Muncul Klaster Baru Setelah Relaksasi Corona, RI Harus Belajar dari Korsel

Sabtu, 13 Juni 2020 - 18:43 WIB
loading...
Muncul Klaster Baru...
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi menyatakan, pihak pemerintah Korea Selatan telah merelaksasi kampanye social distancing. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi menyatakan, pemerintah Korsel telah merelaksasi kampanye social distancing, dengan membuka kembali tempat-tempat ibadah, sekolah, dan sejumlah perkantoran yang sudah berjalan seperti biasa di tengah pandemi Corona (Covid-19).

(Baca juga: 658 WNI di Luar Negeri Sembuh Corona, 1.037 Positif dan 316 Orang Dirawat)

"Memang sejak relaksasi tanggal 6 mei itu kemudian ternyata muncul klaster-klaster penyebaran (Covid-19) baru," kata Umar dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM bertajuk 'New Normal Lintas Negara' secara virtual, Sabtu (13/6/2020).

(Baca juga: Gelar Pilkada di Tengah Pandemi, 218 Daerah Perlu Perhatian Ekstra)

Dia menuturkan, sebelum tanggal 6 Mei itu pertambahan kasusnya tinggal satu digit di bawah 10 kasus. Bahkan, kadang-kadang satu hari tidak ada kasus sama sekali. Namun, ternyata setelah direlaksasi muncul klaster-klaster baru, terutama di kota Seoul, Kota Inchon, dan Provinsi Gionbi di sekeliling Seoul.

(Baca juga: Fraksi PPP Dukung Maklumat MUI Tentang RUU HIP)

Setelah itu kata Umar, kasus semakin bertambah lagi di mana sehari bisa 50 sampai 90 kasus. Alhasil, pada 29 lalu pemerintah setempat melakukan pengetatan dan pembatasan kembali.

"Jadi kembali seperti tempat-tempat ibadah disarankan tidak melakukan kegiatan, tempat museum-mesum ditutup lagi. Jadi memang ada risikonya dari relaksasi social distancing itu," ujarnya.

Namun demikian, Umar melihat tim kesehatan di Korsel cukup siap dalam menangani kasus baru akibat penerapan relaksasi. Antara lain, dalam melakukan isolasi terhadap penderita, tes rapid dan tracking terhadap orang yang diduga berinteraksi dengan orang yang memiliki gejala, sehingga masyarakat di sana merasa tidak khawatir.

Dia menambahkan, saat ini Korsel telah menerapkan new normal. Untuk itu, misalnya naik angkutan umum wajib memakai masker, jika penumpang melanggar maka pakai si sopir bus bisa menolak.

Kemudian, sekolah-sekolah yang sudah berjalan sehari-hari sangat detail pengaturannya, dan juga tempat ibadah kalaupun melakukan kegiatan ibadah sangat ketat sekali aturan protokol kesehatannya.

"Tapi perlu saya garis bawahi memang tempat yang paling rawan terjadi kluster (baru) itu dari pengalaman di Korea sejak tanggal 6 Mei, yang pertama itu adalah tempat hiburan, terutama tempat hiburan malam itu rawan sekali. Jadi ada satu klaster di Seoul memang itu dari satu tempat hiburan malam," ungkapnya.

"Yang kedua memang tempat ibadah. Ini ironis, jadi beberapa gereja di sekitar Seoul itu sekarang menjadi tempat penyebaran baru. Yang ketiga baru sekolah, sarana-sarana pendidikan seperti tempat kursus. Keempat itu sarana olahraga, gym (fitness center). Baru berikutnya perkantoran dan toko-toko dan mal," imbuhnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1652 seconds (0.1#10.140)