Relawan Capres 2024 Bermunculan, Tanda Pertarungan Telah Dimulai?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena relawan selalu muncul setiap menjelang perhelatan politik pemilihan umum. Mereka adalah para pendukung calon yang multifungsi. Tidak hanya memposisikan diri sebagai ujung tombak sosialisasi popularitas dan gagasan calon, relawan bahkan kerap berada di garda paling depan untuk menangkal berbagai serangan terhadap calon yang digadang-gadang.
Fenomena relawan bahkan sudah muncul sejak pertama kali pemilihan presiden langsung. Hal ini terus berlangsung dan mencapai puncaknya pada Pilkada DKI 2017 serta Pilpres 2019. Umumnya gerakan relawan dikoordinasikan atau diinisiasi individu, tetapi ada pula yang sengaja dibentuk sebagai sayap partai politik untuk memperlebar jangkauan pemilih.
Deklarasi relawan Ganjar Pranowo. Foto/dok.SINDOnews
Dua tahun menjelang Pemilu 2024 yang di dalamnya termasuk memilih presiden, sejumlah relawan pendukung calon presiden pun bermunculan. Di belakang nama Ganjar Pranowo ada Gerakan Barisan Ganjar Terdepan (Brigade), Ganjarist, Dulur Ganjar Pranowo, Seknas Ganjar Indonesia, dan Ganjar Pranowo Center, Sahabat Ganjar dan masih ada lainnya.
Begitu juga pendukug Anies Baswedan membentuk Teman Anies, Jawara Banten, Beraksi, juga ada kelompok relawan lain. Pendukung Ridwan Kamil pun tak ketinggalan mendeklarasikan Relawan Kebangsaan 24 dan Relawan Jaringan Warga Nusantara (Jawara). Kemungkinan masih akan muncul lagi kelompok-kelompok relawan pendukung para calon tersebut hingga beberapa waktu ke depan.
Sejauh mana peran signifikan kelompok relawan untuk mengenjot elektabilitas calon dan memenangkan pertarungan? Memang belum ada data yang cukup akurat. Tetapi keberadaan mereka dianggap sebelah mata sebagian kalangan parpol.
Relawan tak lebih seperti pemandu sorak dalam pemilu. Lincah mencuri perhatian tetapi sama sekali tidak punya kekuatan untuk meloloskan idola mereka sebagai kandidat capres. Sebab, undang-undang jelas menyebutkan capres diiusung parpol atau koalisi parpol, bukan kelompok relawan.
Deklarasi relawa Ridwa Kamil. Foto/dok.SINDOnews
Benarkah anggapan itu? Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira melihat fenomena munculnya relawan capres saat ini sebagai hal yang biasa dan wajar.
"Biasa saja, ini bagian dari dinamika ekspresi hak politik masyarakat. Cumakan relawan ini juga tentu perlu dicermati lebih jernih, sehingga kita bisa membedakan mana relawan yang memang relawan yang merupakan gerakan politik massa. Dan mana relawan mobilisasi proyek politik," ujar Anggota Komisi X DPR itu dihubungi Rabu (16/2/2022).
Dia bahkan mengatakan relawan sudah hadir sejak sebelum era reformasi bergulir di 1998. Keberadaan relawan atau gerakan masyarakat kata Andreas Hugo amat penting dalam mengawal sistem pemerintahan sebuah bangsa.
"Fakta, misalnya, relawan pro Megawati pada akhir 1990-an atau relawan Jokowi pada pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014 adalah relawan gerakan politik massa yang muncul dari kesadaran individu maupun kolektif yang menghendaki adanya perubahan sistem atau perubahan kepemimpinan melalui dukungan terhadap figur tertentu," jelas Andreas.
Selain relawan murni, Andreas menyebut adanya relawan proyek politik, yaitu relawan yang bergerak karena meliihat ada perhelatan politik besar dan bergerak karena dimobilisasi. Kedua tipe itu selalu ada dalam fenomena kemunculan relawan.
”Dalam setiap gerakan yang massa ada mereka yang bergerak karena kesadaran dan menaruh harapan politiknya pada figur. Tetapi ada juga gerakan yang muncul karena kepentingan figur dengan menggunakan instrumen organisasi dan/ atau ekonomi untuk menggerakkan massa," tutur Andreas.
Sementara politikus Partai Gerindra Rani Mauliani menganggap kehadiran relawan untuk meningkatan popularitas dan elektabilitas sebagai sesuatu yang sah dalam politik. Dia pun mengakui, sejumlah parpol memang menggunakan relawan tetapi tidak untuk Gerindra.
"Yang pasti kalau dari partai semua sudah ada mekanisme dan aturan yang berlaku. Terlebih lagi di kami Gerindra itu patuh satu komando, jadi kalau DPP belum buka suara kami pun menunggu dengan tertib akan hal tersebut," kata anggota DPRD DKI Jakarta itu, saat dihubungi.
Hingga saat ini, Gerindra fokus dan solid tetap mendukung ketua ummumnya, Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Fenomena relawan bahkan sudah muncul sejak pertama kali pemilihan presiden langsung. Hal ini terus berlangsung dan mencapai puncaknya pada Pilkada DKI 2017 serta Pilpres 2019. Umumnya gerakan relawan dikoordinasikan atau diinisiasi individu, tetapi ada pula yang sengaja dibentuk sebagai sayap partai politik untuk memperlebar jangkauan pemilih.
Deklarasi relawan Ganjar Pranowo. Foto/dok.SINDOnews
Dua tahun menjelang Pemilu 2024 yang di dalamnya termasuk memilih presiden, sejumlah relawan pendukung calon presiden pun bermunculan. Di belakang nama Ganjar Pranowo ada Gerakan Barisan Ganjar Terdepan (Brigade), Ganjarist, Dulur Ganjar Pranowo, Seknas Ganjar Indonesia, dan Ganjar Pranowo Center, Sahabat Ganjar dan masih ada lainnya.
Begitu juga pendukug Anies Baswedan membentuk Teman Anies, Jawara Banten, Beraksi, juga ada kelompok relawan lain. Pendukung Ridwan Kamil pun tak ketinggalan mendeklarasikan Relawan Kebangsaan 24 dan Relawan Jaringan Warga Nusantara (Jawara). Kemungkinan masih akan muncul lagi kelompok-kelompok relawan pendukung para calon tersebut hingga beberapa waktu ke depan.
Sejauh mana peran signifikan kelompok relawan untuk mengenjot elektabilitas calon dan memenangkan pertarungan? Memang belum ada data yang cukup akurat. Tetapi keberadaan mereka dianggap sebelah mata sebagian kalangan parpol.
Relawan tak lebih seperti pemandu sorak dalam pemilu. Lincah mencuri perhatian tetapi sama sekali tidak punya kekuatan untuk meloloskan idola mereka sebagai kandidat capres. Sebab, undang-undang jelas menyebutkan capres diiusung parpol atau koalisi parpol, bukan kelompok relawan.
Deklarasi relawa Ridwa Kamil. Foto/dok.SINDOnews
Benarkah anggapan itu? Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira melihat fenomena munculnya relawan capres saat ini sebagai hal yang biasa dan wajar.
"Biasa saja, ini bagian dari dinamika ekspresi hak politik masyarakat. Cumakan relawan ini juga tentu perlu dicermati lebih jernih, sehingga kita bisa membedakan mana relawan yang memang relawan yang merupakan gerakan politik massa. Dan mana relawan mobilisasi proyek politik," ujar Anggota Komisi X DPR itu dihubungi Rabu (16/2/2022).
Dia bahkan mengatakan relawan sudah hadir sejak sebelum era reformasi bergulir di 1998. Keberadaan relawan atau gerakan masyarakat kata Andreas Hugo amat penting dalam mengawal sistem pemerintahan sebuah bangsa.
"Fakta, misalnya, relawan pro Megawati pada akhir 1990-an atau relawan Jokowi pada pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014 adalah relawan gerakan politik massa yang muncul dari kesadaran individu maupun kolektif yang menghendaki adanya perubahan sistem atau perubahan kepemimpinan melalui dukungan terhadap figur tertentu," jelas Andreas.
Selain relawan murni, Andreas menyebut adanya relawan proyek politik, yaitu relawan yang bergerak karena meliihat ada perhelatan politik besar dan bergerak karena dimobilisasi. Kedua tipe itu selalu ada dalam fenomena kemunculan relawan.
”Dalam setiap gerakan yang massa ada mereka yang bergerak karena kesadaran dan menaruh harapan politiknya pada figur. Tetapi ada juga gerakan yang muncul karena kepentingan figur dengan menggunakan instrumen organisasi dan/ atau ekonomi untuk menggerakkan massa," tutur Andreas.
Sementara politikus Partai Gerindra Rani Mauliani menganggap kehadiran relawan untuk meningkatan popularitas dan elektabilitas sebagai sesuatu yang sah dalam politik. Dia pun mengakui, sejumlah parpol memang menggunakan relawan tetapi tidak untuk Gerindra.
"Yang pasti kalau dari partai semua sudah ada mekanisme dan aturan yang berlaku. Terlebih lagi di kami Gerindra itu patuh satu komando, jadi kalau DPP belum buka suara kami pun menunggu dengan tertib akan hal tersebut," kata anggota DPRD DKI Jakarta itu, saat dihubungi.
Hingga saat ini, Gerindra fokus dan solid tetap mendukung ketua ummumnya, Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(muh)