Senandung Salawat dan Yatiman di Jantung Nahdliyin

Selasa, 25 Januari 2022 - 17:14 WIB
loading...
A A A
Nasib Khofifah menjadi menteri juga tidak bertahan lama, hanya dua tahun, seiring jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid untuk periode 1999-2001. Presiden baru Megawati tidak memasukkan Khofifah sebagai menterinya dalam Kabinet Gotong Royong periode 2001-2004.

Berhenti jadi menteri, tidak membuat dirinya kecil hati. Dia semakin aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia aktif di organissi Muslimat, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Dia memimpin Muslimat periode 2000-2005.

Kiprahnya di kemasyarakatan makin terasa dirasakan masyarakat. Masyarakat Jawa Timur mendorong Khofifah ikut Pemilihan Gubernur (Jawa Timur 2013. Khofifah ikut bertarung, tapi belum berhasil. Pada Pilpres 2014, Khofifah diminta menjadi salah satu juru bicara politik pasangan Jokowi-JK.

Hasilnya berbuah manis. Jokowi menang, dan meminta Khofifah untuk menjadi Menteri Sosial pada kabinet Kerja 2014-2019. Kini sebagai Gubernur Jawa Timur, kantong suara kaum Nahdliyin, Khofifah tentu mulai dilirik banyak partai. Tapi perempuan berpenampilan sederhana ini menjawab ringan. "Wis tha, Aku ngurusin Jawa Timur sik. Ini amanah yang harus dituntaskan dengan baik," ujarnya.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)