Kiprah Politik TGB yang Tak Pernah Padam

Jum'at, 04 Maret 2022 - 14:09 WIB
loading...
Kiprah Politik TGB yang Tak Pernah Padam
Ketua Dewan Nasional Konvensi Rakyat Perindo, Muhammad Zainul Majdi atau lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB). FOTO/KORAN SINDO
A A A
JAKARTA - Muhammad Zainul Majdi atau lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi sosok sentral dalam seleksi calon anggota legislatif (caleg) Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ). Dia berharap berbagai terobosan yang dilakukan Perindo bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat umum dan menghasilkan figur terbaik di kancah perpolitikan nasional.

Di masa depan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mendengar seluruh aspirasi dan mengelola dinamika geopolitik regional dan global. Untuk itu, setiap elemen bangsa bisa berperan mewujudkannya melalui partai politik.

Dalam satu dekade terakhir, kepemimpinan Indonesia diwarnai ide-ide dari sosok kepala daerah yang kreatif dan inovatif dalam membangun dan menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi masyarakat. Mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi (TI) untuk memberikan pelayanan publik yang prima. Setelah memberikan legacy, tak sedikit yang akhirnya dilabeli atau akhirnya berkarir di level nasional.

Baca juga: Melejit! Pendaftar Konvensi Rakyat Partai Perindo Tembus 800 Orang, TGB: Relawan Jokowi Ikut Daftar

Situasi seperti ini jarang terjadi masa lalu. Karir mereka biasanya selesai setelah tak lagi menjabat sebagai bupati, wali kota, atau gubernur. Nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sedikit contoh pemimpin yang merangkak karirnya wilayah tingkat II hingga menjadi orang nomor wahid di Bumi Pertiwi.

Sederet nama kepala daerah lain yang moncer, antara lain, Anies Rasyid Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Khofifah Indra Parawansa.

Ada yang sudah purnatugas tapi kini berkarir di pusat, yakni Tri Rismaharini dan TGB. Risma, sapaan akrab mantan Wali Kota Surabaya itu, kini menjadi menteri sosial.

Sama seperti Risma, kiprah TGB politiknya tak berhenti selepas purnatugas sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (TGB). Kini, dia menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Ketua Dewan Nasional Konvensi Rakyat Perindo.



TGB menjelaskan, dua alasan kenapa menerima amanah sebagai Ketua Dewan Nasional Konvensi Rakyat Perindo. Pertama, konvensi rakyat ini sebagai terobosan dalam menjaring caleg yang lebih inklusif. Metode ini berbeda dengan kebiasaan partai politik (parpol) selama ini di mana caleg ini diutamakan berasal dari internal terlebih dahulu.

"Banyak elemen masyarakat yang merasa bukan anggota partai agak enggan karena merasa tidak punya modal secara kepartaian untuk bisa direkrut atau masuk dalam proses pencalegan yang konvensional. Konvesi Rakyat memberikan inklusivitas, dalam arti membuka ruang yang sama kepada seluruh anak bangsa di mana pun dia berada dan sudah atau belum menjadi anggota Perindo," ujarnya kepada Koran SINDO, Selasa (1/2/2022).

Alasan kedua, platform digital yang digunakan sebagai medium dalam proses penjaringan. Menurutnya, ini sebagai langkah menuju digitalisasi politik di Indonesia. Dia memprediksi pelaksaaan politik Indonesia akan banyak mengandalkan TI di masa yang akan datang. Di beberapa negara, pemilihan umum (pemilu) sudah menggunakan voting secara elektronik (e-voting) penjaringan caleg ini sudah dimulai sejak November tahun lalu dan akan berakhir pada Maret 2023.

Ada beberapa kriteria yang dicari Perindo untuk caleg yang akan turun gelanggang pada pemilu 2024. Pertama, menurut TGB, komitmen terhadap Merah-Putih. Kedua, mempunyai komitmen kuat untuk membangun Indonesia. Ketiga, mereka harus berorientasi pada gerakan, pemikiran, dan ide-ide politik untuk kepentingan rakyat.

TGB menyatakan, hal itu sejalan dengan ideologi politik Perindo yang secara jelas, tegas, dan lugas untuk kesejahteraan. "Bagaimana agar politik itu bisa menghadirkan kesejahteraan yang konkret dan riil bagi seluruh masyarakat," tegasnya.

Kehadiran TGB di partai besutan Hary Tanoesoedibjo tentu memberikan angin segar untuk penguatan penggalangan suara akar rumput. Dia punya pengalaman sebagai gubernur selama dua periode dan ikut dalam pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada 2019 lalu.

Pemilu 2024 merupakan kali kedua Perindo akan bertarung dalam kontestasi politik di Indonesia. Pada pemilu lalu, Perindo memperoleh 3,73 juta suara (2,67%). Pengalaman dan kemampuan politik TGB, serta seleksi caleg yang dijalankan diharapkan bisa menjadi lokomotif untuk membawa Perindo lolos ke Senayan-alamat gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Lulusan Strata 1 dan 2 dari Al-Azhar Kairo, Mesir, itu menilai Perindo punya peluang terbuka untuk lolos ke Senayan. Platform partai yang sederhana, tetapi dibutuhkan masyarakat Indonesia, seperti kebangsaan, moderasi beragama, dan politik kesejahteraan, akan menjadi kuncinya. Sebab, tiga hal itu sangat substantif dan esensial dalam menjalankan kerja-kerja politik di Indonesia.

"Kemudian, Perindo sudah memiliki basis di tengah masyarakat. Penerimaan masyarakat kepada Perindo, menurut saya, terus menerus secara konstan meningkat. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, beragam survei menunjukkan dari semula 1,4%, 1,6%, kemudian terakhir kita pada posisi 2,5%. Ini suatu modal yang luar biasa," ujar pria kelahiran 31 Mei 1972 itu.

Dia menilai Perindo menjadi harapan baru bagi masyarakat dalam memberikan solusi atas beragam masalah, terutama ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Langkah Perindo mendekati milenial dianggap tepat. Jumlah mereka yang besar akan menjadi rebutan parpol dalam mendulang suara.

"Perindo memberikan ruang yang cukup untuk mereka dan mengartikulasikan kepentingan-kepentingan dan obsesi mereka untuk Indonesia di masa yang akan datang," ucapnya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1475 seconds (0.1#10.140)