Kemenkes: Pertemuan G20 Bisa Jadi Ajang Kerja Sama Membuat Vaksin Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) menilai Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 ini sangat strategis mengingat forum ini akan memberikan suatu percontohan yang nyata dan komprehensif untuk recovery global. Dari sektor kesehatan, pertemuan ini bisa menjadi perantara untuk membuat vaksin global.
"Dari sektor kesehatan fokus utama adalah terkait dengan memperkuat arsitektur kesehatan global dengan 3 sub isu prioritas yang terdiri dari pembangunan sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global, dan pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan, dan respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang," ujar Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya dikutip, Kamis (24/3/2022).
Nadia menyebutkan terkait pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan persiapan dalam merespons terkait krisis kesehatan yang akan datang. Dia menjelaskan adanya pertemuan G20 memungkinkan pengembangan yang lebih cepat terhadap penemuan vaksin mRNA dan juga vaksin yang lebih murah, aman, untuk merespons suatu kondisi pandemi.
“Akan tetapi saat ini pengembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju,” ucap Nadia.
Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya, Nadia membeberkan setiap negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin, terapeutik, dan diagnostik. Sebagai tambahan, praktik terbaik sangat dibutuhkan pada masa pandemi untuk memperkuat jaringan kolaborasi dan jejaring antar para ahli dan antar ilmuwan pada sektor kesehatan masyarakat.
“Maka dari itulah menjadi sangat penting untuk menetapkan suatu perusahaan manufaktur regional dan pusat sebagai kolaborasi riset. Tanpa ada komitmen politik yang kuat untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih kuat maka negara akan mengalami kesulitan untuk keluar dari situasi sulit sebagai dampak pandemi COVID-19,” pungkasnya.
"Dari sektor kesehatan fokus utama adalah terkait dengan memperkuat arsitektur kesehatan global dengan 3 sub isu prioritas yang terdiri dari pembangunan sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global, dan pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan, dan respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang," ujar Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya dikutip, Kamis (24/3/2022).
Nadia menyebutkan terkait pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan persiapan dalam merespons terkait krisis kesehatan yang akan datang. Dia menjelaskan adanya pertemuan G20 memungkinkan pengembangan yang lebih cepat terhadap penemuan vaksin mRNA dan juga vaksin yang lebih murah, aman, untuk merespons suatu kondisi pandemi.
“Akan tetapi saat ini pengembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju,” ucap Nadia.
Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya, Nadia membeberkan setiap negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin, terapeutik, dan diagnostik. Sebagai tambahan, praktik terbaik sangat dibutuhkan pada masa pandemi untuk memperkuat jaringan kolaborasi dan jejaring antar para ahli dan antar ilmuwan pada sektor kesehatan masyarakat.
“Maka dari itulah menjadi sangat penting untuk menetapkan suatu perusahaan manufaktur regional dan pusat sebagai kolaborasi riset. Tanpa ada komitmen politik yang kuat untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih kuat maka negara akan mengalami kesulitan untuk keluar dari situasi sulit sebagai dampak pandemi COVID-19,” pungkasnya.
(kri)