Yuddy Chrisnandi Minta Agresi Militer Rusia ke Ukraina Dihentikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sudah melewati tiga pekan Rusia melancarkan agresi militernya ke Ukraina dan menyebabkan lebih 636 warga sipil merenggang nyawanya, sementara 1.125 lainnya cedera. Negara yang dikenal ramah dan sangat toleran warganya itu kini sedang berduka akibat agresi militer Rusia.
Hal itu turut diaminkan oleh Yuddy Chrisnandi , mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, dalam sebuah webinar bertajuk "Konflik Rusia–Ukraina: Pengaruhnya di Kawasan Asia" yang diselenggarakan oleh Departemen Kewilayahan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Selasa (15/3/2022).
Yuddy, sapaan akrabnya, mengakui bahwa masyarakat Ukraina memiliki kesamaan dengan masyarakat Indonesia, yakni ramah dan sangat toleran. Ia sangat kecewa negeri yang sedang hidup damai tersebut dibombardir oleh Rusia.
"Berbeda dengan masyarakat Eropa lainnya, masyarakat Ukraina sangat mirip karakternya dengan masyarakat Indonesia, mereka memiliki keramahan dan toleransi yang tinggi dalam hidup berdampingan antaragama dan ras," kata Yuddy dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).
Yuddy sejauh ini sangat aktif menyuarakan dihentikannya agresi Rusia ke Ukraina yang sampai saat ini masih berlangsung. Selama bertugas 4,5 tahun di Ukraina, ia mengaku, telah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan negara Ukraina sejak dua dekade yang lalu.
Ia mengagumi tingginya spiritualitas bangsa Ukraina, negara dengan mayoritas penganut Kristen Ortodoks ini hidup damai berdampingan dengan 2 juta warga penganut muslim. Bahkan, sebagai minoritas di negara berjuluk 'Keranjang Roti Eropa' tersebut, kaum muslim di sana terus diberdayakan dengan subsidi dari pemerintah untuk membangun masjid dan mengembangkan kegiatan agama.
Baca juga: Profil Yuddy Chrisnandi, Mantan Dubes RI untuk Ukraina yang Gencar Suarakan Stop Invasi Rusia
"Selama tinggal di Ukraina selama ini saya belum pernah menemukan tindakan rasisme dari warga setempat. Saya justru kagum dengan keberpihakan pemerintah Ukraina yang menyubsidi umat Islam di Ukraina untuk membangun masjid dan kegiatan agama lainnya. Umat Islam di Ukraina memiliki 2 mufti besar yang menjadi imam masjid-masjid di Ukraina," kata Yuddy.
Menurut Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) ini, Ukraina adalah negara yang sangat bersahabat dengan negeri mana pun. Ukraina tidak pernah menyerang negara lain, justru Ukraina yang sering diserang oleh bangsa lain sejak zaman kekaisaran hingga saat ini.
Dilansir dari Office of the United Nations High Comissioner for Human Rights (OHCHR), sejak Rusia melancarkan agresi militernya pada 24 Februari 2022 hingga 13 Maret 2022, sebanyak 1.761 warga sipil menjadi korban, 636 di antaranya korban jiwa, dan 1.125 luka ringan hingga berat. OHCHR turut melaporkan sebanyak 63 anak-anak menjadi korban jiwa dari agresi militer Rusia sejauh ini.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Dr Vasyl Hamianin, mengatakan hal tersebut terjadi karena pasukan Rusia terus membombardir sekolah, rumah sakit, dan pemukiman di Ukraina. Menurutnya, agresi yang dilakukan oleh Rusia sebagai bentuk penjajahan, tidak hanya menyerang militer Ukraina, tetapi juga menyerang warga sipil.
"Saya berharap masyarakat Indonesia terus mendukung perjuangan kami di Ukraina agar dapat menghentika penjajahan yang dilakukan oleh Rusia dan berdoa untuk seluruh korban yang telah gugur di medan perjuangan," kata Vasyl Hamianin melalui keterangan resmi Kedutaan Ukraina untuk Indonesia, Rabu (16/3/2022).
Hal itu turut diaminkan oleh Yuddy Chrisnandi , mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, dalam sebuah webinar bertajuk "Konflik Rusia–Ukraina: Pengaruhnya di Kawasan Asia" yang diselenggarakan oleh Departemen Kewilayahan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Selasa (15/3/2022).
Yuddy, sapaan akrabnya, mengakui bahwa masyarakat Ukraina memiliki kesamaan dengan masyarakat Indonesia, yakni ramah dan sangat toleran. Ia sangat kecewa negeri yang sedang hidup damai tersebut dibombardir oleh Rusia.
"Berbeda dengan masyarakat Eropa lainnya, masyarakat Ukraina sangat mirip karakternya dengan masyarakat Indonesia, mereka memiliki keramahan dan toleransi yang tinggi dalam hidup berdampingan antaragama dan ras," kata Yuddy dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/3/2022).
Yuddy sejauh ini sangat aktif menyuarakan dihentikannya agresi Rusia ke Ukraina yang sampai saat ini masih berlangsung. Selama bertugas 4,5 tahun di Ukraina, ia mengaku, telah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan negara Ukraina sejak dua dekade yang lalu.
Ia mengagumi tingginya spiritualitas bangsa Ukraina, negara dengan mayoritas penganut Kristen Ortodoks ini hidup damai berdampingan dengan 2 juta warga penganut muslim. Bahkan, sebagai minoritas di negara berjuluk 'Keranjang Roti Eropa' tersebut, kaum muslim di sana terus diberdayakan dengan subsidi dari pemerintah untuk membangun masjid dan mengembangkan kegiatan agama.
Baca juga: Profil Yuddy Chrisnandi, Mantan Dubes RI untuk Ukraina yang Gencar Suarakan Stop Invasi Rusia
"Selama tinggal di Ukraina selama ini saya belum pernah menemukan tindakan rasisme dari warga setempat. Saya justru kagum dengan keberpihakan pemerintah Ukraina yang menyubsidi umat Islam di Ukraina untuk membangun masjid dan kegiatan agama lainnya. Umat Islam di Ukraina memiliki 2 mufti besar yang menjadi imam masjid-masjid di Ukraina," kata Yuddy.
Menurut Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) ini, Ukraina adalah negara yang sangat bersahabat dengan negeri mana pun. Ukraina tidak pernah menyerang negara lain, justru Ukraina yang sering diserang oleh bangsa lain sejak zaman kekaisaran hingga saat ini.
Dilansir dari Office of the United Nations High Comissioner for Human Rights (OHCHR), sejak Rusia melancarkan agresi militernya pada 24 Februari 2022 hingga 13 Maret 2022, sebanyak 1.761 warga sipil menjadi korban, 636 di antaranya korban jiwa, dan 1.125 luka ringan hingga berat. OHCHR turut melaporkan sebanyak 63 anak-anak menjadi korban jiwa dari agresi militer Rusia sejauh ini.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Dr Vasyl Hamianin, mengatakan hal tersebut terjadi karena pasukan Rusia terus membombardir sekolah, rumah sakit, dan pemukiman di Ukraina. Menurutnya, agresi yang dilakukan oleh Rusia sebagai bentuk penjajahan, tidak hanya menyerang militer Ukraina, tetapi juga menyerang warga sipil.
"Saya berharap masyarakat Indonesia terus mendukung perjuangan kami di Ukraina agar dapat menghentika penjajahan yang dilakukan oleh Rusia dan berdoa untuk seluruh korban yang telah gugur di medan perjuangan," kata Vasyl Hamianin melalui keterangan resmi Kedutaan Ukraina untuk Indonesia, Rabu (16/3/2022).
(abd)