Negara-negara Pengguna Rafale, Jet Tempur Prancis yang Diborong Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) memutuskan mengakuisisi 42 pesawat tempur multi peran Dassault Rafale, Prancis. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kontrak pembelian tahap pertama sebanyak 6 pesawat.
Akuisisi enam pesawat itu terjadi setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menhan Prancis Florence Farly melakukan pembicaraan panjang sejak 2019. Selanjutnya, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsda Yusuf Jauhari bersama dengan perwakilan Dassault Aviation melakukan kontrak pengadaan pesawat tersebut di Kantor Kemhan Jakarta, Kamis, 10 Febaruari 2022.
Selain mengakuisisi jet tempur Rafale, penandatangan kontrak enam unit tersebut juga sepaket dengan adanya dukungan latihan persenjataan dari Prancis. Termasuk simulasi dan transfer teknologi. Kesepakatan itu menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di kawasan Indo-Pasifik setelah India yang mengandalkan jet tempur produksi Dassault Aviation.
Berdasarkan data yang dirilis dari website Dassault Aviation dan sumber lainnya yang dihimpun, beberapa negara ang sudah menggunakan pesawat tempur Rafale, buatan Prancis untuk memperkuat angkatan bersenjatanya, antara lain.
1. Kroasia
Kroasia membeli 12 unit pesawat tempur Dassault Rafale untuk memperkuat angkatan udaranya. Dari jumlah tersebut, delapan unit akan diterima pada 2024 sedangkan empat unit sisanya pada 2025.
2. Mesir
Negara Mesir membeli 54 jet tempur Rafale. Sebanyak 24 pesawat tempur telah digunakan negara tersebut sejak 2018.
3. Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab menandatangani kesepakatan pembelian 80 jet tempur Rafale pada Desember 2020. Adapun nilai pembelian sekitar Rp220 triliun. Pesawat tersebut baru akan dikirim pada 2027 mendatang.
4. India
India juga menjadi salah satu negara di Indo Pasifik yang membeli jet tempur Rafale. Pada 2016, India memesan 36 unit jet tempur Rafale. Terdiri dari 28 kursi tunggal dan delapan kursi ganda.
5. Yunani
Yunani juga salah satu negara yang memesan 24 jet tempur Rafale. Selain memesan pesawat tempur, mereka juga membeli empat kapal fregat dari Prancis.
6. Qatar
Qatar memesan 24 jet tempur Dassault Rafale pada 2015 dan memesan 12 lagi pada 2018. Pada Februari 2020, Qatar telah menerima 25 unit pesawat.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, langkah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membeli 42 pesawat tempur canggih Rafale dari Prancis dan 36 jet tempur F-15 dari Amerika Serikat merupakan strategi yang tepat dan sesuai konstitusi.
”Pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemhan RI melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI. Fungsi ini merupakan amanah UUD NRI 1945 yang menyatakan tujuan nasional pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta tujuan nasional keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia,” katanya, Minggu (13/2/2022).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti Prancis dan Amerika Serikat merupakan strategi jitu untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global. Selain itu, pembelian alutsista termasuk pesawat tempur dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi.
”Tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Prancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing,” ujarnya.
Senada, pengamat Militer Insitute for Security and Strategic Studies, Khairul Fahmi menilai keputusan Prabowo dalam upaya penguatan alutsista Indonesia sudah tepat. Terutama saat Indonesia memborong 42 pesawat tempur Dassault Rafale dan 2 kapal selam Scorpene. "Pembelian Rafale dan Scorpene ini saya kira tepat. Bukan saja karena kita menghadapi tantangan di utara dan selatan sekaligus tapi lebih pada pertimbangan bahwa dengan keterbatasan anggaran," kata Fahmi
Akuisisi enam pesawat itu terjadi setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menhan Prancis Florence Farly melakukan pembicaraan panjang sejak 2019. Selanjutnya, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsda Yusuf Jauhari bersama dengan perwakilan Dassault Aviation melakukan kontrak pengadaan pesawat tersebut di Kantor Kemhan Jakarta, Kamis, 10 Febaruari 2022.
Selain mengakuisisi jet tempur Rafale, penandatangan kontrak enam unit tersebut juga sepaket dengan adanya dukungan latihan persenjataan dari Prancis. Termasuk simulasi dan transfer teknologi. Kesepakatan itu menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di kawasan Indo-Pasifik setelah India yang mengandalkan jet tempur produksi Dassault Aviation.
Berdasarkan data yang dirilis dari website Dassault Aviation dan sumber lainnya yang dihimpun, beberapa negara ang sudah menggunakan pesawat tempur Rafale, buatan Prancis untuk memperkuat angkatan bersenjatanya, antara lain.
1. Kroasia
Kroasia membeli 12 unit pesawat tempur Dassault Rafale untuk memperkuat angkatan udaranya. Dari jumlah tersebut, delapan unit akan diterima pada 2024 sedangkan empat unit sisanya pada 2025.
2. Mesir
Negara Mesir membeli 54 jet tempur Rafale. Sebanyak 24 pesawat tempur telah digunakan negara tersebut sejak 2018.
3. Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab menandatangani kesepakatan pembelian 80 jet tempur Rafale pada Desember 2020. Adapun nilai pembelian sekitar Rp220 triliun. Pesawat tersebut baru akan dikirim pada 2027 mendatang.
4. India
India juga menjadi salah satu negara di Indo Pasifik yang membeli jet tempur Rafale. Pada 2016, India memesan 36 unit jet tempur Rafale. Terdiri dari 28 kursi tunggal dan delapan kursi ganda.
5. Yunani
Yunani juga salah satu negara yang memesan 24 jet tempur Rafale. Selain memesan pesawat tempur, mereka juga membeli empat kapal fregat dari Prancis.
6. Qatar
Qatar memesan 24 jet tempur Dassault Rafale pada 2015 dan memesan 12 lagi pada 2018. Pada Februari 2020, Qatar telah menerima 25 unit pesawat.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, langkah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membeli 42 pesawat tempur canggih Rafale dari Prancis dan 36 jet tempur F-15 dari Amerika Serikat merupakan strategi yang tepat dan sesuai konstitusi.
”Pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemhan RI melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI. Fungsi ini merupakan amanah UUD NRI 1945 yang menyatakan tujuan nasional pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta tujuan nasional keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia,” katanya, Minggu (13/2/2022).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti Prancis dan Amerika Serikat merupakan strategi jitu untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global. Selain itu, pembelian alutsista termasuk pesawat tempur dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi.
”Tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Prancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing,” ujarnya.
Senada, pengamat Militer Insitute for Security and Strategic Studies, Khairul Fahmi menilai keputusan Prabowo dalam upaya penguatan alutsista Indonesia sudah tepat. Terutama saat Indonesia memborong 42 pesawat tempur Dassault Rafale dan 2 kapal selam Scorpene. "Pembelian Rafale dan Scorpene ini saya kira tepat. Bukan saja karena kita menghadapi tantangan di utara dan selatan sekaligus tapi lebih pada pertimbangan bahwa dengan keterbatasan anggaran," kata Fahmi
(cip)