Jenazah Positif Corona Masih Bisa Menularkan Virus

Kamis, 11 Juni 2020 - 14:10 WIB
loading...
Jenazah Positif Corona...
Pemerintah daerah (pemda) dan aparat keamanan diminta turun dan memberikan sosialisasi yang masif tentang bahaya penularan Covid-19 atau virus Corona. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Fenomena pengambilan jenazah dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) terjadi di beberapa daerah. Pemerintah daerah (pemda) dan aparat keamanan diminta turun dan memberikan sosialisasi yang masif tentang bahaya penularan Covid-19 atau virus Corona.

(Baca juga: Bertambah 1.241, Kasus Positif Corona di Indonesia Menjadi 34.316)

Kepala Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, peristiwa pengambilan paksa jenazah PDP Covid-19 menunjukan ada sebagian masyarakat yang masih menyangkal dan tidak percaya Corona.

(Baca juga: Era New Normal, Bappenas Kombinasikan Kerja dari Rumah dan Kantor)

"Ini berarti informasi sebetulnya mungkin sudah sampai tapi belum dipahami. Sudah dipahami tapi belum mengubah perilaku. Ini human behavior. Perilaku masyarakat berbeda-beda, misal Manado, Makassar, dan Jakarta. Dari RT ke RW beda, dunia berbeda," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Kamis (11/6/2020).

Zubairi menerangkan salah satu kesulitan penanggulangan Covid-19 ini adalah masalah perilaku masyarakat. Perilaku ini kadang mempengaruhi satu tempat dengan yang lain. Dalam sepekan terakhir, masyarakat mengambil paksa jenazah di empat rumah sakit (RS) di Makassar, yakni Dadi, Labuang Baji, Bhayangkara, dan Stella Maris.

Di Manado dan Bekasi terjadi hal serupa di RS Pancaran Kasih dan Mekar Sari. Belakangan setelah hasil swab keluar, jenazah di Manado dinyatakan positif Covid-19. Untuk kasus di Bekasi, dinyatakan negatif. Sementara itu, ada lima orang yang ikut mengambil paksa jenazah di Makassar itu positif Covid-19.

Zubairi mengungkapkan pembukaan paksa peti dan plastik jenazah pernah terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Setelahnya, ada 15 orang dinyatakan positif Covid-19. “Itu muncul klaster baru,” ucapnya.

Dia menduga masyarakat percaya jenazah pasien Covid-19 itu sudah tidak ada virusnya. Padahal, katanya, virus Sars Cov-II tidak semudah itu mati. “Masih bisa beberapa hari ada di sana dan tetap menular,” terangnya.

PB IDI mendorong pemerintah agar melibatkan tokoh agama dan masyarakat dalam setiap pengumuman data terbaru tentang jumlah kasus positif Covid. Masyarakat, menurutnya, lebih percaya pada tokoh-tokoh itu. Hal ini untuk mencegah tindakan pengambilan paksa jenazah PDP atau positif Covid-19 lagi.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1154 seconds (0.1#10.140)