Jelang Pemilu 2024, PPATK Bentuk Tim Khusus Lacak Aliran Dana Sumbangan Parpol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang Pemilu 2024 , Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) akan membentuk tim khusus untuk mengawasi aliran dana sumbangan kepada partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, pihaknya sering menemukan adanya sumbangan baik dari perorangan maupun korporasi yang telah melewati aturan kepada partai politik yang ikut dalam pemilu sebelumnya. Padahal, Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2013 tentang dana kampanye, mengatur dana sumbangan dari perorangan kepada partai politik maksimal Rp1 miliar, sementara sumbangan dari kelompok atau korporasi maksimal Rp7,5 miliar.
"Kan sumbangan baik dari perorangan atau dari korporasi itu ada batas maksimalnya. Jadi tidak boleh melebihi batas, nanti akan kita laporkan ke KPU atau Bawaslu," kata Ivan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022).
Menurut Ivan, dana sumbangan tersebut juga akan ditelusuri legalitasnya. Jika dana sumbangan baik dari perorangan maupun korporasi itu berasal dari dana ilegal, maka PPATK juga akan melaporkan hal tersebut kepada penyelenggara pemilu. "Kita juga cek nanti bagaimana legalitas uang itu, apakah legal atau ilegal," sambungnya.
Oleh karena itu, Ivan menegaskan, PPATK sudah menyiapkan tim khusus PPATK yang bertugas menelusuri aliran uang yang masuk ke partai politik tersebut. "Kami akan siapkan tim khusus untuk cek aliran uang itu," tandas Ivan.
Lihat Juga: PPP Jakarta Sayangkan Orang Kepercayaan Mardiono Salahkan Rommy karena Partai Tak Lolos ke DPR
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, pihaknya sering menemukan adanya sumbangan baik dari perorangan maupun korporasi yang telah melewati aturan kepada partai politik yang ikut dalam pemilu sebelumnya. Padahal, Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2013 tentang dana kampanye, mengatur dana sumbangan dari perorangan kepada partai politik maksimal Rp1 miliar, sementara sumbangan dari kelompok atau korporasi maksimal Rp7,5 miliar.
"Kan sumbangan baik dari perorangan atau dari korporasi itu ada batas maksimalnya. Jadi tidak boleh melebihi batas, nanti akan kita laporkan ke KPU atau Bawaslu," kata Ivan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022).
Menurut Ivan, dana sumbangan tersebut juga akan ditelusuri legalitasnya. Jika dana sumbangan baik dari perorangan maupun korporasi itu berasal dari dana ilegal, maka PPATK juga akan melaporkan hal tersebut kepada penyelenggara pemilu. "Kita juga cek nanti bagaimana legalitas uang itu, apakah legal atau ilegal," sambungnya.
Oleh karena itu, Ivan menegaskan, PPATK sudah menyiapkan tim khusus PPATK yang bertugas menelusuri aliran uang yang masuk ke partai politik tersebut. "Kami akan siapkan tim khusus untuk cek aliran uang itu," tandas Ivan.
Lihat Juga: PPP Jakarta Sayangkan Orang Kepercayaan Mardiono Salahkan Rommy karena Partai Tak Lolos ke DPR
(cip)