Jajaran Kabinet Jokowi Diminta Punya Terobosan dalam Tangani Corona

Kamis, 11 Juni 2020 - 22:46 WIB
loading...
Jajaran Kabinet Jokowi Diminta Punya Terobosan dalam Tangani Corona
Anggota DPR Marwan Jafar. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus virus Corona atau Covid-19 di Indonesia kian mengkhawatirkan. Pasalnya, akumulasi dari 10 hingga 11 Juni 2020 pukul 12.00 WIB mengalami penambahan sebanyak 979 pasien positif. Sehingga jumlah positif Corona saat ini sebanyak 35.295 orang, sembuh 12.129 orang dan 2.000 meninggal dunia.

(Baca juga: 1.027 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, Sembuh 626 Orang)

Anggota DPR Marwan Jafar mengatakan, seyogianya kementerian, lembaga dan tim gugus tugas Covid-19 mempunyai terobosan-terobosan yang mampu menangani virus tersebut. Padahal, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengintruksikan pengetesan Covid-19 sebanyak 20.000 tes per hari dengan metode polymerase chain reaction (PCR) hal itu agar kasus semakin terbuka.

"Pembantu-pembantunya masih biasa-biasa saja, belum ada terobosan yang efektif dan belum ada gagasan yang mujarab," kata Marwan kepada SINDOnews, Kamis (11/6/2020).

(Baca juga: Era New Normal, Bappenas Kombinasikan Kerja dari Rumah dan Kantor)

Seharusnya kata dia, sebagai pembantu presiden, kementerian, lembaga dan tim gugus tugas Covid-19 peka terhadap instruksi orang nomor satu di negeri ini dalam menangani virus Corona. Presiden Jokowi mengintruksikan tes Corona dilakukan sebanyak 20.000 per hari untuk membuka peta penyebaran virus itu di daerah-daerah mana saja.

"Tapi penting harus dilakukan untuk mengukur akurasi dan presisi data, termasuk penentuan zona merah, kuning dan hijau secara lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan asumsi dan estimasi," ucapnya.

Dia juga berharap, para pembantu presiden itu untuk memberikan laporan yang benar. "Valid dan dapat dipertanggubgjawabkan. Bukan laporan yang meragukan dan diragukan banyak pihak. Baik dalam maupun luar negeri," ujarnya.

Dia menilai, selama ini, para pembantu presiden itu masih minim terobosan guna menangani virus yang membuat banyak pekerja di PHK ini. "Pembantu-pembantunya nya minim terobosan, akselerasi, belum ada terobosan yang spektakuler, menerjemahkan aturan-aturan saja beda-beda dan simpang siur. Bagaimana rakyatnya? Harus bersinergi ," kata mantan Menteri PDTT ini.

"Soal data, jangan terpaku pada pengumuman tim gugus tugas. Tapi otoritas intelijen harus punya second opinion, termasuk kalangan masyarakat sipil , insan pers, peneliti-peneliti, kampus-kampus dan lain-lain,” sambungnya.

Selain itu masih kata Marwan, juga menyinggung terpilihnya Dokter Reisa Broto Asmoro menjadi Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Kata dia, tim komunikasi termasuk Jubir Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, ini harus paham pandemi Covid-19 serta mampu memberikan edukasi terhadap masyarakat dalam menangkal penyebaran virus Corona di Indonesia.

"Butuh jubir-jubir yang handal. Pembantu-pembantu yang mumpuni, cepat dan tangkas dan punya komitmen," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Menurut dia, tim gugus tugas Covid-19 harus bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. "Karena tugas gugus tugas bukan hanya ngumumin data-data sama jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, paka masker, yang sifatnya normatif," terangnya.

"Tapi harus mampu mencerahkan masyarakat dan mampu menjelaskan dan menerjemakan berbagai macam peraturan yang terkait penanganan Covid-19. Dan yang tidak kalah penting misalnya penangan pasar tradisional, bandara, mal, perhotelan, restaurant, tempat-tempat pariwisata, pabrik-pabrik, dan lain-lain," tambahnya.

Dia khawatir, kalau virus ini tidak ditangani dengan cepat aka nada gelombang selanjutnya yang lebih mengkhawatirkan. "Kita harus waspada jika terjadi gelombang kedua, dan harus mengantisipasi sejak sekarang. Indonesia saat ini blm mencapai puncaknya," kata Marwan.

Meski demikian dia merasa yakin, jika Indonesia akan mampu menghadapi virus asal Wuhan, China ini. "Tapi sebagai bangsa, kita harus optimistis bisa mengatasinya dan Indonesia siap lepas landas menuju negara yang bersandar pada sains dan teknologi modern dan masyararkat yang hebat dan mampu bergaul di tengah komunitas global dengan perubahan tata dunia yang dinamis dan berkeadaban," tuturnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2680 seconds (0.1#10.140)