Ketum Pemuda Perindo Ajak Generasi Milenial Berani Terjun ke Dunia Politik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Pemuda Perindo Effendi Syahputra menekankan adanya regenerasi dalam kancah perpolitikan nasional. Atas dasar itu, dirinya mengajak generasi milenial untuk terjun ke dunia politik. Pasalnya, dengan masuk ke politik maka ada banyak hal di Indonesia yang bisa dirubah.
"Anak-anak milenial sekarang itu harus juga berani masuk politik dan bisa merubah peta politik Indonesia. Itu yang kita mau dari Partai Perindo," kata Effendi di Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Rabu (9/3/2022).
Effendi menuturkan, di periode pemilu pastilah ada sosok yang dinilai layak menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, Effendi menilai jabatan presiden maupun jabatan kepala daerah harus sesuai undang-undang yakni 2 periode.
"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Saya pikir benar sudah sistem UU kita yang membatasi presiden cukup dua periode, gubernur cukup 2 periode," ujarnya.
Effendi juga tak menampik iklim perpolitikan Indonesia sedikit menyeramkan, akan tetapi hal itu masih dalam batas normal. Sebab, Indonesia masih memiliki rasa saling menghargai.
"Kita ini ya sebagai orang Indonesia yang namanya budaya kebersamaan masih ada dan rasa menghargai juga masih ada," tuturnya.
"Anak-anak milenial sekarang itu harus juga berani masuk politik dan bisa merubah peta politik Indonesia. Itu yang kita mau dari Partai Perindo," kata Effendi di Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Rabu (9/3/2022).
Baca Juga
Effendi menuturkan, di periode pemilu pastilah ada sosok yang dinilai layak menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, Effendi menilai jabatan presiden maupun jabatan kepala daerah harus sesuai undang-undang yakni 2 periode.
Baca Juga
"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Saya pikir benar sudah sistem UU kita yang membatasi presiden cukup dua periode, gubernur cukup 2 periode," ujarnya.
Effendi juga tak menampik iklim perpolitikan Indonesia sedikit menyeramkan, akan tetapi hal itu masih dalam batas normal. Sebab, Indonesia masih memiliki rasa saling menghargai.
"Kita ini ya sebagai orang Indonesia yang namanya budaya kebersamaan masih ada dan rasa menghargai juga masih ada," tuturnya.
(cip)