Elektabilitas Airlangga Diyakini Terus Naik, Golkar: Jangan Terlalu Percaya Hasil Survei
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak survei elektabilitas calon presiden untuk Pilpres 2024 sejatinya telah membuat publik semakin kebingungan dan tidak mendidik. Pasalnya, tak jarang hasil survei di Indonesia tersebut digunakan untuk memanipulasi pihak-pihak tertentu.
"Jangan terlalu cepat percaya dan mudah ambil kesimpulan terhadap suatu hasil lembaga survei, karena itu bisa misleading," kata Azis Samual, Rabu (19/1/2022).
Hal ini ia katakan menanggapi pernyataan yang mengatakan elektabilitas Airlangga Hartarto rendah, mengacu pada hasil salah satu lembaga survei di Jakarta.
"Saya kira terlalu dini bila kita belum apa-apa langsung menarik kesimpulan tentang segala sesuatu, terlebih bila yang dijadikan dasar kesimpulan itu adalah hasil suatu lembaga survei," lanjut Azis.
Namun Azis memahami, tak semua lembaga survei itu membuat hasil yang tidak benar, berdasarkan pesanan pihak tertentu.
"Saya tahu ada beberapa lembaga survei yang independen yang bekerja tanpa agenda politik dan bebas dari subjektivitas sehingga hasilnya obyektif, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan," ungkapnya.
"Sementara, di sisi lain, banyak sekali lembaga survei yang tidak independen, yang menjadi bagian dari agenda kepentingan politik tertentu dan tentu mereka bakal tidak netral, sehingga datanya tidak dapat dipertanggungjawabkan," tambahnya.
Azis menjelaskan, jika mendekati tahun politik, khususnya mendekati Pilpres 2024, publik akan banyak menjumpai lembaga survei yang meluncurkan hasil survei yang beragam tergantung dari latar belakang masing-masing, atas pesanan siapa, untuk kepentingan siapa dan seterusnya.
"Jangan terlalu cepat percaya dan mudah ambil kesimpulan terhadap suatu hasil lembaga survei, karena itu bisa misleading," kata Azis Samual, Rabu (19/1/2022).
Hal ini ia katakan menanggapi pernyataan yang mengatakan elektabilitas Airlangga Hartarto rendah, mengacu pada hasil salah satu lembaga survei di Jakarta.
"Saya kira terlalu dini bila kita belum apa-apa langsung menarik kesimpulan tentang segala sesuatu, terlebih bila yang dijadikan dasar kesimpulan itu adalah hasil suatu lembaga survei," lanjut Azis.
Namun Azis memahami, tak semua lembaga survei itu membuat hasil yang tidak benar, berdasarkan pesanan pihak tertentu.
"Saya tahu ada beberapa lembaga survei yang independen yang bekerja tanpa agenda politik dan bebas dari subjektivitas sehingga hasilnya obyektif, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan," ungkapnya.
"Sementara, di sisi lain, banyak sekali lembaga survei yang tidak independen, yang menjadi bagian dari agenda kepentingan politik tertentu dan tentu mereka bakal tidak netral, sehingga datanya tidak dapat dipertanggungjawabkan," tambahnya.
Azis menjelaskan, jika mendekati tahun politik, khususnya mendekati Pilpres 2024, publik akan banyak menjumpai lembaga survei yang meluncurkan hasil survei yang beragam tergantung dari latar belakang masing-masing, atas pesanan siapa, untuk kepentingan siapa dan seterusnya.