Forum Kajian Budaya dan Agama Ini Duga Kelompok Intoleran di Balik Politisasi Azan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait azan diduga dipolitisasi kelompok tertentu, untuk memperkeruh suasana menjelang perhelatan Pemilu 2024 . Penilaian tersebut disampaikan Direktur Center For Inter Religious Study and Traditions (CFRIST), sebuah forum kajian antarbudaya dan agama, Arif Mirdjaja.
Arif mengaku prihatin atas politisasi pernyataan Menteri Agama terkait dengan pengaturan volume azan di Masjid. Dia menilai dari pernyataan Gus Yaqut tidak terlihat adanya upaya membandingkan antara azan dengan gonggongan anjing.
"Justru Menag mengatakan bahwa gonggongan anjing yang menganggu," katanya, kepada media, Jumat (25/2/2022).
Dia menduga politisasi pernyataan Menteri Yaqut merupakan upaya kelompok tertentu untuk memperkeruh keadaan demi kepentingan politik sesaat. "Serangan terhadap Menag jelas sangat terlihat sebagai upaya bermain di air keruh yang disinyalir berkolerasi dengan kelompok intoleran. Bukan cerita baru bahwa ada partai berkedok nasionalis yang juga pernah membela terduga tindak pidana teroris, pattern-nya sangat jelas terlihat," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat patut waspada terhadap upaya politisasi semacam ini. Terlebih, dugaan politisasi ini mudah tersulut jika tak disikapi secara arif dan bijaksana oleh semua komponen bangsa.
"Ada desain besar yang sedang dijalankan menuju Pemilu 2024. Kita harus hati-hati," ujar Arif mengingatkan.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
Arif mengaku prihatin atas politisasi pernyataan Menteri Agama terkait dengan pengaturan volume azan di Masjid. Dia menilai dari pernyataan Gus Yaqut tidak terlihat adanya upaya membandingkan antara azan dengan gonggongan anjing.
"Justru Menag mengatakan bahwa gonggongan anjing yang menganggu," katanya, kepada media, Jumat (25/2/2022).
Dia menduga politisasi pernyataan Menteri Yaqut merupakan upaya kelompok tertentu untuk memperkeruh keadaan demi kepentingan politik sesaat. "Serangan terhadap Menag jelas sangat terlihat sebagai upaya bermain di air keruh yang disinyalir berkolerasi dengan kelompok intoleran. Bukan cerita baru bahwa ada partai berkedok nasionalis yang juga pernah membela terduga tindak pidana teroris, pattern-nya sangat jelas terlihat," ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat patut waspada terhadap upaya politisasi semacam ini. Terlebih, dugaan politisasi ini mudah tersulut jika tak disikapi secara arif dan bijaksana oleh semua komponen bangsa.
"Ada desain besar yang sedang dijalankan menuju Pemilu 2024. Kita harus hati-hati," ujar Arif mengingatkan.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
(rca)