Wapres Ungkap Sejumlah Potensi dan Tantangan yang Dihadapi NU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres ) Maruf Amin menyebut, Nahdlatul Ulama (NU) saat ini sudah siap untuk berkontribusi lebih besar di tingkat Global. Ini tercermin dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) NU yang ke-99, bertema Menyongsong 100 Tahun NU Merawat Jagat, Membangun peradaban.
Baca Juga: Wapres
Wapres mengatakan, sesungguhnya NU memiliki potensi yang besar untuk melaksanakan program merawat jagat membangun peradaban karena NU memiliki banyak ulama, baik yang berkaliber nasional maupun internasional.
"NU juga memiliki banyak intelektual, cendekiawan, baik lulusan dalam negeri maupun lulusan luar negeri. NU juga memiliki jaringan profesional dan kelas menengah baik dari pengusaha maupun juga dari profesi yang lain. Juga memiliki jaringan internasional dengan banyaknya PCI-PCI (Pengurus Cabang Istimewa) di berbagai negara," ucapnya.
Hanya saja kata Wapres, tantangan yang dihadapi NU sekarang adalah bagaimana mengoptimalkan potensi yang dimiliki tersebut yakni intelektual, profesional agar bisa dikonversi menjadi kekuatan riil yang terintegrasi juga terkoordinasi.
"Ini yang menjadi tantangannya bagaimana itu mengkonversi potensi untuk menjadi suatu kekuatan," ungkap Wapres.
Selain itu Wapres mengatakan, tantangan NU saat ini adalah bagaimana menjadikan potensi yang dimiliki NU itu menjadi sebagai lokomotif gerakan perbaikan.
"Sebagai lokomotif harakah ishlahiyah di semua aspek. Sehingga dia bukan merupakan kekuatan yang hanya terkumpul tapi tidak memberikan dampak, dinamika terhadap perbaikan-perbaikan," ujarnya.
"Tetapi dia justru bagaimana bisa menjadi kekuatan lokomotif di berbagai sektor. Ini tantangan kita punya banyak potensi tapi dia tidak bisa menjadi penggerak apa-apa," tutupnya.
Baca Juga: Wapres
Wapres mengatakan, sesungguhnya NU memiliki potensi yang besar untuk melaksanakan program merawat jagat membangun peradaban karena NU memiliki banyak ulama, baik yang berkaliber nasional maupun internasional.
"NU juga memiliki banyak intelektual, cendekiawan, baik lulusan dalam negeri maupun lulusan luar negeri. NU juga memiliki jaringan profesional dan kelas menengah baik dari pengusaha maupun juga dari profesi yang lain. Juga memiliki jaringan internasional dengan banyaknya PCI-PCI (Pengurus Cabang Istimewa) di berbagai negara," ucapnya.
Hanya saja kata Wapres, tantangan yang dihadapi NU sekarang adalah bagaimana mengoptimalkan potensi yang dimiliki tersebut yakni intelektual, profesional agar bisa dikonversi menjadi kekuatan riil yang terintegrasi juga terkoordinasi.
"Ini yang menjadi tantangannya bagaimana itu mengkonversi potensi untuk menjadi suatu kekuatan," ungkap Wapres.
Selain itu Wapres mengatakan, tantangan NU saat ini adalah bagaimana menjadikan potensi yang dimiliki NU itu menjadi sebagai lokomotif gerakan perbaikan.
"Sebagai lokomotif harakah ishlahiyah di semua aspek. Sehingga dia bukan merupakan kekuatan yang hanya terkumpul tapi tidak memberikan dampak, dinamika terhadap perbaikan-perbaikan," ujarnya.
"Tetapi dia justru bagaimana bisa menjadi kekuatan lokomotif di berbagai sektor. Ini tantangan kita punya banyak potensi tapi dia tidak bisa menjadi penggerak apa-apa," tutupnya.
(maf)