Waspadai Potensi Hujan Es hingga April Mendatang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi hujan es pada Maret hingga April 2022. Kejadian hujan es sebelumnya telah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya.
"Kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya. Kejadian tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang," tulis BMKG melalui akun Twitter resminya @infoBMKG, Rabu (23/2/2022).
Prakirawan BMKG menjelaskan, hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit. Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektivitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.
"Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," terang BMKG.
Masih menurut BMKG, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.
Kemudian, kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.
Baca juga: Mengapa Hujan Es Terjadi di Indonesia? Ini Penyebabnya
Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih mungkin terjadi hingga Maret-April, BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada terkait dengan potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.
"BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain-lain," kata BMKG.
"Kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya. Kejadian tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang," tulis BMKG melalui akun Twitter resminya @infoBMKG, Rabu (23/2/2022).
Prakirawan BMKG menjelaskan, hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit. Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektivitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.
"Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar," terang BMKG.
Masih menurut BMKG, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.
Kemudian, kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.
Baca juga: Mengapa Hujan Es Terjadi di Indonesia? Ini Penyebabnya
Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih mungkin terjadi hingga Maret-April, BMKG mengimbau masyarakat selalu waspada terkait dengan potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.
"BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain-lain," kata BMKG.
(abd)