50 Pondok Pesantren Jadi Posko Pencegahan Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 50 pondok pesantren menjadi posko Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kementerian Agama (Kemenag). Puluhan pondok pesantren (ponpes) itu berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
"Untuk Jabodetabek, gugus tugas pesantren ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan pesantren secara mandiri," tutur Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Imam Safei di Ciputat, Jakarta, Kamis 23 April 2020 dikutip dari kemenag.go.id.
Ponpes Annahdlah, Pamulang, Tangerang Selatan dan Ponpes Darus Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan menjadi dua pesantren terakhir yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid 19 Kemenag. ( )
Pesantren yang masing-masing didirikan oleh Dr HM Asrorun Nian dan Imam Besar Masjid Istiqlal almarhum KH Ali Mustofa Yaqub itu mendapat penyemprotan menyeluruh dan alat-alat screening.
Alat-alat yang diserahkan kepada dua pesantren di Tangsel ini antara lain thermoscanner gun, cairan hand sanitizer, disinfektan, dan berbagai bahan mentah untuk diolah menjadi disinfektan secara mandiri.
Imam yang juga menjabat Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren ini menjelaskan saat ini terdapat 28.961 ponpes di Indonesia. Sebanyak 9.167 di antaranya di Jawa Barat. Di Ibu kota DKI Jakarta terdapat 106 pesantren.
"Saat ini kita baru menjangkau Jabodetabek karena daerah ini menjadi pusat sebaran Corona terbesar. Bila ini selesai, ke depan akan diteruskan ke daerah-daerah," kata Imam.
Dia menjelaskan, pemberdayaan pesantren penting untuk mencegah virus Corona berkembang di pesantren dengan penerapan kewaspadaan dalam bentuk yang tepat.
Imam menuturkan sejauh ini pesantren masih tergolong steril. Untuk itu, pertahanan diri diperlukan dengan cara menguasai prosedur pencegahan dan penangahannya.
"Ini penting dilakukan karena pandemi Corona terus meluas di Jabodetabek. Pesantren penting memiliki gugus tugas yang terkoordinasi dengan pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Sholla Taufiq mengungkapkan, sebagai lembaga pendidikan berasrama, pesantren merupakan salah satu titik rawan penularan Covid-19. Hal ini menjadi perhatian Kementerian Agama.
Kebijakan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada pesantren. "Bila tidak diantisipasi sejak dini, hal ini akan memicu naiknya angka penderita Covid-19," ucapnya.
Saat ini menurut Sholla, sebagian besar pesantren telah meliburkan santrinya hingga awal Juni mendatang. "Yang perlu diantisipasi, pada saat masuk nanti, ribuan orang dari berbagai daerah akan berkumpul di pondok dan tentu saja akan terjadi kontak intensif," tuturnya.
Oleh karena itu, protokol dan mitigasi Covid-19 penting dikuasai pengelola pondok pesantren agar lingkungan pondok tidak menjadi sarang penularan virus korona.
"Ini salah satu materi yang diberikan oleh gugus tugas khususnya kepada 50 ponpes yang menjadi posko," tuturnya.
"Untuk Jabodetabek, gugus tugas pesantren ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan pesantren secara mandiri," tutur Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Imam Safei di Ciputat, Jakarta, Kamis 23 April 2020 dikutip dari kemenag.go.id.
Ponpes Annahdlah, Pamulang, Tangerang Selatan dan Ponpes Darus Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan menjadi dua pesantren terakhir yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid 19 Kemenag. ( )
Pesantren yang masing-masing didirikan oleh Dr HM Asrorun Nian dan Imam Besar Masjid Istiqlal almarhum KH Ali Mustofa Yaqub itu mendapat penyemprotan menyeluruh dan alat-alat screening.
Alat-alat yang diserahkan kepada dua pesantren di Tangsel ini antara lain thermoscanner gun, cairan hand sanitizer, disinfektan, dan berbagai bahan mentah untuk diolah menjadi disinfektan secara mandiri.
Imam yang juga menjabat Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren ini menjelaskan saat ini terdapat 28.961 ponpes di Indonesia. Sebanyak 9.167 di antaranya di Jawa Barat. Di Ibu kota DKI Jakarta terdapat 106 pesantren.
"Saat ini kita baru menjangkau Jabodetabek karena daerah ini menjadi pusat sebaran Corona terbesar. Bila ini selesai, ke depan akan diteruskan ke daerah-daerah," kata Imam.
Dia menjelaskan, pemberdayaan pesantren penting untuk mencegah virus Corona berkembang di pesantren dengan penerapan kewaspadaan dalam bentuk yang tepat.
Imam menuturkan sejauh ini pesantren masih tergolong steril. Untuk itu, pertahanan diri diperlukan dengan cara menguasai prosedur pencegahan dan penangahannya.
"Ini penting dilakukan karena pandemi Corona terus meluas di Jabodetabek. Pesantren penting memiliki gugus tugas yang terkoordinasi dengan pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Sholla Taufiq mengungkapkan, sebagai lembaga pendidikan berasrama, pesantren merupakan salah satu titik rawan penularan Covid-19. Hal ini menjadi perhatian Kementerian Agama.
Kebijakan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada pesantren. "Bila tidak diantisipasi sejak dini, hal ini akan memicu naiknya angka penderita Covid-19," ucapnya.
Saat ini menurut Sholla, sebagian besar pesantren telah meliburkan santrinya hingga awal Juni mendatang. "Yang perlu diantisipasi, pada saat masuk nanti, ribuan orang dari berbagai daerah akan berkumpul di pondok dan tentu saja akan terjadi kontak intensif," tuturnya.
Oleh karena itu, protokol dan mitigasi Covid-19 penting dikuasai pengelola pondok pesantren agar lingkungan pondok tidak menjadi sarang penularan virus korona.
"Ini salah satu materi yang diberikan oleh gugus tugas khususnya kepada 50 ponpes yang menjadi posko," tuturnya.
(dam)