjadi di Palestina. Namun, ia bingung dimensi mana yang bakal ia masuki.
"Tapi kami harus memilih dimensi apa dari permasalahan yang rumit ini yang harus dimasuki oleh Nahdatul Ulama, karena ada masalah politik, ada masalah agama," katanya.
Gus Yahya menilai kemerdekaan yang sedang diperjuangkan oleh masyarakat Palestina adalah bagian dari kucuran darah dan keringat umat muslim seluruh dunia. Bahkan, dari sisi kemanusiaan yang tak melihat dari agama manapun.
"Apabila umat manusia gagal memberikan jalan keluar bagi rakyat Palestina maka kemanusiaan gagal untuk memelihara martabatnya sendiri," jelasnya.
Kendati demikian, Gus Yahya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut mendoakan yang terbaik bagi keadaan di Palestina. Karena, dia yakin kemenangan dan hari yang indah akan digapai suatu saat nanti di Palestina.
"Segala kesedihan yang sekarang dialami (Palestina) menuju martabat kemanusiaan yang lebih mulia dan masa depan yang lebih cerah," tuturnya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengaku Nadhlatul Ulama (NU) memiliki sikap terhadap huru-hara yang terjadi di Palestina. Menurutnya, persoalan yang terjadi di Al-Quds adalah hal yang rumit.
"Persoalan yang sangat rumit, kompleks, dan saling tumpah tindih antara satu masalah dengan yang lain ada masalah politik, masalah keagamaan, dan lain sebagainya," ujar Gus Yahya kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Minggu (27/3/2022).
Oleh karena itu, Gus Yahya optimistis terhadap hadirnya NU yang selalu menyuarakan penindasan yang terus terjadi di Palestina. Namun, ia bingung dimensi mana yang bakal ia masuki.
"Tapi kami harus memilih dimensi apa dari permasalahan yang rumit ini yang harus dimasuki oleh Nahdatul Ulama, karena ada masalah politik, ada masalah agama," katanya.
Gus Yahya menilai kemerdekaan yang sedang diperjuangkan oleh masyarakat Palestina adalah bagian dari kucuran darah dan keringat umat muslim seluruh dunia. Bahkan, dari sisi kemanusiaan yang tak melihat dari agama manapun.
"Apabila umat manusia gagal memberikan jalan keluar bagi rakyat Palestina maka kemanusiaan gagal untuk memelihara martabatnya sendiri," jelasnya.
Kendati demikian, Gus Yahya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut mendoakan yang terbaik bagi keadaan di Palestina. Karena, dia yakin kemenangan dan hari yang indah akan digapai suatu saat nanti di Palestina.
"Segala kesedihan yang sekarang dialami (Palestina) menuju martabat kemanusiaan yang lebih mulia dan masa depan yang lebih cerah," tuturnya.
(kri)