Kepala BIN Bicara IKN Nusantara: Indonesia Sentris Panggilan Sejarah

Selasa, 01 Maret 2022 - 12:13 WIB
loading...
Kepala BIN Bicara IKN Nusantara: Indonesia Sentris Panggilan Sejarah
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengatakan, program pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan keputusan besar untuk mengubah paradigma menjadi Indonesia sentris. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Program pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan keputusan besar untuk mengubah paradigma menjadi Indonesia sentris. Selama ini, karena perjalanan sejarah, orientasi pusat pertumbuhan bertumpu di Jawa alias Jawa sentris .

Karena tuntutan sejarah pula, kini wawasan Indonesiasentris diadopsi demi keadilan dan kesejahteraan. Paradigma Indonesia sentris itu adalah sebuah keniscayaan.

“Keputusan memulai proses pemindahan ibu kota negara yang diambil Presiden Jokowi dan disambut baik DPR karena para pemimpin bangsa ini merasakan panggilan sejarah dan berani menjawabnya,” kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (1/3/2022).

Keinginan memindahkan ibu kota negara sudah ada sejak era Bung Karno dan terus diwacanakan. Saat Pemerintahan Jokowi gagasan itu mengkristal dan diputuskan.

Dengan demikian, pemindahan ibu kota bukan keputusan tergesa-gesa, melainkan ujung dari evolusi sebuah gagasan yang diwujudkan sebagai sebuah keputusan. Sebelum diputuskan, gagasan ini pun telah melewati sejumlah kajian dan penelitian, baik dari aspek geografis, sosiokultural, ekonomi, maupun ketahanan dan keamanan.

“Dari segala aspek tersebut, paradigma Indonesia sentris yang diwujudkan dengan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan ini diyakini akan membawa Indonesia menjadi Bangsa yang lebih kuat dan maju,” tambahnya.

Pemindahan Ibu Kota Tak Sekadar Masalah Fisik
Mantan Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Somantri mengemukakan, pemindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara merupakan keputusan yang tepat. Menurutnya, selama ini, kebijakan pembangunan Indonesia terkesan Jawa sentris.

“Hal ini sudah menjadi beban bagi Bangsa ini dalam kurun yang sangat panjang. Keberanian Presiden Jokowi dan para wakil rakyat di DPR untuk menggeser orientasi itu harus kita beri apresiasi,” ujar guru besar Sosiologi Perkotaan dan Perdesaan UI itu.

Menjadi pembicara dalam acara Musyawarah Wilayah Halaqah BEM Pesantren Se-Kalimantan di Balikpapan, Jumat (25/2/2022), Gumilar menjelaskan, beban sejarah Jawa sentris tersebut tidak bisa diartikan semata dari aspek fisik bahwa Jakarta sudah terlalu padat atau terlalu macet. Tapi juga dari aspek sosio-kultural, ekonomi, bahkan hingga ideologi.

“Rajut kebangsaan kita tidak bisa sempurna bila tidak digeser ke orientasi yang ideal, yaitu Indonesia sentris,” ungkapnya.

Acara Musyawarah Wilayah Halaqah BEM Pesantren Se-Kalimantan ini dihadiri ratusan aktivis BEM perguruan tinggi dan pesantren se-Kalimantan di Hotel Binakutai, Balikpapan. Di akhir acara, seluruh peserta sepakat mendeklarasikan dukungan pembangunan ibu kota baru.
(poe)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)